Dukungan dan Simpati kepada Ibu Hamil Korban Penembakan Peluru Nyasar di Ciracas Terus Mengalir
Simpati terhadap Anah (41), ibu hamil warga Ciracas, Jakarta Timur korban penembakan pada Rabu (24/3/2021) terus mengalir.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Simpati terhadap Anah (41), ibu hamil warga RT 09/RW 09, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur korban penembakan pada Rabu (24/3/2021) terus mengalir.
Pada Kamis (1/4/2021) sejumlah anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Ciracas menjenguk Anah yang kini menjalani rawat jalan di rumah.
Camat Ciracas Mamad mengatakan kedatangannya bersama sejumlah anggota TP-PKK sebagai bentuk simpatik atas petaka yang menimpa Anah sewaktu bertugas sebagai kader jumantik.
“Ini adalah salah satu bentuk perhatian kami, menjenguk ibu Anah sekaligus memberikan dukungan moril dan bantuan materil,” kata Mamad saat dikonfirmasi di Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (3/4/2021).
Baca juga: Ibu Hamil Kader Jumantik Korban Kedua Teror Penembakan di Ciracas, Benarkan Karena Peluru Nyasar ?
Dari kedatangan tersebut Mamad bersama anggota TP-PKK mengetahui bahwa Anah yang mengalami luka tembak di bagian paha kanan masih harus menjalani kontrol rutin di RS Polri Kramat Jati.
Meski proyektil peluru sudah diangkat tim dokter RS Polri Kramat Jati lewat operasi pada Jumat (26/3/2021), Anah yang sudah 5 tahun menjadi kader Jumantik kini belum dapat beraktivitas normal.
"Sekarang yang bersangkutan masih harus melakukan kontrol rutin ke RS Polri Kramat Jati. Nanti rencananya juga akan ada petugas dari Puskesmas yang mengecek lukanya pasca operasi," ujarnya.
Perihal musibah yang menimpa Anah saat melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Mamad berharap jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur lekas mengungkap kasus.
Pasalnya hingga kini baik jenis senjata api hingga identitas pelaku penembakan belum diketahui pasti, sementara warga dirundung ketakutan beraktivitas di luar rumah khawatir jadi korban penembakan.
"Kami juga memberikan himbauan kepada seluruh warga Ciracas agar selalu waspada. Karena kita sebagai manusia hanya bisa waspada musibah bisa datang dari mana saja. Kami harapkan tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari,” tuturnya.
Sebagai informasi, Anah jadi korban penembakan saat hendak bertugas mengontrol jentik nyamuk di satu klaster perumahan warga bersama dua kader Jumantik warga RT 09/RW 09.
Ketika membuka pintu pagar perumahan dia dan dua rekannya mendengar suara letupan senjata api dari arah berlawanan mereka datang, namun saat menoleh mereka tak mendapati siapa pun.
Beberapa saat letupan terdengar, Anah yang sedang mengandung anak ketiganya merasakan nyeri di bagian paha kanan lokasi peluru bersarang disusul pendarahan cukup parah.
Zul Zetri (51), saksi mata kejadian mengatakan buruknya pendarahan mengakibatkan Anah nyaris jatuh sehingga harus dibopong kedua kader Jumantik lainnya.
"Pas kejadian itu saya baru mau keluar rumah. Tiba-tiba korban itu teriak depan pagar, teriak 'tolong saya, tolong saya, saya tertembak' begitu," kata Zul, Jumat (26/3/2021).
Polisi kesulitan ungkap kasus
Penyelidikan jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur dalam kasus penembakan Anah (41), ibu hamil warga Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas belum menemui titik terang.
Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan mengatakan sejak penyelidikan dimulai pada Rabu (24/3/2021) penembakan terjadi hingga kini pihaknya belum dapat mengungkap kasus.
"Kita akan terus selidiki, apakah ini (penembakan) terkait dengan disengaja atau peluru nyasar kita belum tahu ya," kata Erwin saat dikonfirmasi di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021).
Pihaknya belum bisa memastikan kasus penembakan Anah terencana karena lima warga yang sudah diperiksa sebagai saksi tak melihat pelaku saat penembakan terjadi sekira pukul 10.20 WIB.
Sementara menurut hasil penyelidikan jajaran Unit Reskrim Polsek Ciracas tidak ada tempat latihan menembak di sekitar lokasi kejadian sehingga tak ditemukan indikasi peluru nyasar.
Upaya menelusuri pelaku lewat uji balistik proyektil dengan pemeriksaan nomor seri pada peluru dan jenis senjata api masih menunggu hasil pemeriksaan Pusat Labolatorium Forensik (Puslabfor) Polri.
"Labfor membutuhkan waktu satu minggu untuk mendapatkan hasil (pemeriksaan) dari proyektil tersebut. Kami masih menunggu karena tenaga ahli dari Labfor tentu kami tidak bisa berkesimpulan," ujarnya.
Ketua RT 09/RW 09 Achmad Joko Haryanto mengatakan belum terungkapnya kasus penembakan saat Anah bertugas sebagai kader Jumantik itu membuat warganya ketakutan.
Pasalnya pada 26 September 2020 lalu, Demin Sitinjak (69), warga RT 09/RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan juga jadi korban penembakan orang tak dikenal saat duduk di teras rumahnya.
Antara lokasi Anah tertembak dengan rumah Demin berjarak sekitar 500 meter atau masih berada di Jalan Kampung Baru I sehingga warga menduga pelaku penembakan sama.
"Hari Selasa (30/3/2021) anggota dari Polsek Ciracas datang ke rumah bu Anah untuk kembali meminta keterangan kronologis kejadian. Mudah-mudahan pelaku cepat tertangkap, biar warga enggak ketakutan," tutur Joko.
Sebagai informasi, Anah jadi korban penembakan saat hendak bertugas mengontrol jentik nyamuk di satu klaster perumahan warga bersama dua kader Jumantik warga RT 09/RW 09.
Ketika membuka pintu pagar perumahan dia dan dua rekannya mendengar suara letupan senjata api dari arah berlawanan mereka datang, namun saat menoleh mereka tak mendapati siapa pun.
Beberapa saat letupan terdengar, Anah yang sedang mengandung anak ketiganya merasakan nyeri di bagian paha kanan lokasi peluru bersarang disusul pendarahan cukup parah.
Zul Zetri (51), saksi mata kejadian mengatakan buruknya pendarahan mengakibatkan Anah nyaris jatuh sehingga harus dibopong kedua kader Jumantik lainnya.
"Pas kejadian itu saya baru mau keluar rumah. Tiba-tiba korban itu teriak depan pagar, teriak 'tolong saya, tolong saya, saya tertembak' begitu," kata Zul, Jumat (26/3/2021).