Monyet Bersarang di SDN 1 Desa Cikareo, Kepala Sekolah Jengkel, Takut Muridnya Digigit
Kepala SDN 1 Desa Cikareo Supendi ceritakan bagaimana fasilitas sekolah rusak karena ulah monyet liar, ia takut anak didiknya digigit monyet.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - SDN 1 Desa Cikareo jadi sarang monyet liar.
Pasalahnya sekolah tersebut sudah lama tidak digunakan selama pandemi Covid-19.
Monyet liar di Kabupaten Tangerang berulah merusak fasilitas sekolah membuat pihak sekolah dan warga sekitar resah.
Kepala Sekolah Jengkel
Diketahui ada enam monyet yang berkeliaran di Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Bukan hanya membuat resah warga, keenam monyet tersebut ternyata juga berulah merusak sejumlah fasilitas di SDN 1 Desa Cikareo.
"Monyet itu merusak genteng sekolahan dan bahkan melemparnya. Saya usir mereka, kabur dan kemudian dibetulkan genteng, tapi tidak lama datang lagi merusak," cerita Kepala SDN 1 Desa Cikareo Supendi, Senin (3/5/2021).
"Jujur sama jengkel banget, enggak tahu harus bagaimana lagi," tambahnya lagi sambil mengeluh.
Bukan hanya genteng, beberapa tembok dan tanaman sekolah juga ikut menjadi korban perusakan monyet liar tersebut.
Takut Anak Didik Digigit Monyet Liar
Namun apa daya, Supendi hanya bisa pasrah lantaran sampai sekarang belum ada yang berhasil menangkap keenam monyet liar tersebut.
Ia hanya memikirkan nasib anak-anak muridnya apabila pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Tangerang sudah diberlakukan pada Juli 2021.
"Saya khawatirnya kalau sudah masuk sekolah, takut anak-anak menjadi korban gigitan monyet itu. Nanti kalau sudah kejadian, dianggapnya guru dan kepala sekolah lalai dalam menjaga murid. Padahal saya sudah melaporkan," tutur Supendi.
Namun, ia memastikan kalau sampai detik ini monyet tersebut belum memakan korban luka-luka.
Baca juga: Warga Panik, Monyet Liar Bersarang di Sekolah, BPBD Kabupaten Tangerang Diminta Siapkan Obat Bius
Warga Resah Minta Monyet Liar Segera Ditangkap
Tapi tidak dipungkiri, keenam monyet liar itu sangat meresahkan warga Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Seperti yang diutarakan Yuli, warga yang tinggal dekat SDN 1 mengaku sering melihat monyet melompat dari rumah satu ke rumah lain.
"Korban mah enggak ada ya, tapi takut sama resah pasti itu setiap hari. Takutnya kita bawa makanan malah dimaling atau gimana," ucap Yuli.
Baca juga: Desa Cikareo Kabupaten Tangerang Diteror Monyet Liar, Makanan Warga Dijarah
Ia pun berharap petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang segera bergegas menangkap monyet liar itu.
"Harapannya yang ketanggep (monyet) kan soalnya itu dari dua sekarang ada enam, berkembang biak. Takutnya makin banyak lagi malah bahaya," tutup Yuli.
Penjelasan BPBD Belum Berhasil Tangkap Monyet Liar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mengaku tidak berdaya dalam menangani kawanan monyet liar di Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
Sebelumnya, sebanyak enam monyet liar bersarang di SDN 1 Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang sejak pandemi Covid-19.
Tidak hanya bersarang, monyet ganas tersebut juga merusak sejumlah fasilitas sekolah seperti genteng, tembok, dan tanaman.
Sifat agresif itu pun langsung mengundang keresahan warga sekitar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Kosrudin mengungkapkan pihaknya tidak mempunyai peralatan menangkap monyet.
"Enggak punya peralatan dan kita dari awal tidak mau terlibat hal monyet ini. Sebab kita tidak punya alatnya, tidak punya jaring tembak, alat bius dan lainnya," terang Kosrudin saat dikonfirmasi, Senin (3/5/2021).
Namun, secara berkala petugas BPBD sudah diterjunkan di sekitaran lokasi tempat monyet-monyet itu berkeliaran.
Selain mencoba keberuntungan menangkap, BPBD berjaga-jaga jangan sampai ada warga yang terluka dari serangan monyet.
"Paling anak-anak petugas BPBD ke lokasi memantau dan mengusir saja. Jangan sampai ada korban jiwa akibat gigitan monyet liar itu," kata Kosrudin.
Baca juga: Setelah Kerumunan Pasar Tanah Abang, Muncul Kerumunan Konser Musik di Pasar Minggu
Dirinya menjelaskan, soal monyet liar perlunya adanta koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Banten.
"Seharusnya kalau soal binatang liar ini ada dari BKSDA Provinsi Banten, camat dan aparat desa harusnya sudah koordinasi minta bantuan ke BKSDA supaya bisa evakuasi monyet," ujar Kosrudin.
Diduga Monyet Liar Berasal dari Makam Kramat
Kepala SDN 1 Desa Cikareo Supendi menduga, monyet liar itu berasal dari wisata religi Makam Kramat Solear.
Mereka keluar dari tempat itu hinggap ke rumah warga dan sekolah.
"Monyet liar tersebut awal pertama kali itu sejak tahun 2019 ke pohon-pohon bambu dekat rumah warga. Mereka dari kramat Solear tapi mereka sempat pergi dan akhirnya balik lagi ke sini," jelas Supendi.
Menurut warga sekitar, monyet tersebut keluar dari habitatnya karena kekurangan pakan.
Apalagi jumlah mereka kini semakin banyak.
"Monyet itu berkeliaran keluar dari tempat wisata religi itu karena perut kosong," tutup Supendi. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)