Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru di Jakarta Sambut Pembelajaran Tatap Muka yang Diinisiasi Nadiem Makarim

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama ini kurang efektif terutama dalam membentuk kepribadian para peserta didik. 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Guru di Jakarta Sambut Pembelajaran Tatap Muka yang Diinisiasi Nadiem Makarim
Tribunnews.com/Lusius Genik
Paulus Pain Liwun, Guru Bahasa Inggris SMP Santa Maria Fatima, Jakarta. Paulus mendukung penuh keinginan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menggelar kembali pembelajaran tatap muka (PTM). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paulus Pain Liwun, Guru Bahasa Inggris SMP Santa Maria Fatima, Jakarta, dengan senang hati menyambut keinginan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menggelar kembali pembelajaran tatap muka (PTM). 

Menurut Paulus, panggilan akrabnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama ini kurang efektif terutama dalam membentuk kepribadian para peserta didik. 

"Saya menerima dengan senang hati diselenggarakannya pembelajaran tatap muka. Pembelajaran secara virtual yang dilakukan selama ini, saya rasa kurang untuk menggapai anak mencapai tahap prestasi belajar yang maksimal," tutur Paulus kepada Tribunnews.com, Senin (7/6/2021). 

"Maksimal dalam arti ada nilai pengetahuan dan ada nilai kepribadian dari karakter anak," sambung dia. 

Baca juga: Menkes: Sekolah Tatap Muka Maksimal 2 Jam per Hari dan Kapasitasnya Hanya 25 Persen

Paulus mengungkapkan, pembelajaran secara virtual memiliki sejumlah kendala yang menurutnya belum bisa diatasi. 

Seperti komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik yang tidak maksimal. 

Kemudian gairah belajar peserta didik yang terkadang lebih kecil dibandingkan saat pembelajaran tatap muka.

Berita Rekomendasi

Juga jaringan internet yang kadang tidak stabil, mengakibatkan kegiatan belajar mengajar jadi tidak efektif dan efisien. 

"Kadang-kadang koneksi tidak stabil, alhasil pembelajaran jadi tidak maksimal. Kendala utama PJJ masih di jaringan internet," tutur Paulus.

Kendala lain yang dihadapi para guru SMP Santa Maria Fatima yakni tiadanya media belajar virtual yang mampu memaksa anak untuk bisa lebih interaktif. 

Paulus menceritakan, ada begitu banyak muridnya yang terkadang enggan membuka layar video kameranya saat pembelajaran virtual berlangsung.

"Lalu aplikasi yang belum bisa memaksa untuk terjadinya komunikasi yang baik. Maksudnya saat guru menyalakan video, anak-anak juga menyalakan video kameranya," ujar Paulus.

Selama ini para guru SMP Santa Maria Fatima telah berusaha meningkatkan gairah belajar para peserta didik. 

Semisal dengan mengkombinasikan dua mata pelajaran, menggunakan media-media belajar yang inovatif, kreatif, dan menarik bagi peserta didik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas