Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pandemi Sedang Tinggi, Kapolda: Kota Jakarta Sedang Tidak Baik-baik Saja

Bed occupancy rate (BOR) di Jakarta makin meningkat. Antrean masyarakat yang masuk rumah sakit juga mengalami peningkatan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pandemi Sedang Tinggi, Kapolda: Kota Jakarta Sedang Tidak Baik-baik Saja
Warta Kota/Henry Lopulalan
Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2021). Tower 8 RSD Wisma Atlet Kemayoran dapat menampung 1.569 pasien Covif-19 dan dapat juga dipakai untuk ruang Isolasi Mandiri pasien tanpa gejala. Hal ini untuk persiapan bila ada meningkatnya pasien Covid 19 usai liburan lebaran (mudik). *Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyampaikan pesan kepada warga Jakarta di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 di ibu kota. Menurut Fadil, Jakarta saat ini sedang tidak dalam kondisi yang baik.

"Saya titip salam kepada teman-teman wartawan sampaikan kepada masyarakat, Jakarta sedang tidak baik-baik saja," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/6/2021).

Pesan ini disampaikan Fadil karena kasus Covid-19 di Jakarta yang terus meningkat.

Bed occupancy rate (BOR) di Jakarta, lanjutnya, juga makin meningkat. Bahkan, kata Fadil, antrean masyarakat yang masuk rumah sakit juga mengalami peningkatan.

Karena itu ia mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Angka Covid terus naik, BOR terus naik, jumlah orang yang masuk rumah sakit makin meningkat, mari jaga diri jaga keluarga supaya taat prokes, supaya kita cepat keluar dari persoalan pandemi ini," tambahnya.

Berdasarkan data per Rabu (16/6/2021) kemarin, jumlah kasus positif tercatat sebanyak 9.994 orang. Angka ini merupakan penambahan tertinggi dalam kurun empat bulan terakhir.

Berita Rekomendasi

Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah tercatat menjadi provinsi penyumbang kasus covid-19 terbanyak. Di Jakarta sendiri, tercatat ada penambahan sebanyak 2.376.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, DPR: Segera Berlakukan PPKM MIkro, Tunggu Apa Lagi?

Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebelumnya menyampaikan bahwa ketersediaan tempat tidur isolasi di Jakarta saat ini sudah mencapai 78 persen. Kini DKI hanya memiliki sisa kapasitas tempat tidur sebesar 22 persen dari yang telah disediakan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Legislator PKS Minta Pemerintah Bergerak Cepat

"BOR kita juga naik signifikan per 14 Juni, kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen hanya dalam dua minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti.

Baca juga: Dinkes DKI: Rusun Nagrak Siap Jadi Tampung Pasien Covid-19 Hingga Kapasitas 2.500 Tempat Tidur

Widyastuti menyebut keterisian tempat tidur isolasi tersebut 25 persennya diisi oleh warga luar DKI Jakarta. Karena itu harus ada langkah antisipasi untuk menekan jumlah pasien Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pandemi corona tidak bisa dihadapi hanya oleh satu pihak, namun harus diatasi dengan upaya kolektif dari seluruh masyarakat di Jakarta.

Anies mengatakan, Pemprov DKI terus menjaga kepercayaan masyarakat dengan menghadirkan data yang transparan. Sebab, menurut para ahli, warga yang tak tahu harus berbuat apa saat pandemi corona terjadi.

"Langkah kedua adalah kita mendengarkan para ahli, bukan ahli virus, pengobatan medis, tapi ahli epidemiologi. Mereka menyampaikan nomor 1 masyarakat belum paham apa yang harus dikerjakan," ujar Anies, Kamis (17/6/2021).

Kepercayaan ini wajib diraih pemerintah agar masyarakat mau ikut dan patuh dengan kebijakan yang ditentukan. Bukan hal yang baru, ada saja warga yang tidak percaya adanya corona, bahkan tidak percaya vaksin yang kini menjadi salah satu upaya membendung corona.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berada di Kantor PMI DKI Jakarta, Senin (14/6/2021)/Lusius Genik.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Yang sedang kita hadapi ini urusan melibatkan seluruh rakyat, bukan hanya Aparatur Sipil Negara, pemerintah."

"Konsekuensinya dahsyat, ini peristiwa menyangkut semua orang di semua negara untuk waktu yang panjang, siapa pun yang pernah baca buku sejarah, tahu persis sejarah umat manusia terjadi disrupsi karena pandemi," tambahnya.

Anies menilai seluruh masyarakat harus memiliki langkah yang sama. Dalam hal ini, menjalankan kebijakan pemerintah yang sudah disusun sedemikian rupa untuk membendung penularan kasus.

"Begitu mendengar pandemi, kita di pemerintahan harus menyadari seluruh rakyat akan terdampak, maka seluruh rakyat harus memiliki langkah yang sama, arah yang sama, mengikuti arahan kita di pemerintahan, maka kita harus bisa mendapatkan kepercayaan penuh," tuturnya.(tribun network/den/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas