Macet di Puncak Sita Perhatian Jokowi, Bupati Bogor Terapkan Uji Coba Ganjil Genap Akhir Pekan Ini
Bupati Bogor Ade Yasin putar otak setelah kemacetan di jalur wisata Puncak jadi perhatian Jokowi, ini solusi yang diterapkan mulai akhir pekan nanti.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Kemacetan parah di kawasan Puncak, Bogor yang terjadi pada akhir pekan lalu viral di media sosial.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), orang nomor satu di Indonesia ikut menyoroti kemacetan yang terjadi hingga puluhan kilometer itu.
Alhasil Bupati Bogor Ade Yasin langsung bersikap, kebijakan ganjil genap di jalur puncak dipilih jadi solusinya.
Soroti Kemacetan di Puncak Bogor, Jokowi Pesan Masyarakat Jangan Lengah
Kementerian Keuangan menyatakan, kasus baru Covid-19 di Indonesia kelihatan sudah mengalami penurunan hingga di bawah 10.000 per hari.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku resah dengan munculnya beberapa kemacetan di kawasan wisata dan rekreasi.
"Presiden mengingatkan ini tidak untuk kemudian lengah. Kemarin hari Sabtu dan Minggu, katanya di (kawasan) Puncak terjadi kemacetan total dan lain-lain, kita khawatir," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (30/8/2021).
Karena itu, dia berharap agar masyarakat tetap bisa menjaga protokol kesehatan yakni di antaranya menggunakan masker dan menjaga jarak.
Sementara untuk vaksinasi, jika belum, Sri Mulyani meminta agar segera melakukannya demi melindungi diri sendiri dan orang lain.
"Pemerintah saat ini akan meningkatkan angka vaksinasi mencapai 2 juta per hari. Pasokan vaksin sudah kita dapatkan relatif cukup banyak," katanya.
Baca juga: 5 Fakta Begal Sadis di Kolong Flyover Kampung Baru Cikarang, Korban Dibacok, Jari Manisnya Putus
Eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 hingga 4 juga bergantung terhadap penurunan kasus Covid-19.
"Mobilitas kita turun 17 persen, kalau Covid-19 merebak, itu dampaknya sangat dalam (terhadap ekonomi)," ujarnya.
"Sementara dari sisi ritel dan rekreasi drop 13 persen gara-gara PPKM, serta grocery dan farmasi dari biasanya positif juga menukik ke bawah," pungkas Sri Mulyani.
Sementara itu, perekonomian DKI Jakarta sempat terkontraksi akibat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.