Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banyak Siswa Kelas 1 dan 2 SD di Tangsel Belum Bisa Baca, Wali Kota dan Kadis Pendidikan Bersuara

Hampir 2 tahun siswa seluruh tingkat belajar dari rumah, satu di antara dampaknya banyak siswa kelas I dan II SD di Tangsel belum bisa membaca.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Banyak Siswa Kelas 1 dan 2 SD di Tangsel Belum Bisa Baca, Wali Kota dan Kadis Pendidikan Bersuara
TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie 

TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat SD di Tangerang Selatan (Tangsel) baru saja di mulai.

Hal ini mengungkap bukti tidak efektifnya belajar daring atau online selama pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, sudah hampir dua tahun siswa seluruh tingkat belajar dari rumah secara online.

Karena kesulitan belajar di depan layar gawai, siswa kelas I dan II yang masih berproses belajar membaca, akhirnya belum menguasainya.

Banyak siswa kelas I dan II di Tangsel belum bisa membaca.

Ilustrasi Siswa murid kelas 1 mengikuti Pengajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama
Ilustrasi Siswa murid kelas 1 mengikuti Pengajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama (TRIBUN SUMSEL/TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO)

Respons Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono memberikan komentar.

Berita Rekomendasi

Dia tidak menganggap perkara kemampuan baca siswa sebagai masalah besar.

Baginya, siswa bisa mengejar kemampuan membaca itu saat belajar di sekolah.

"Ada mungkin kelas I, kelas II, enggak masalah, itu kan bisa dikejar," ujar Taryono melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021).

Terlebih bagi siswa kelas I. Taryono memaklumi jika siswa yang baru pertama masuk sekolah itu belum bisa baca.

"Karena memang ketentuannya seperti itu. Anak TK tidak wajib untuk diajari baca tulis," ujarnya.

Baca juga: Viral Tawuran Pemuda Saling Sabet Pedang dan Samurai, Kapolsek Ciracas: Itu Kejadian 3 Minggu Lalu

Taryono mengimbau kepada guru-guru di sekolah untuk mengulang pelajaran dari awal.

"Makanya pada saat masuk hari pertama, pada awal-awal masuk PTM maka intensitas yang harus ditekankan guru berkomunikasi secara interaktif, personal, memberi semangat."

"Memperkenalkan guru dengan lingkungan sekolah, mengulang lagi terkait pembelajaran di sekolah. Itu yang harus dilakukan sekolah," kata Taryono.

Kepala Dinas Pendidikan Tangsel Taryono
Kepala Dindikbud Tangsel, Taryono, saat ditemui di ruangannya, di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat - Banyak siswa kelas I dan II di Tangsel belum bisa membaca. Kepala Dinas Pendidikan Taryono, tidak menganggap perkara itu sebagai masalah besar.

Wali Kota Tangsel Bakal Evaluasi

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie mengatakan, akan mengevaluasi sistem pembelajaran siswa SD di wilayahnya.

Hal itu seiring fenomena baru yang terjadi pada siswa kelas II SD, usai setahun lebih menjalani sekolah daring alias online.

Karena kesulitan belajar online saat kelas I, banyak siswa kelas II yang belum bisa membaca.

"Ya enggak apa apa, itu jadi masukan nanti hal hal tersebut supaya disampaikan oleh orang tuanya komunikasinya sama persatuan orang tua murid sampaikan ke gurunya nanti, ada evaluasi apakah pelajarannya khusus membaca atau seperti apa," jawab Benyamin melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021).

"Tapi nanti saya bahas sama kepala dinas pendidikan deh Itu jadi bahan masukan kita," tambahnya.

Benyamin memikirkan sejumlah pilihan untuk merespons kondisi terkait kemampuan membaca siswa itu.

"Ya itu nanti jadi bahan evaluasi untuk apakah diperlukan pelajaran tambahan khusus masalah menulis dan membaca untuk kelas I dan kelas II," kata dia.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie cek
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, mengatakan akan mengevaluasi sistem pembelajaran siswa SD di wilayahnya.

Banyak Siswa SD Belum Bisa Membaca

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, belajar online atau daring di rumah membuat banyak siswa kelas I dan II belum bisa baca.

Untuk kelas II, siswa tidak merasakan belajar membaca secara langsung di kelas, sehingga sulit mengembangkan kemampuan mengenal huruf.

Di SDN 01 Serua, Ciputat, dari 90 siswa kelas II, setengahnya belum bisa membaca.

"Ya kendalanya di kelas ya sudah pasti ya karena mereka sudah setahun kan sekolah online. Ya otomatis gurunya super ekstra."

"Kalau menurut Bu Gurunya, hampir 50%, setengahnya. Kelas satu yang naik kelas dua nih. Karena kelas satu baru berjalan nih," ujar Sri Yuliati, Kepala SDN Serua 01.

Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan, Kafe di Setiabudi Ditutup 3x24 Jam

Sedangkan untuk kelas I, Yuliati tidak menyebutkan prosentase, namun jumlahnya cukup banyak.

Hal itu lantaran banyak siswa kelas I yang sebelumnya tidak sekolah Taman Kanak-kanak (TK).

Pun bagi yang sekolah TK, pembelajaran juga tidak maksimal karena dilalakukan secara online.

Hal itu tidak menjamin siswa bisa membaca.

"Kalau kelas I memang baru belajar. Tapi kalau dia dari TK bisa baca. Cuma kan ini kebanyakan enggak dari TK. Iya kelas I mayoritas (enggak bisa baca)," kata Yuliati.

Baca juga: Jokowi: Setelah Divaksin Langsung Bisa Belajar Tatap Muka Asal Tidak Level 4

Hal yang sama diutarakan Nina Sri Hastuti, guru Bahasa Inggris di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang.

Nina mengatakan, dari sekira 100-an siswa kelas I, 90% di antaranya belum bisa baca.

"Terus kelas I sekarang, hampir 90% tidak bisa baca."

"Kalau tahun kemarin masih mending ya, adalah 70% sudah bisa baca."

"Susah benar, enggak ada yang bisa baca' karena TK juga enggak sekolah kan, langsung SD," kata Nina.

Sementara, untuk kelas II, Nina tidak menyebutkan jumlah siswa, namun menurutnya jumlah siswanya yang belum bisa baca cukup banyak.

"Kendalanya nih, yang kelas II, banyak yang belum bisa baca, karen kemarin setahun kelas I-nya enggak ada tatap muka, susah," pungkasnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas