Berkat Dosen dan Mahasiswa UNJ, Anak-anak Bukit Duri Makin Mengenal Bahasa Prancis dan Inggris
Anak-anak yang tinggal di kawasan padat penduduk di Bukit Duri Tanjakan, khususnya yang tak jauh dari bantaran Sungai Ciliwung, makin mengenal bahasa
Editor: Johnson Simanjuntak
“Elemen pelajaran yang kami berikan seperti mengenal nama, mengucapkan salam, menyebut umur, tempat tinggal dan hobi. Mereka pun bersemangat mengucap salam dalam bahasa Prancis, bonjour,” ucap Rina.
Proses pembelajaran yang di luar kebiasaan yakni di luar ruang dan di tengah masyarakat, makin mengasyikkan karena diselingi dengan permainan games. “Ingin rasanya kami terus mengajar mereka agar pandai bahasa Prancis. Semoga ini masih berlanjut terus,” tambah Rina.
Suasana riuh, menyenangkan juga muncul di dalam TBM saat dosen bahasa Inggris UNJ, Ati Sumiati, S.Pd memberikan pelajaran. Dengan metode yang atraktif dan komunikatif, anak-anak bersemangat mengenal dasar bahasa Inggris, sesekali dengan menyanyi.
“Ketika kami mengajarkan, respons mereka sangat cepat untuk menirukan dan menjawab beberapa pertanyaan. Apalagi ketika diminta untuk bernyanyi dengan bahasa Inggris dari bahan ajar, semangat untuk maju dan mencoba muncul. Meski lelah, kami sangat puas,” ucap Ati Sumiati.
Menurut Ati, model pengabdian masyarakat ini sangat tepat sasaran. Meski tingkat sosial ekonomi di bawah rata-rata, tapi anak-anak punya semangat dan cita-cita tinggi. “Ini modal bagi mereka. Kami pun banyak belajar dari semangat mereka untuk maju,”tambahnya.
Sementara itu pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih mengatakan, TBM yang dikelolanya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak, demi tercapainya tujuan gerakan literasi. Utamanya anak-anak dan remaja, juga orang tua mereka makin sadar pentingnya membaca, menulis, dan belajar berbagai keterampilan.
”Di TBM, kami kenalkan, kami ajarkan, dan terus kami sosialisakan soal ini,” katanya.
Usai acara pengabdian masyarakat, atas nama dosen UNJ, mereka memberikan sumbangan bantuan untuk pembelian buku, yang secara simbolis diserahkan Dr.Subur Ismail kepada pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih.