Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sederet Fakta Kekejaman Begal Motor di BKT Modus Mengaku Anggota Polisi

Korban begal motor di BKT menceritakan kisahnya saat dianiaya dan diperas oleh komplotan begal motor, laporan polisinya bahkan sempat ditolak.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Sederet Fakta Kekejaman Begal Motor di BKT Modus Mengaku Anggota Polisi
tribun jabar
Ilustrasi begal 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengendara sepeda motor di Jakarta harus mewaspadai aksi kejahatan jalanan.

Baru-baru ini, seorang pemuda membagikan kesaksiannya jadi korban begal motor di sekitaran Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur.

Modusnya pelaku mengaku anggota polisi, kemudian korban disetrum dan ditodong celurit.

Lalu harta benda korban dirampas.

Baca juga: Bertubi-tubi Dihadiahi Bogem Mentah, 2 Maling Motor di Cikarang Terkapar, Menangis Mohon Ampun

Berikut sejumlah kekejaman dari komplotan begal tersebut yang dirangkum Tribunnews.com :

Korban Dipepet, Disetrum Lebih dari Lima Kali Sampai Mati Rasa dan Ditodong Celurit

Aulia Rafiqi (23) jadi korban komplotan begal di sekitaran Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur.

Berita Rekomendasi

Aksi begal terjadi pada Rabu (6/10/2021) sekira pukul 01.00 WIB, saat Rafiqi hendak pulang ke Bekasi dari Jakarta Utara.

Rafiqi mengatakan dirinya menjadi korban komplotan begal beranggotakan lima orang pria.

Para pelaku begal bermodus sebagai anggota Polri.

Dia meminta pengendara sepeda motor di Jakarta mewaspadai aksi kejahatan yang satu ini.

Sebab, komplotan begal motor tak segan melakukan kekerasan kepada korbannya.

"Ketika saya dalam perjalanan itu tiba-tiba dipepet sama tiga motor di sekitar BKT. Motor saya ditendang dan ketika jatuh satu pelaku langsung menyetrum (menggunakan alat setrum)," kata Rafiqi di Jakarta Timur, Rabu (6/10/2021).

korban begal BKT
Pria Asal Bogor Jadi Korban Begal di BKT Duren Sawit, Pelaku Mengaku Sebagai Anggota Polisi

Setelah tubuhnya mati rasa akibat efek alat setrum mini berbentuk kotak, seorang pelaku menodongkan celurit kepada Rafiqi hingga tidak bisa berkutik.

Alhasil, dompet dan handphonenya juga dirampas.

Dituduh Terlibat Penyalahgunaan Narkoba, Begal Minta Uang Tebusan

Usai merampas handphone, seorang pelaku menghubungi kerabat korban dan berdalih menyampaikan Rafiqi terlibat kasus penyalahgunaan narkoba.

Untuk membebaskan korban, para pelaku meminta uang tebusan kepada kerabat korban.

Pelaku leluasa beraksi karena tidak ada warga yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Saat itu, kondisi jalan juga minim penerangan sehingga luput dari perhatian pengendara lain.

"Dia (pelaku) minta uang tebusan Rp 5 juta ke saudara saya. Mengaku ke saudara saya kalau dia dari Polsek Kemang Bekasi. Habis itu saya dibawa muter-muter naik motor saya. Saya diapit ditengah, jadi seperti boncengan," ujarnya.

Begal Modus Mengaku Anggota Polisi Sandera Korban Selama 4 Jam

Rafiqi menduga pelaku membawanya berkeliling karena menunggu kerabatnya mentransfer uang tebusan sambil menghubungi kerabatnya yang lain dan tetap meminta uang tebusan.

Sekitar empat jam komplotan pelaku membawanya berkeliling hingga akhirnya Rafiqi 'dibuang' di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit.

"Pas diturunkan itu sekira pukul 04.15 WIB. Di lokasi saya sempat dipukulin lalu disetrum juga, sampai berkali-kali. Jadi kalau mereka bertanya lalu saya jawaban saya menurut mereka enggak sesuai saya disetrum," tuturnya.

Baca juga: Viral di TikTok Bidan Puskesmas Diduga Hina Ibu Hamil, Sanksi Terberat Pencabutan STR Menanti

Setelah menganiaya Rafiqi, para pelaku yang mengaku sebagai anggota Polri bertugas di Polsek wilayah Bekasi itu melarikan diri membawa sepeda motor dikemudikan korban.

Akibat jadi korban begal Rafiqi mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta, dia pun sudah melaporkan kasus pencurian disertai kekerasan terhadapnya ke Satreskrim Polrestro Jakarta Timur.

"Pas kejadian itu pelaku enggak pakai atribut polisi, hanya mengaku saja. Saya bisa pulang ke Bekasi setelah jalan kaki dan mencari tebengan pengendara lewat. Barang diambil handphone dua, motor, sama dompet," lanjut Rafiqi.

Komplotan Begal Modus Mengaku Anggota Polisi Masih Muda

Aulia Rafiqi masih ingat betul kejadian yang menimpanya, dibegal oleh komplotan yang mengaku anggota polisi hingga dia disandera dan diminta uang tebusan.

Menurut Rafiqi, dilihat dari perawakannya, lima pelaku yang menuduhnya sebagai penyalahguna narkoba dan meminta uang tebusan masih muda.

Rafiqi menduga mayoritas pelaku yang merampas motor, handphone, dan dompet miliknya saat dalam perjalanan ke Bekasi pada Rabu (6/10/2021) sekira pukul 01.00 WIB berusia di bawah 20 tahun.

"Mungkin sekitar 18 tahun semua, karena saya lihat wajahnya masih muda semua. Ada satu yang paling tua, tapi itu pun perkiraan saya maksimal usianya 25 tahun," kata Rafiqi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Terlibat Penggelapan Mobil Mewah, Pria Mengaku Polisi Ditangkap saat Tamasya Bersama 4 Teman Wanita

Meski masih remaja tanggung, Rafiqi yang merugi sekitar Rp 10 juta akibat dibegal tidak bisa melawan karena disetrum menggunakan alat setrum, dipukuli, dan ditodong celurit.

Rafiqi mengalami luka pukul di bagian tengkuk, dan setrum di lebih dari lima kali di bagian pinggang sehingga sekujur tubuh mati rasa dan tidak mampu melawan para pelaku saat dibegal.

"Jadi satu pelaku bawa celurit, satu bawa alat setrum. Mereka modus polisinya dengan menelepon saudara saya, bilang saya kena kasus narkoba dan minta tebusan Rp 5 juta biar saya lepas," ujarnya.

Tidak hanya dianiaya, Rafiqi juga sempat disandera dibawa berkeliling di wilayah Duren Sawit selama empat jam lalu akhirnya 'dibuang' di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) Kelurahan Pondok Kopi.

Baca juga: Sudah Bayar 70 Juta Tapi Tak Jadi TKK Pemkot Bekasi, Dua Warga Melapor ke Polisi

Rafiqi sudah melaporkan kasus pencurian disertai kekerasan terhadapnya ke Polrestro Jakarta Timur agar lima pelaku yang mengaku sebagai anggota Polsek di wilayah Bekasi dapat ditangkap.

"Satu pelaku itu rambutnya diwarnain begitu. Mereka naik tiga motor, motornya itu semua yang knalpot berisik begitu," tuturnya.

Korban Begal Sempat Ditolak saat Melapor Polisi karena Tak Bawa BPKB Sepeda Motor

Erwin Tambunan (62) sempat kesal dengan penyidik Polres Metro Jakarta Timur karena menolak laporan keponakannya yang jadi korban begal di BKT Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ia mendatangi Polres Metro Jakarta Timur bersama Keponakannya bernama Aulia Rafiqi pada Rabu (6/10/2021) sore.

Alasan penyidik Polres Metro Jakarta Timur menolak lantaran korban tidak membawa surat kendaraan bermotor yaitu BPKB.

Erwin mengaku sempat berdebat dengan penyidik, agar lebih dahulu menerima laporan keponakannya karena memang menjadi korban begal.

"Sempat saya mau pulang, terus saya coba telepon Kasat Reskrimnya Kompol Indra Tarigan, terus sama pak Kasatnya disuruh balik lagi agar membuat laporan," kata dia.

Baca juga: Kakek Penjual Obat Kuat di Jodoh Batam Ditangkap Polda Kepri, 1.007 Obat Kuat Ilegal Disita 

Erwin mengaku, dirinya tidak mengetahui adanya syarat membawa BPKB saat membuat laporan polisi.

Karena BPKB sepeda motor keponakannya berada di rumahnya kawasan Bogor, Jawa Barat.

Sehingga tidak memungkinkan keponakannya pulang dahulu ke Bogor.

"Lehernya dipukuli beberapa kali dan disetrum, di pipinya ada memar sedikit, jadi dia masih lemas enggak mungkin ke Bogor," ucapnya.

Setelah diminta kembali Polres Metro Jakarta Timur oleh Kompol Indra Tarigan, penyidik akhirnya menerima laporan keponakan Erwin dan langsung di BAP.

Erwin mengapresiasi Kompol Indra Tarigan yang sudah bersikap bijak lantaran BPKB bisa diantar keesokan hari.

"Kan besok saya bisa datang lagi ke sini, buat ngantar BPKB, orang tua dia lagi dalam perjalanan ke Bekasi," ujarnya.

Baca juga: Saat Gubernur Anies Baswedan Cerita Merasa Jadi Tahanan Kota, Tak Bebas Keluar dari Jakarta

Sebelumnya, Aulia Rafiqi (23) menjadi korban perampokan saat melintas di Banjir Kanal Timur, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (6/10/2021) dini hari.

Korban sempat disandera oleh para pelaku berjumlah lima orang mengendarai tiga sepeda motor.

Selain disandera, korban ini sempat dianiaya, diancaman pakai celurit dan disetrum pakai alat.

Aulia mengatakan, uang sebesar Rp, 1,5 juta, dua unit Hp dan satu unit sepeda motor dibawa kabur para pelaku.

"Jadi awalnya itu saya mau pulang dari rumah sepupu di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, memang sudah dini hari pas jalan itu," ujar dia saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur.

Kronologi

Aulia Rafiqi (23) menjadi korban perampokan saat melintas di Banjir Kanal Timur, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (6/10/2021) dini hari.

Ia sempat disandera oleh para pelaku berjumlah lima orang mengendarai tiga sepeda motor.

Selain disandera, Aulia sempat dianiaya, diancam pakai celurit dan disetrum pakai alat.

Aulia mengatakan, uang sebesar Rp 1,5 juta, dua unit Hp dan satu unit sepeda motor dibawa kabur para pelaku.

"Jadi awalnya itu saya mau pulang dari rumah sepupu di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, memang sudah dini hari pas jalan itu," ujar dia saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur.

Baca juga: Irjen Napoleon Bonaparte Buat Surat Terbuka Mengaku Bukan Koruptor dan Diperalat, Ini Respons Polri

Dalam perjalanan pulang ke kawasan Bekasi, Aulia menggunakan maps karena ia tidak tahu jalan.

Sebab, Aulia merupakan warga asli Bogor, Jawa Barat dan baru beberapa bulan tinggal bersama kakaknya di Bekasi.

Sesampainya di lokasi, ia dipepet tiga sepeda motor dengan total pelaku sebanyak lima orang.

Aulia sempat tancap gas berusaha untuk kabur. Tapi motornya Honda Vario ditendang oleh pelaku.

"Saya jatuh ke samping, terus pas mau bangun disetrum sama pelaku pakai alat kotak gitu, saya langsung teriak dan ditodong celurit," tuturnya.

Aulia akhirnya diboncengi para pelaku dan dibawa berputar di kawasan BKT.

Sesampai di lokasi sepi, ia dipukuli para pelaku dan terus disetrum dibagian pinggang dan leher.

Para pelaku sempat mengaku sebagai anggota polisi dan menuduh Aulia sebagai pengedar narkoba.

Sepupunya bernama Diah di Tanjung Priuk sempat ditelepon oleh para pelaku untuk menyiapkan uang tebusan.

"Suruh siapin uang tebusan atas kasus narkoba, mereka minta Rp 5 juta," ucapnya.

Baca juga: Nekat Selamatkan Kucing Terjebak di Loteng, Nenek 50 Tahun di Kemayoran Tewas Terjatuh dari Atap

Hingga menjelang pagi, usaha pelaku memeras tidak kunjung membuahkan hasil.

Akhirnya para pelaku mengambil sepeda motor, dua unit Hp dan uang Rp, 1,5 juta milik Aulia.

Aulia ditinggalkan seorang diri dan dia meminta tolong kepada pengendara lain yang melintas untuk nebeng sampai ke Bantar Gebang.

Dari Bantar Gebang ke rumahnya di kawasan Mustika Jaya, ia berjalan kaki.

"Sampai rumah saya sudah lemas dan baru laporan sore di antar sama paman saya," katanya.

Laporannya sudah diterima Polres Metro Jakarta Timur dan kasus ini masih dalam penyelidikan. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas