Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Akhir Tahun, Ditlantas Polda Metro Jaya Akan Terapkan Crowd Free Night
Ditlantas Polda Metro Jaya mulai melakukan persiapan mengenai rencana pembatasan mobilitas melalui PPKM Level 3 selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditlantas Polda Metro Jaya mulai melakukan persiapan mengenai rencana pembatasan mobilitas melalui PPKM Level 3 selama perayaan Natal dan Tahun Baru.
Hal itu bertujuan untuk mencegah potensi penyebaran gelombang tiga Covid-19 di akhir tahun apabila mobilitas masyarakat tidak diberlakukan.
Untuk itu, Ditlantas Polda Metro akan menggencarkan Crowd Free Night untuk mencegah kerumunan di masa pandemi.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Mulai Hari Ini Austria Lakukan Lockdown Keempat
Baca juga: Kasus Covid-19 di Eropa Melonjak, Pemerintah Minta Masyarakat Indonesia Waspada, Selalu Jaga prokes
"Seperti perayaan malam tahun baru 2020 ke 2021, dalam pergantian tahun ke 2021 ke 2022 kami juga melakukan hal yang sama (crowd free night)," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Selasa (23/11/2021).
Sambodo mencontohkan, seperti malam tahun baru sebelumnya, penerapan CFN terbukti efektif untuk mencegah kerumunan masa yang ingin merayakan momen pergantian tahun. Untuk itu, kepolisian pun berencana menambah titik-titik konsentrasi CFN dibanding tahun sebelumnya.
"Kita akan tekan laju mobilitas masyarakat, nantinya tidak hanya Sudirman-Thamrin, tetapi juga tempat-tempat yang sering jadi tempat perayaan tahun baru seperti di Taman Mini, Ancol, dan lokasi-lokasi lain. Selain itu kita berlakukan CFN di lokasi yang sering dijadikan tempat pelaksanaan acara tahun baru," jelas Sambodo.
Sambodo mengungkapkan, pembatasan mobilitas masyarakat di akhir tahun nanti merupakan bentuk kewaspadaan dalam menjaga tren penurunan kasus Covid-19 di Jakarta khususnya.
Ia mencontohkan lonjakan kasus penularan Covid-19 di Eropa, sebagai kawasan yang cakupan vaksinasinya lebih 80 persen namun lengah terhadap penerapan protokol kesehatan. Sehingga gelombang tiga penularan Covid-19 terjadi dan lonjakan kasus baru terjadi di negara-negara Eropa.
"Apa yang terjadi sekarang harus kita sikap dengan bijak, lihat yang terjadi di Eropa yang dilanda gelombang ketiga yang lebih parah dari kemarin. Bahkan Austria sudah lockdown, Belanda lockdown, Prancis, bahkan Australia juga," tutur Sambodo.
Sambodo meyakini tidak ada masyarakat yang mau kejadian serupa terjadi di Indonesia. Tentunya, ia berharap masyarakat bisa bekerja sama mencegah pandemi dengan mengurangi mobilitas yang berdampak pada peningkatan kesehatan secara medis dan ekonomi.
"Kita maunya Indonesia seperti sekarang ini, tenang damai semua sehat. Laku ekonomi berjalan, angka Covid-19 bisa ditekan tidak ada lonjakan kasus. Maka harus ada pembatasan mobilitas agar pengalaman empiris di negara lain tidak terjadi di Indonesia," tutur Sambodo.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 serentak di seluruh Indonesia mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. PPKM Level 3 bertujuan mencegah lonjakan kasus Covid-19 agar tak meningkat saat Natal dan Tahun Baru.