Terungkap di Sidang: Dokter Bakar Bengkel Sang Kekasih Menangis Pura-pura Tanya Kondisi Korban
sidang dokter muda tersangka kasus bengkel dibakar di Cibodas, Kota Tangerang, menjalani sidang kedua di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (11/
Editor: Wahyu Aji
![Terungkap di Sidang: Dokter Bakar Bengkel Sang Kekasih Menangis Pura-pura Tanya Kondisi Korban](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sidang-kekasih-bakar-bengkel.jpg)
Namun, saat itu Mery mengajukan enam tuntutan yang dibutuhkan untuk pernikahannya nanti.
"Jawaban ibu saya saat itu, menjelaskan akan menikahkan kakak saya dengan kekasihnya itu. Tapi untuk enam permintaan kekasihnya, ibu saya bilang akan mengusahakan semaksimal mungkin, karena tuntutannya itu ada enam."
"Dan setelah membicarakan itu, kakak saya kembali pergi lagi ke Hotel Olive, dengan kembali diantar oleh orang yang bekerja di bengkel saya," ujarnya.
Selanjutnya, Fernando pun menjelaskan detik-detik menjelang terjadinya peristiwa naas tersebut.
Ketika pukul 22.30 WIB, LE pulang dengan tergesa-gesa, sambil mengatakan kepadanya bahwa Mery sudah membakar bengkel dan rumahnya tersebut.
Baca juga: Sidang Perdana Kebakaran Lapas Tangerang Digelar 18 Januari 2022 di PN Tangerang
Mengetahui hal itu, seluruh anggota keluarga yang sedang di lantai dua bangunan rumah tersebut, bergegas hendak turun dan keluar dari rumah itu.
Namun, api telah berkobar, mereka pun memutuskan kembali ke atas, untuk menyelamatkan diri.
Kondisi rumah gelap lantaran aliran listrik mati, membuat keluarga tersebut terpisah dalam perjalanan menuju lantai 3 dan lantai 4.
Fernando dan kakak perempuannya, berhasil selamat sampai di lantai paling atas rumah itu.
Sedangkan LE, LI dan ED (ayah), menjadi korban tewas dalam kejadian itu.
"Sesampainya saya di atas, saya melihat ayah, ibu, dan kakak laki-laki saya tidak ada, akhirnya saya kembali mencoba turun melewati tangga."
"Namun saya lihat api sudah sangat besar, makanya saya mengurungkan niat saya untuk kembali turun ke bawah," ujarnya.
"Saat mau naik kembali, setelah mencoba mengecek orangtua saya itu, saya sempat tersandung oleh jasad kakak saya yang sudah tewas, tapi selanjutnya saya naik lagi menyelamatkan diri."
"Dan sebelum kejadian itu, waktu kakak saya menggedor pintu saya sempat dengar, kalau di luar warga sudah teriak mengatakan 'jangan neng, jangan neng,' seperti itu," tutur Fernando sambil mengusap air mata.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.