Kita Perlu Memupuk Rasa Kemanusiaan Di Dalam Diri Kita Masing-masing Kata Nasaruddin Umar
Pertemuan yang bertajuk UPF New Year’s Gathering itu mengangkat tema 'Peran Bisnis dan Media untuk Perdamaian di dalam Negeri
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, M.A mengatakan baginya kemanusiaan adalah satu dan tidak memiliki warna.
“Bagi saya, kemanusiaan adalah satu, dan tidak memiliki warna. Ketika kita berbicara dari hati nurani kita yang terdalam, maka kita menemukan bahwa kemanusiaan melampaui semua agama, kepercayaan, aliran, bahkan politik, dll. Oleh karena itu, kita perlu memupuk rasa kemanusiaan ini agar bisa tetap hidup di dalam diri kita masing-masing. Saya sungguh sangat yakin, semakin kita mendengarkan hati nurani, maka semakin kita berkontribusi besar untuk terciptanya bangsa-bangsa yang lebih damai,” ungkap Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, M.A. saat memberikan Bimbingan Spiritual pada acara Universal Peace Federation di Ruang Majapahit Hotel Borobudur Jakarta.
Pertemuan yang bertajuk UPF New Year’s Gathering itu mengangkat tema 'Peran Bisnis dan Media untuk Perdamaian di dalam Negeri, Semenanjung Korea, Asia Pasifik dan Dunia' digagas untuk mempererat hubungan antara Peace Associates dan Peace Ambassadors (Duta Perdamaian) UPF, yang menandai awal tahun 2022 yang penuh harapan terlepas dari perjuangan yang dihadapi setiap orang dimasa pandemi Covid-19 yang penuh tantangan ini.
Acara yang juga dihadiri oleh peserta online melalui platform zoom ini menampilkan inisiatif baru dari Universal Peace Federations (UPF), Think Tank 2022 for Indonesia, yang berupaya membangun strategi global untuk terobosan besar bagi perdamaian pada akhir tahun 2022; adalah salah satu tujuan utama UPF untuk mencapai reunifikasi damai Korea seperti yang menjadi visi pendiri UPF, Father dan Mother Moon.
Mereka menggambarkan ini sebagai batu loncatan penting untuk mencapai perdamaian di dunia. Inisiatif ini muncul di atas dasar investasi tulus dan upaya penuh pengorbanan selama beberapa dekade, terutama setelah pertemuan para pendiri UPF dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Il Sung di Pyongyang sekitar 30 tahun yang lalu.
Wakil Ketua UPF Indonesia, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak menyambut baik seluruh peserta yang hadir baik yang hadir langsung maupun peserta online. Hon. Ek Nath Dhakal, Ketua UPF Asia Pasifik, kemudian menyampaikan Opening Remarks di mana beliau menyampaikan apresiasi UPF kepada para VIP dan delegasi tingkat tinggi yang mendukung pembicaraan dan program perdamaian dan juga menyampaikan update tentang KTT mendatang pada bulan Februari yang akan berlangsung di Korea dengan para pemimpin tingkat tinggi dan kepala negara.
Sesi Think Tank 2022 Indonesia, yang dipandu oleh Bapak Alfred Forno, Sekretaris Jenderal UPF untuk Indonesia, ditutup dengan sambutan VIP dan Pesan Utama yang disampaikan oleh Hon.
Yasril A Baharuddin, Ketua IAPP Indonesia, Yasril menghimbau khususnya kepada para pemimpin usaha dan media untuk bersatu padu membangun perdamaian di berbagai tingkatan hingga kita dapat mencapainya di tingkat dunia.
Yasril mendorong kita semua untuk mengabdikan diri kita di bidang masing-masing untuk menemukan kedamaian sebagaimana beliau mengutip apa yang dikatakan oleh pendiri UPF, Dr. Hak Ja Han Moon, Ibu Perdamaian. “Aku akan mengabdikan sisa hidupku untuk mengakhiri perang, asusila dan keserakahan, dan membebaskan hati Tuhan sehingga kita dapat membangun dunia yang penuh dengan kedamaian dan cinta sejati yang melimpah.”
Pada kesempatan yang sama, pada sesi peresmian yang dipandu oleh Petrus Lakonawa, M.Th., Duta Perdamaian UPF dan Sekretaris Jenderal IAPD Indonesia, UPF meluncurkan International Association for Peace and Economic Development (IAED), dengan Dr. Jessica Natalia Widjaja sebagai presiden, dan juga International Media Association for Peace (IMAP), dengan Mercys Charles Loho sebagai presidennya.
IAED dan IMAP adalah dua cabang UPF di samping IAPP dan IAPD yang telah diluncurkan masing-masing pada 2018 dan 2021.
Dr. Jessica menyebutkan betapa pentingnya para pemimpin bisnis untuk memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk bekerja sama dengan sektor masyarakat lainnya agar dunia ini dapat diciptakan menjadi tempat tinggal yang lebih baik.
“Kami menegaskan niat kami untuk bekerja sama demi menciptakan keluarga bangsa-bangsa, sebuah dunia damai yang lebih baik, dan manusia berkembang berdasarkan prinsip interdependensi, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal,” kata Dr. Jessica.
Di sisi lain, Mercys Charles Loho yang juga saat ini menjabat Humas dari Persatuan Wartawan Indonesia mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan diluncurkannya IMAP Indonesia media akan berperan penting sebagai ujung tombak perdamaian yang dimulai dari Indonesia.