Covid-19 dan BOR Pasien Meningkat, PTM Dihentikan, Sekolah di Kota Tangerang Kembali PJJ
Pemkot Tangerang menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, kembali menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh bagi tingkat TK, SD, dan SMP.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akhirnya menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah dan kembali menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi seluruh sekolah tingkat TK, SD, dan SMP.
Sebelum mengambil kebijakan menghentikan PTM, Pemkot Tangerang sudah mengubah PTM 100 persen menjadi 50 persen.
Pemberlakuan PTM 50 persen ini baru berlaku pada Senin (24/1/2022) kemarin.
Kini diputuskan PTM dihentikan, kembali ke sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Hal ini ditempuh karena kasus Covid-19 terus meningkat.
Hentikan PTM, Kota Tangerang Kembali PJJ
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin mengatakan, penghentian PTM tersebut dilakukan berdasar hasil evaluasi pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Dimana terkait dengan meningkatnya kasus Covid-19 beserta varian Omicron di Kota Tangerang.
"Hasil dari evaluasi bersama dengan Dinas Kesehatan maka diputuskan kembali menutup PTM dan kembali menerapkan PJJ di semua TK, SD, dan SMP di Kota Tangerang," ujar Jamaluddin saat dikonfirmasi Wartakotalive.com, Selasa (25/1/2022).
"Penerapan PJJ ini kita lakukan, demi kesehatan dan keselamatan anak-anak dan warga sekolah lainnya, melihat kasus Covid-19 yang kembali meningkat," imbuhnya.
Jamaluddin menerangkan, penghentian PTM dilakukan lantaran khawatir akan munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sebab hingga saat ini terdapat dua sekolah di Kota Tangerang yang ditutup lantaran positivity rate berada di atas lima persen, setelah dilakukan tracing secara acak oleh Dinkes Kota Tangerang.
Baca juga: Ganasnya Covid-19: DKI Tambah 2000 Kasus, 9 Orang Meninggal, di Tangsel 1000 Lebih Warga Terpapar
"Jika PTM terus dilanjutkan, kita khawatir akan menimbulkan klaster-klaster yang baru, karena sejauh ini sudah ada dua sekolah yang ditutup karena positivity rate-nya di atas lima persen," ungkapnya.
"Makanya agar anak-anak dan semuanya tetap dalam kondisi sehat, makanya kita terapkan kembali PJJ," sambungnya.