Pemkot Depok Putar Otak Aktifkan Lagi Lokasi Karantina, Rumah Kosong dan Tempat Kos Jadi Pilihan
Antisipasi ledakan Covid-19, Pemkot Depok mulai mengaktifkan lagi lokasi karantina termasuk yang berbasis masyarakat seperti rumah kosong, tempat kos.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kasus aktif Covid-19 di Kota Depok bergerak cepat.
Pemkot Depok kini tengah fokus pada pengaktifan kembali lokasi karantina.
Pasalnya tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit sudah mulai penuh.
Bahkan Pemkot Depok juga menyiapkan tempat isolasi berbasis masyarakat.
Covid-19 di Depok Terus Meningkat, Gedung Pusat Studi Jepang UI Kembali Dijadikan Tempat Karantina
Pemerintah Kota Depok bakal kembali membuka Gedung Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia (UI) sebagai lokasi karantina, seiring terus meningkatnya angka kasus Covid-19 sejak beberapa pekan belakangan ini.
“Sesuai arahan bapak Wali Kota Depok dan sudah dirapatkan dengan Satgas Covid-19, pekan ini Pusat Studi Jepang akan dioperasikan kembali,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
“Jadi kami sudah mengecek ke lokasi, dan mulai Minggu ini akan dioperasikan,” sambungnya lagi.
Karantina Pusat Studi Jepang Memiliki Kapasitas 42 Tempat Tidur untuk OTG dan Bergejala Ringan
Dadang mengatakan, lokasi karantina Pusat Studi Jepang ini memiliki kapasitas 42 tempat tidur.
“Untuk pasien, lebih kurang ada 42 tempat tidur. Nanti kita akan lihat kembali yang di Wisma Makara UI, karena Makara UI saat ini sudah banyak dibooking untuk agenda-agenda hotel,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dadang berujar pasien Covid-19 yang bisa melakukan isolasi di Pusat Studi Jepang UI hanya untuk kategori orang tanpa gejala (OTG), atau pun bergejala ringan.
“Sesuai arahan, bahwa untuk Pusat Studi Jepang hanya untuk OTG dan gejala ringan,” tuturnya.
Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi: 897 Kasus Baru Dalam Sehari, 28 Siswa dan Guru Tertular, PTM Tetap Berjalan
Dadang mengatakan, pengaktifan kembali lokasi karantina ini dilakukan musabab tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit sudah mulai penuh.
“Karena saat ini untuk kasus aktif itu bergerak demikian cepat. Positivity rate kita sudah mencapai 14 persen. BOR (bed occupancy ratio) sudah mencapai 43 persen,” pungkasnya.
Kasus Aktif Covid-19 Meningkat, Pemkot Depok Siapkan Tempat Isolasi Berbasis Masyarakat
Pemerintah Kota Depok tengah menyiapkan lokasi karantina untuk pasien Covid-19 berbasis masyarakat.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, mengatakan, saat ini para camat tengah mengidentifikasi tempat-tempat untuk realisasi lokasi karantina tersebut.
"Saat ini masih diidentifikasi oleh masing-masing camat. Jadi mereka bisa mencari tempat kos misalnya, atau rumah-rumah yang kosong yang bisa disewa," kata Dadang pada wartawan, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Covid-19 di Depok Naik Lagi, Wali Kota Jamin Stok Tabung Oksigen Aman, Minta Ruang Rawat Diperbanyak
Nantinya, operasional tempat isolasi berbasis masyarakat ini akan bekerjsama dengan para relawan dari Satgas Covid-19 Kota Depok, ihwal urusan dapurnya.
"Jadi itu yang berbasis masyarakat nanti bekerjasama dengan relawan satgas untuk penanganan dapur umumnya, dan lain-lain," ungkapnya.
Dadang mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk menambah kapasitas tempat isolasi gedung Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, yang akan beroperasi mulai pekan ini.
"Untuk menambah kapasitas karantina selain di Pusat Studi Jepang. Karena saat ini untuk kasus aktif itu bergerak demikian cepat. Positivity rate kita sudah mencapai 14 persen, BORnya sudah mencapai 43 persen," pungkasnya.
Covid-19 di Depok Meningkat Lagi, Wali Kota Pastikan Stok Tabung Oksigen Medis Aman
Ketersediaan tabung oksigen medis atau O2 di sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Depok terbilang aman.
Saat ini kasus Covid-19 di Kota Depok terus mengalami peningkatan setiap harinya.
"Kita punya tabung-tabung untuk pengambilan langsung yang dioperasikan ke RSUD Depok khususnya," kata Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dilansir dari situs resmi Pemkot Depok, Minggu (30/1/2022).
"Kita juga sudah kerjasama paten dengan beberapa perusahaan untuk pengisian tabung-tabung oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit di Kota Depok. Jadi dari sisi tabung oksigen InsyaAllah aman," sambungnya lagi.
Baca juga: Tenda hingga Bangsal Mulai Disiapkan Hadapi Lonjakan Covid-19
Idris mengatakan, peningkatan jumlah kasus ini berimbas pada meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) di beberapa rumah sakit.
Ia merinci, kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit kini telah mencapai angka 18 persen, sementara tingkat keterisian ruang ICU telah mencapai angka 4,55 persen.
“Jakarta naik, aglomerasi naik Depok sangat berbatasan langsung dengan Jakarta. Per 26 Januari itu yang mengagetkan sepanjang masa pandemi paling tinggi ada 448 kasus per satu hari. Jadi di akhir Desember 2021, kasus aktif di Kota Depok tinggal 24 orang. Kemudian, pasca Nataru terus bertambah hinga sekarang sudah 1.680 kasus,” ungkapnya.
Baca juga: Satu Keluarga di Cipondoh Tangerang Positif Covid-19, Hasil Tracing: 3 Tetangganya Juga Tertular
Terakhir, orang nomor satu di Kota Depok ini menyebut bahwa pihaknya tengah menyiapkan lokasi isolasi untuk warga yang tak memungkinkan isolasi mandiri di rumah.
“Ketika kondisi rumah masyarakat(yang terpapar Covid-19 tidak sesuai dengan kapasitas atau untuk melakukan isolasi, maka kami pindahkan ke isolasi terpusat yang ada di tingkat kota. Kami sedang menjalin kerja sama kembali dengan Makara UI dan Pusat Studi Jepang UI,” pungkasnya.
Ridwan Kamil: Lonjakan Kasus Covid-19 di Depok dan Bekasi Tertinggi di Jabar
Kabupaten Bogor mengalami lonjakan kasus pada beberapa hari terakhir.
Tercatat ada 2.081 kasus Covid-19 terkonfirmasi aktif saat ini dengan kasus harian mencapai 300 kasus.
Untuk mengantisipasi meluasanya Covid-19, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor mengikuti Rapat Koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil secara virtual, Senin (31/1/2022).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerangkan bahwa jumlah konfirmasi kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat sudah mencapai 13.836 kasus, dan penambahannya mencapai 2.048 per hari.
Omicron saat ini katanya terus mengalami peningkatan.
Bahkan menurut Ridwan Kamil, terjadi lompatan yang luar biasa, terkait keterisian Rumah Sakit.
Yakni dari 14% keterisian RS data per 3 Januari 2022, meningkat menjadi 15,81%.
“Ada lompatan yang harus diwaspadai, oleh karena itu saya minta pada Bupati dan Wali kota se-Jabar untuk segera turun ke Rumah Sakit. Seperti yang saya lakukan kemarin di Kuningan dan beberapa tempat," pinta Ridwan Kamil.
Menurut dia, Bupati dan Wali kota harus turun untuk memastikan kesiapan Rumah Sakit.
"Prediksinya, kasus akan meningkat dalam hitungan minggu, maka tolong dipersiapkan,” ujar Ridwan.
Ridwan Kamil menyatakan bahwa setengah daerah yang ada di Jawa Barat perlu meningkatkan kembali capaian vaksinasi terutama vaksinasi dosis dua.
Karena itu, dia meminta kepala daerah melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan TNI dan Polri.
Karena peningkatan kedisiplinan baik protokol kesehatan maupun vaksinasi membutuhkan dorongan dari TNI dan Polri.
“Segera koordinasi dengan TNI/Polri, kita butuh koordinasi yang lebih intens lagi. Kalau bisa adakah random sampling testing dan tracing di terminal dan stasiun," paparnya.
Baca juga: Zulhas soal Sebutan Sahabat untuk Ridwan Kamil: Memang Saya Dekat, Bukan Pura-Pura
Ridwan menambahkan lompatan kasus di Jabar paling banyak terjadi di Depok dan Bekasi.
"Kita harus perketat prokes, termasuk diarahkan vaksinasi,” ungkap pria yang biasa Kang Emil ini.
Dia menjelaskan bahwa negara paling besar terkonfirmasi Omicron adalah Amerika Serikat, India dan Brazil.
"Total secara nasional ada 4,3 juta kasus Covid-19 dan provinsi tertinggi di DKI Jakarta, Jawa Barat khususnya di wilayah aglomerasi Bodebek, Bandung, Jateng dan Jatim," kata Ridwan. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/wartakota.com)