Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produsen Tempe dan Tahu Bakal Naikkan Harga Sampai 20 Persen Akibat Harga Kedelai Melonjak

Para produsen tempe dan tahu se-Indonesia berencana menaikkan harga jual menyusul kenaikan harga kedelai.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Produsen Tempe dan Tahu Bakal Naikkan Harga Sampai 20 Persen Akibat Harga Kedelai Melonjak
Warta Kota/Nur Ichsan
Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para produsen tempe dan tahu se-Indonesia berencana menaikkan harga jual menyusul kenaikan harga bahan baku utama yakni kedelai.

Kenaikan harga itu dilakukan usai aksi mogok produksi yang akan dilakukan mulai Senin (21/2/2022) besok hingga Rabu (23/2/2022) mendatang.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifuddin mengatakan rencana ini dilakukan karena mahalnya harga kedelai impor bahan baku produksi.

Hingga Minggu (20/2/2022) harga kedelai impor berkisar Rp 11 ribu sampai Rp 11.700 per kilogram, hal ini sangat memberatkan biaya produksi para produsen tempe dan tahu.

"Kenaikan antara 10 sampai 20 persen. Memang rencananya kita naikkan, dan kita sudah sepakat mau menaikkan," kata Aip saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (20/2/2022).

Baca juga: Protes Harga Kedelai, Perajin Tahu Tempe akan Mogok Produksi Mulai Besok 21 Februari 2022

Menurutnya rencana kenaikan ini hanya solusi jangka pendek karena harga kedelai impor diprediksi akan terus melonjak hingga bulan Juni 2022 terpengaruh harga kedelai global.

Berita Rekomendasi

Prediksi didasarkan pada waktu panen kedelai di tiga negara penghasil kedelai terbesar, yakni Amerika, Brazil, dan Argentina yang baru memasuki waktu panen bulan September.

"Sampai dengan Juni itu akan naik terus harga kedelai. Jadi ini kenaikan kedelai juga belum maksimal, akan naik terus. Nanti mulai Agustus, September mulai turun," ujarnya.

Aip menuturkan kenaikan harga imbas mahalnya harga kedelai global tidak terhindarkan karena dari total 3 juta ton kedelai kebutuhan Indonesia dalam satu tahun, 2,6 juta berasal dari impor.

Pada tahun 2021 lalu produsen tempe, tahu di sejumlah wilayah juga sempat melakukan mogok produksi selama tiga hari hingga akhirnya sepakat menaikkan harga jual.

"Supaya masyarakat juga mengerti kalau harga tempe, tahu naik ini masalahnya (harga kedelai global). Bukan keinginan kami. Jadi terpaksa kita naikkan, untuk itu kami mohon maaf," tuturnya.

Aip mengatakan mogok produksi guna memprotes mahalnya harga kedelai impor mulai besok sendiri tidak dilakukan serentak secara nasional, hanya di sejumlah wilayah saja.

Yakni produsen di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Bodetabek, Provinsi Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sementara untuk kenaikan harga nanti rencananya dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

"Jadi sebagai gambaran tempe di pasar tradisional yang sebesar telapak tangan harganya (sekarang) Rp 5 ribu, maksimum di tempat lain Rp 6 ribu. Nah itu naik paling banyak dari Rp 5 ribu ke Rp 6 ribu," lanjut Aip.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Usai Mogok Produksi, Produsen Tempe dan Tahu Bakal Naikkan Harga Sampai 20 Persen

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas