Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Harga Kedelai Tetap Tinggi, Produsen Siap Naikkan Harga Tempe dan Tahu hingga 20 Persen

Tak cuma mogok produksi, produsen tempe dan tahu se-Indonesia juga siap menaikkan harga hingga 20 persen

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Jika Harga Kedelai Tetap Tinggi, Produsen Siap Naikkan Harga Tempe dan Tahu hingga 20 Persen
Tribunnews/Jeprima
Perajin memproduksi tempe di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (8/6/2021). Jika Harga Kedelai Tetap Tinggi, Produsen Siap Naikkan Harga Tempe dan Tahu hingga 20 Persen 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak cuma mogok produksi, produsen tempe dan tahu se-Indonesia juga siap menaikkan harga hingga 20 persen. Hal tersebut buntut dari tingginya harga kedelai saat ini.

Sebelumnya, produsen tempe dan tahu se-Indonesia berencana mogok produksi yang dilakukan selama Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifudin mengatakan rencana ini dilakukan karena mahalnya harga kedelai impor bahan baku produksi.

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Perajin Tahu-Tempe di Bengkulu Pilih Kurangi Produksi

Hingga Minggu (20/2/2022) harga kedelai impor berkisar Rp 11 ribu sampai Rp 11.700 per kilogram, hal ini sangat memberatkan biaya produksi para produsen tempe dan tahu.

"Kenaikan antara 10 sampai 20 persen. Memang rencananya kita naikkan, dan kita sudah sepakat mau menaikkan," kata Aip saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (20/2/2022).

Menurutnya rencana kenaikan ini hanya solusi jangka pendek karena harga kedelai impor diprediksi akan terus melonjak hingga bulan Juni 2022 terpengaruh harga kedelai global.

Prediksi didasarkan pada waktu panen kedelai di tiga negara penghasil kedelai terbesar, yakni Amerika, Brazil, dan Argentina yang baru memasuki waktu panen bulan September.

Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan
Perajin tempe di kawasan Buaran Indah, Kota Tangerang, Banten, sedang memproduksi makanan yang merakyat ini, Selasa (15/2/2022). Adanya kenaikan harga kacang kedelai di pasaran membuat para perajin tempe dan tahu terancam merugi akibat tak berimbang dengan biaya produksi. Berkaitan dengan kenaikan harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu ini, para perajin tempe dan tahu se-Jabodetabek berencana melakukan aksi mogok produksi dan dagang selama 3 hari pada 21-23 Februari mendatang. Warta Kota/Nur Ichsan (Warta Kota/Nur Ichsan)
Berita Rekomendasi

"Sampai dengan Juni itu akan naik terus harga kedelai. Jadi ini kenaikan kedelai juga belum maksimal, akan naik terus. Nanti mulai Agustus, September mulai turun," ujarnya.

Aip menuturkan kenaikan harga imbas mahalnya harga kedelai global tidak terhindarkan karena dari total 3 juta ton kedelai kebutuhan Indonesia dalam satu tahun, 2,6 juta berasal dari impor.

Pada tahun 2021 lalu produsen tempe, tahu di sejumlah wilayah juga sempat melakukan mogok produksi selama tiga hari hingga akhirnya sepakat menaikkan harga jual.

"Supaya masyarakat juga mengerti kalau harga tempe, tahu naik ini masalahnya (harga kedelai global). Bukan keinginan kami. Jadi terpaksa kita naikkan, untuk itu kami moho

Aip mengatakan mogok produksi guna memprotes mahalnya harga kedelai impor mulai besok sendiri tidak dilakukan serentak secara nasional, hanya di sejumlah wilayah saja.

Baca juga: Perajin Tahu dan Tempe di Lampung Diimbau Gunakan Kedelai Lokal

Yakni produsen di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Bodetabek, Provinsi Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sementara untuk kenaikan harga nanti rencananya dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

"Jadi sebagai gambaran tempe di pasar tradisional yang sebesar telapak tangan harganya (sekarang) Rp 5 ribu, maksimum di tempat lain Rp 6 ribu. Nah itu naik paling banyak dari Rp 5 ribu ke Rp 6 ribu," lanjut Aip.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas