Catat, Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik Jelang Ramadan, Warga Diminta Tak Panic Buying
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan jelang Ramadan jadi sorotan, seperti gula, cabai, daging, bawang, Pemprov DKI minta warga tak panic buying.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain harga minyak goreng yang masih tinggi, beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan jelang Ramadan.
Mulai dari bawang putih, cabai, daging ayam, daging sapi, telur, hingga gula pasir.
Hal ini mendapat sorotan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) hingga anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pemprov DKI minta warga tak panic buying.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia Catat Kenaikan Komoditas Jelang Ramadan, Gula Pasir Tembus Rp 15 Ribu
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat adanya kenaikan harga sejumlah komoditas menjelang Ramadan 2022.
Selain harga minyak goreng yang masih tinggi, beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan mulai dari bawang putih, daging ayam, daging sapi, telur, hingga gula pasir.
Menurut Wasekjend Kebijakan Publik DPP IKAPPI, Teguh Stiawan, kenaikan harga komoditas ini sulit untuk ditahan jelang Ramadan karena beberapa faktor.
Seperti penurunan jumlah pasokan yang distribusikan, hingga tingginya permintaan dari masyarakat.
"Beberapa komoditas ini, penting untuk di jaga agar menjelang Ramadan atau H- 3 yang biasanya memiliki permintaan hingga 50% bisa di antisipasi," kata Teguh, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Tawuran Berdarah Makan Korban di Teluk Naga, Depok dan Kota Bambu Utara
Baca juga: Konvoi Mobil Bersirene di Puncak: Mengaku Anggota Densus 88, KTA-Pelat Dinas Palsu demi Gaet Wanita
Ia menjabarkan, untuk komoditas minyak goreng curah dan gula pasir saat ini mengalami penurunan distribusi yang cukup panjang.
Minyak goreng curah yang biasanya per minggu bisa dikirim 3 sampai 4 kali di pasaran, kini dikatakan hanya dikirim 2 kali perminggu.
Sedangkan gula pasir, disebut mengalami penurunan distribusi hingga 40%.
"Minyak goreng, untuk saat ini masih tembus Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu. Gula pasir tembus di kisaran Rp 15 ribu, sedangkan komoditas lain seperti bawang putih, ayam, telur mengalami kenaikan permintaan kurang lebih 30%," paparnya.
Ia menyebutkan, beberapa komoditas seperti bawang putih, ayam, dan telur mengalami kenaikan permintaan sekitar 30% dengan harga rata-rata bawang putih dari harga Rp 33 ribu menjadi Rp 33.900.
Sedangkan untuk daging ayam, juga mengalami kenaikan seribu rupiah dari harga Rp 38 ribu perekor menjadi Rp 39 ribu perekor, dan telur ayam dari Rp 25 ribu menjadi Rp 25.500, serta daging sapi dari harga Rp 140 ribu menjadi 141 ribu.
Pemerintah Diminta Fokus Pengendalian Harga Pangan
Diketahui, sebelumnya Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) juga menyatakan sikap kepada pemerintah terkait beberapa komoditas yang wajib diwaspadai kenaikannya menjelang bulan Ramadan.
Wasekjend Pembinaan dan Pendidikan Pedagang Pasar DPP IKAPPI Ahmad Choirul Furqon mengatakan, jika dilihat dari tahun sebelumnya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan biasanya meliputi tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam, dan cabai rawit.
"Pemerintah harus mewaspadai akan adanya kenaikan harga menjelang bulan Ramadan. Jika kita melihat tahun lalu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam, cabe rawit,” kata Ahmad Choirul Furqon, Sabtu (26/3/2022) lalu.
Baca juga: Wagub DKI: Pemindahan Ibu Kota Antisipasi Kenaikan Permukaan Air Laut, Kurangi Macet dan Banjir
Baca juga: Soroti Penjualan Tiket yang Molor, PSI Sebut Formula E Tersalip Konser Justine Bieber
Dalam keterangan persnya, IKAPPI meminta agar pemerintah dapat fokus terhadap pengendalian harga pangan saat ini.
Pihaknya menitik beratkan sejumlah keluhan pedagang terkait dengan potensi kenaikan harga komoditas menjelang Ramadan.
"Kami dari DPP IKAPPI berharap di tengah sengkarut isu minyak goreng yang masih belum terlihat ujungnya ini pemerintah tetap memiliki fokus terhadap pengendalian harga pangan," kata dia.
"Saat ini telah banyak pihak yang mengeluh kepada kami. Mereka mengungkap rasa khawatirnya atas potenai kenaikan harga komoditas pangan ini. Jadi kami sangat berharap pemerintah pusat dan daerah saling bersinergi dan gotong royong mengantisipasi kondisi ini sebelum Ramadan tiba," sambungnya.
Kenaikan Harga Terjadi Imbas Tingginya Permintaan Selama Puasa hingga Lebaran
Jelang bulan Ramadan, harga sejumlah komoditas pangan di DKI Jakarta diprediksi meroket.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, kenaikan harga terjadi imbas tingginya permintaan selama bulan puasa hingga jelang hari raya lebaran.
"Beberapa komoditas pangan diperkirakan masih mengalami tren kenaikan harga, seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada bulan ramadan dan Idulfitri, serta implikasi dari kenaikan harga komoditas global," ucapnya dalam keterangan tetulis, Selasa (29/3/2022).
Pasar Murah dan Bazar Jakpreneur
Guna mengantisipasi hal ini, beragam upaya dilakukan Pemprov DKI melalui program pasar murah dan bazar Jakpreneur.
Selain itu, Pemprov DKI juga akan melakukan monitoring dan pengawasan harga dan stok pangan strategis, monitoring dan pengawasan gudang, serta melakukan pengamanan stok Ramadan.
Kolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga dijalin demi menjaga ketersediaan stok pangan.
"Monitoring ketersediaan tabung LPG 3 kilogram dan pengawasan mutu pangan juga akan kami lakukan," ujarnya.
Baca juga: Prediksi Gubernur Anies soal Ramadan Tahun Ini hingga Pasar Tanah Abang Mulai Diserbu Warga
Baca juga: Modus Curanmor Makin Beragam: Debt Collector, Pura-pura Jadi Pasien Berobat dan Gendong Balita
Untuk memantau pergerakan harga pangan, masyarakat bisa melihatnya melalui infopangan.jakarta.go.id.
Melalui situs tersebut, masyarakat bisa melihat perkembangan harga komoditas pangan strategis di berbagai pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
"Pemprov DKI juga mengimbau agar masyarakat tetap optimis dan tidak panik untuk menjaga keseimbangan pasokan dan stok pangan di pasar," kata anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini.
Pemprov DKI Sebut Pasokan Kebutuhan Pokok Aman
Untuk meminimalisir terjadinya kelangkaan bahan pokok menjelang bulan suci Ramadan, Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau agar masyarakat tak panic buying.
Hal tersebut diungkapkan, Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati.
Menurutnya, pihaknya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan Perum Bulog DKI Jakarta dan Banten, Polda Metro Jaya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, BUMD Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya sejak awal Maret ini.
Ke depannya, koordinasi akan terus dilakukan.
"Pada awal Ramadan juga akan ada pembahasan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta, dan kemarin (28/3) kami telah melakukan koordinasi melalui TPID," ucap Sri melalui PPID DKI Jakarta, Selasa (29/3/2022).
Dari hasil koordinasi tersebut, kata dia, berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (DKPKP) DKI Jakarta mengenai komoditas pangan strategis.
"Yakni beras, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, cabe keriting, rawit merah, dan bawang putih tersedia dalam jumlah yang cukup dan aman," tambah dia.
Sri berujar stok dan pasokan kebutuhan pangan yang aman diharapkan mampu menjaga kestabilan harga pangan di Jakarta, sehingga inflasi di Jakarta selama momen Ramadan tetap terjaga.
Kenaikan inflasi didorong oleh kenaikan harga yang di antaranya disebabkan oleh tingginya permintaan.
Pemprov DKI juga telah menyediakan sarana bagi masyarakat untuk memantau perkembangan harga pangan melalui infopangan.jakarta.go.id. Secara transparan masyarakat bisa melihat perkembangan harga untuk komoditas pangan strategis di berbagai pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
Wagub DKI Jamin Stok Minyak Goreng Dijamin Aman
Masyarakat mulai khawatir soal kelangkaan minyak goreng dan makin melambungnya harga komoditas tersebut menjelang Ramadan 2022.
Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan ketersediaan minyak goreng pada bulan suci Ramadan 2022 dan harganya diharapkan tidak melambung.
Hal tersebut diungkapkan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria alias Ariza, di Balai Kota, Selasa (29/3/2022).
"Pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersama-sama memastikan ketersediaan minyak goreng," ucap Ariza.
Politikus partai Gerindra ini menyebut, pihaknya saat ini tengah menyiapkan berbagai program demi memastikan ketersediaan minyak goreng.
Salah satunya ialah dengan menggelar operasi pasar minyak goreng curah yang akan dilakukan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya.
Tujuannya untuk menekan harga minyak goreng di pasaran.
"Insyaallah kami akan berupaya terus," tambah dia.
Sebagai informasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya, akan menjual minyak goreng curah dengan harga murah yang akan dimulai pekan depan dan digelar satu kali dalam seminggu di Pasar Cipinang, Jakarta Timur.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihardi Wiraryo mengatakan tahap pertama akan terpusat penjualannya di Pasar Cipinang dengan menyediakan 8.000 liter minyak goreng curah.
"Tahap pertama 8.000 liter mungkin kita akan lakukan per minggu, seminggu sekali," ucap Pam kepada wartawan, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Pria yang karib disapa Pam ini juga menjelaskan bahwa dalam penjualan minyak goreng curah murah tersebut tidak diberlakukan pembatasan dengan segmen pengguna rumah tangga.
Adapun untuk pembelian maksimal, diperkirakan sebanyak jeriken besar dengan ukuran 19 liter.
Ia juga menjelaskan pihaknya akan menjual minyak goreng curah dengan harga Rp 13.000 per liter atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.
"Kita akan jual Rp 13.000 (per liter) karena kita akan jual di bawah HET. HET itu kan Rp 14.000 jadi kita jual di bawah itu masih boleh dong," ucapnya.
Kendati demikian, jika permintaan masyarakat semakin tinggi Food Station akan menambah stok minyak goreng yang dijual dengan harga murah.
"Kalau ternyata animonya besar mungkin akan (ditambah) dua kali lipat jadi 16.000 (liter)," tutup dia. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)