Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Irma Alusi Bekerja di TPU Srengseng Sawah, Pantang Menyerah Meski Kerap Diejek Satpam Kuburan

Irma Alusi, petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) TPU Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengaku sering diejek teman.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah Irma Alusi Bekerja di TPU Srengseng Sawah, Pantang Menyerah Meski Kerap Diejek Satpam Kuburan
Tribunnews/Irwan Rismawan
Suasana di Taman Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Irma Alusi, petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) TPU Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, mengaku sering diejek teman dan tetangganya.

Hal itu lantaran profesinya sebagai Pamdal dianggap tak layak.

"Sering (diejek orang). Ah, kerjanya cuma satpam kuburan. Enggak usah bergaya deh," kata Irma kepada Tribunnews.com, Kamis (21/4/2022).

Kendati demikian, Irma mengaku tak menghiraukan ejekan-ejekan tersebut.

Ia tetap fokus pada pekerjaannya.

"Selagi saya mampu, nyaman, saya mah jalanin aja. Apapun pekerjannya saya tetap syukuri dan tetap jalani," ujar wanita asal Cirebon, Jawa Barat itu.

BERITA REKOMENDASI

Irma tinggal bersama keluarganya di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Memaknai Hari Kartini, Lucia Karina Bagikan Pentingnya Peran Perempuan di Perusahaan Coca-Cola

Ia memiliki empat orang anak.

Dia memiliki keinginan agar keluarganya bisa sukses.

Ia tak rela bila anak-anaknya suatu saat mengalami nasib sepertinya.

"Cukup saya ajalah yang nasibnya seperti ini (jadi Pamdal)," ungkapnya.


Wanita berusia 37 tahun itu mengaku tak memilih-milih pekerjaan dan pantang menyerah.

Baca juga: Hari Kartini, Menteri PPPA: Perempuan Indonesia Bermimpilah Setinggi Langit

"Apapun pekerjannya kalau kita mampu, ya terusin aja. Jangan pernah menyerah," ucapnya.

Dia berharap agar perempuan-perempuan di Indonesia menjadi wanita yang tangguh, hebat, kuat, dan tak mudah menyerah.

Wanita kelahiran 3 juni 1984 itu percaya bahwa usaha tak mungkin menghianati hasil.

Segalanya, kata dia, butuh proses untuk mencapai keberhasilan.

"Kita harus bisa memperjuangkan dari titik terendah sampai titik teratas. Karena kita ambil dari pengalaman ibu kita Kartini, 'habis gelap terbitlah terang'," ucap Irma.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas