Membatik Jadi Pilihan Favorit Pengunjung Museum Tekstil
Proses membatik merupakan pilihan yang menarik banyak minat pengunjung Museum Tekstil yang berada di kawasan Palmerah
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses membatik merupakan pilihan yang menarik banyak minat pengunjung Museum Tekstil yang berada di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Artanti Kusuma Ritasari, Pemandu Museum Tekstil kepada Tribunnews.com, Kamis (26/5/2033) sore.
"Kalau untuk tujuannya masyarakat ke museum itu paling banyak ingin belajar membuat batik. Mereka selalu ingin tahu bagaimana cara membuat batik," jelas Artanti.
Pengunjung yang datang untuk membatik pun bervariasi.
Sementara dari kalangan akademik mulai jenjang PAUD, TK, hingga perguruan tinggi pun ada. Juga pengunjung lokal hinga mancanegara tak mau ketinggalan.
Prosesi membatik di Museum Tekstil diajar langsung oleh para ahli, biasanya terbagi oleh banyak sesi, tergantung jumlah pengunjung yang hadir saat itu.
Pun untuk proses dari membatik hingga selesai biasanya memakan waktu satu hingga satu setengah jam. Lalu kain batik yang telah jadi itu dapat dibawa pulang oleh pengunjung.
Hingga saat ini total koleksi kain batik beserta tekstil dan segala peralatan batik hingga peralatan menenun di Museum Tekstil kurang lebih 2.500 koleksi.
Museum Tekstil adalah museum yang mengoleksi kain-kain atau tekstil tradisional dari seluruh pelosok Nusantara.
Baca juga: Mengenal Teknik Pembuatan Kerajinan Tekstil dan Tujuan Fungsi Hias pada Kerajinan Tekstil
Museum Tekstil ini awalnya dibangun pada abad ke-19. Pertama kali diperuntukkan oleh seorang warga Prancis sebagai tempat tinggal mereka.
Kemudian pada 28 Juni 1976 bangunan ini diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto untuk menjadi museum yang memarekan banyak kain dari seluruh Indonesia hingga sekarang.