Cegah Kerumunan, Citayam Fashion Week Diminta Pindah ke Kemayoran, Bakal Ada Swab Test di Dukuh Atas
Pemkot Jakpus putar otak cegah kerumunan di Dukuh Atas dampak fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD, tawarkan Bunge Cs pindah mejeng di Kemayoran.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD mengakibatkan kerumunan di kawasan Dukuh Atas, padahal pandemi Covid-19 belum berakhir.
Memasuki hari pertama masuk sekolah, tak membuat sejumlah remaja SCBD ( Sudirman Citayam Bojonggede Depok ) urung untuk nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat termasuk untuk adu outfit, Citayam Fashion Week.
Kini Pemkot Jakarta Pusat putar otak untuk mencegah kerumunan di kawasan Dukuh Atas imbas Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi menawarkan para pentolan icon Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD untuk geser tempat ke Kemayoran.
Opsi bakal diadakan swab test di Dukuh Atas juga jadi pilihan.
Cegah Kerumunan Citayam Fashion Week, ABG SCBD Diminta Geser ke Kemayoran
Pemkot Jakarta Pusat mengimbau Bonge Cs alias kelompok Remaja Baru Gede (ABG) SCBD atau Sudirman-Citayam-Bojonggede-Depok untuk memanfaatkan fasilitas umum di wilayah lainnya sebagai tempat berkumpul, selain di Dukuh Atas.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, hal ini merupakan alternatif untuk menghindari kerumunan yang kerap terjadi di kawasan Dukuh Atas.
"Kemayoran luas itu, pakai itu kalau dia mau. Berapa kilometer itu jalan rayanya deket PRJ, Semua titik bisa dipakai jalanan itu," kata Irwandi, Senin (18/7/2022).
Menurut Irwandi, indahnya trotoar di sekitar Sudirman saat ini memang menjadi satu di antara daya tarik bagi masyarakat di berbagai penjuru.
Tak hanya menarik bagi para remaja dari Citayam, tapi banyak remaja dari daerah lain juga tertarik datang berkunjung.
Seperti dari Bekasi, Bojonggede, Depok, Tangerang, dan lain-lain.
Namun kata Irwandi, tak hanya di Dukuh Atas Sudirman saja, ada banyak wilayah lain di Jakarta yang juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul atau ngonten bareng.
Ia pun mencontohkan seperti di kawasan Kemayoran misalnya.
Kendati begitu, ia mengimbau agar siapapun yang datang ke tempat-tempat tersebut bisa tetap menjaga kebersihan.
"Mereka melihat sekarang itu trotoar dari Thamrin sampai Sudirman, kayak di luar negeri bagus. Ada MRT nya, tamannya, mereka lihat itu. Mereka sebenernya meniiru konsep di luar negeri 'oh ini bagus nih kayak di luar negeri', sebenarnya boleh aja karena mereka kan bangga dengan Jakarta yang udah modern. Kalau di Citayam gak ada begitu, makanya mainnya di Jakarta. Ada dari Tambun, Bekasi, Tangerang,"
"Kita Jakarta bebas kok, terbuka. Tapi jangan buang sampah, jangan tidur tiduran di situ, jadi kumuh kan. Pada prinsipnya kita dukung karena itu kan fasilitas umum. Asalkan mereka tertib," tuturnya.
Baca juga: Menteri Sandiaga Uno hingga Gubernur Anies Baswedan Bicara Fenomena Citayam Fashion Week dan SCBD
Untuk diketahui, sebelumnya istilah Citayam Fashion Week menjadi sorotan dan banyak dibahas di sosial media.
Hal ini merujuk pada sejumlah remaja yang kerap beradu gaya di zebra cross Dukuh Atas, yang dikenal sebagai tongkrongan Bonge dkk.
TribunJakarta.com memantau, kerumunan para remaja di kawasan tersebut juga terlihat pada Minggu (17/7/2022).
Sejumlah remaja dengan gayanya yang unik juga terlihat melakukan catwalk di zebra cross Dukuh Atas.
Banyak Remaja Abaikan Protokol Kesehatan di Dukuh Atas, Pemkot Jakarta Pusat Siapkan Swab Test
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat berencana akan membuka swab test covid - 19 terhadap remaja yang biasa nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
"Tidak tertutup kemungkinan kami akan gelar swab test covid - 19 di lokasi Dukuh Atas, kami ajukan dulu ke pimpinan agar pimpinan bisa mengakomodasi pada saat rapat dengan Wali Kota Jakarta Pusat," ucap Kepala Seksi (Kasie) pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Budi Setiawan saat diwawancarai, Senin, (18/7/2022).
Budi Setiawan menyayangkan sikap para remaja di Dukuh Atas banyak yang tidak taat protokol kesehatan (Prokes).
Hal tersebut menjadi sebuah kerumunan, tidak pakai masker, yang dinilai bisa terjadi persebaran kasus covid - 19.
"Saat ini kasus covid - 19 di Jakarta Pusat terus merangkak naik, bahkan ditingkat nasional juga turut mengalami kenaikan," ujar Budi.
Budi Setiawan mengatakan, jika terjadinya kerumunan sudah pasti berpotensi melupakan prokes, karena kerumunan itu dikarenakan jarak yang berdekatan, bahkan jarak kurang dari 1 hingga 2 meter.
"Kami harap media juga terus gaungkan terus mengenai prokes agar warga tidak lupa mengenai prokes," ujar Budi. Alfian Firmansyah
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi Bereaksi ABG SCBD Catwalk di Zebra Cross Dukuh Atas
Sebelumnya, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat, berkomentar terkait viralnya fenomena Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh atas, Sudirman.
Akhir-akhir ini, istilah Citayam Fashion Week menjadi sorotan dan banyak dibahas di sosial media.
Hal ini merujuk pada sejumlah remaja yang kerap beradu gaya di zebra cross Dukuh Atas, yang dikenal sebagai tongkrongan Bonge dkk.
Mengomentari hal ini, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan bahwa prinsipnya pihaknya mempersilakan siapa saja yang ingin datang dan menikmati ruang-ruang terbuka di wilayahnya.
Walau begitu, kata dia siapapun yang datang harus tetap memperhatikan fungsi dari fasilitas umum yang sudah disediakan.
Jangan sampai, berbagai aktivitas yang dilakukan justru menyalahgunakan fungsi dari fasilitas yang sudah disediakan.
"Mereka bolak balik di zebra cross, kan gila itu. Kalau ketabrak, siapa yang bertanggung jawab. Zebra cross itu buat penyebrangan bukan buat fashion week," kata Irwandi, Senin (18/7/2022).
"Kalau dia mau itu (bikin acara) silakan ajukan surat mau bikin apa, acara apa. Jangan salah, kita fasilitasi di fasilitas sosial, fasilitas umum, jangan salah. Fasos fasum itu kan fungsinya harus sebagai fasos fasum. Jangan beralih fungsi, itu salah dong. Kan gak semua masyarakat umum begitu," katanya.
Menurut Irwandi, tidak semua pengguna jalan di kawasan Dukuh Atas Sudirman, merupakan kelompok remaja yang hobi nongkrong dan adu outfit di sana.
Namun ada juga pengguna jalan lain yang harus diperhatikan.
Seperti para pekerja, pengguna MRT, atau pengendara yang kerap melintasi kawasan tersebut.
Baca juga: Gubernur DKI Anies Baswedan Tolak Jawab Soal Banjir Tapi Sidak Fenomena SCBD, Ini Kata Pengamat
Oleh sebab itu, ia pun menyebut tak akan memfasilitasi para remaja yang hendak melakukan fashion week di area zebra cross kawasan Dukuh Atas.
"Karena itu fungsinya fasos fasum, ada pengguna lain, pengguna jalan yang juga manfaatkan itu bukan hanya mereka aja. Apalagi itu membuat kemacetan,"
"Kalau kita fasilitasi di situ, nanti kita disalahin oleh masyarakat. Kan penggunanya masyarakat, coba ditanya ke masyarakat, setuju apa tidak. Kan banyak prokontra juga," tuturnya.
Hari Pertama Sekolah, ABG SCBD Tetap Mejeng di Dukuh Atas
Memasuki hari pertama masuk sekolah, tak membuat sejumlah remaja SCBD ( Sudirman Citayam Bojonggede Depok ) urung untuk nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Menurut pantauan TribunJakarta.com Senin (18/7/2022), suasana di kawasan Dukuh Atas Sudirman, tetap ramai dengan sekelompok remaja pada sore hari ini.
Padahal, hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah di beberapa daerah.
Alia salah satu remaja asal Cikarang, mengaku sengaja datang ke Dukuh Atas sepulang sekolah.
Datang bersama 4 teman lainnya, dirinya mengaku ingin nongkrong bareng di lokasi yang viral dengan istilah Citayam Fashion Week itu.
"Tadi datang pulang sekolah, jadi habis pulang sekolah langsung janjiaan. Emang mau nongkrong aja," kata Alia, ditemui Senin (18/7/2022).
Remaja kelas 1 SMK ini, berangkat bersama dengan teman-temannya dari Cikarang dengan menggunakan angkutan KRL.
Tiba di lokasi kisaran pukul 15.00 WIB, Alia dan teman-temannya menyebut ingin foto-foto lantaran lokasi ini viral di sosial media.
"Iseng aja sih sebenernya ke sini, nggak ada niat apa-apa. Cuma mau main aja, foto-foto," kata Alia.
Omzet Pedagang Starling Ambles Buntut Pemprov DKI Tertibkan Citayam Fashion Week
Kerumunan di Citayam Fashion Week membuat Pemprov DKI Jakarta turun tangan.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta melakukan penertiban keramaian di sekitaran kawasan Dukuh Atas Sudirman, tempat tongkrongan Bonge Cs atau kelompok remaja SCBD yakni Sudirman-Citayam-Bojonggede-Depok.
Sejumlah petugas kebersihan dan juga Satpol PP ditempatkan, untuk menjaga ketertiban dan kebersihan di lokasi tersebut setiap harinya.
Hal ini rupanya membuat sejumlah Pedagang Starling harus memutar otak agar tetap bisa berjualan.
Sebab semenjak dijaga oleh petugas tersebut, pedagang starling tidak diperkenankan melintasi kawasan sekitar Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, atau Terowongan Kendal untuk berjualan.
Ali, salah satu pedagang starling mengatakan larangan ini diberlakukan untuk mencegah para pengunjung atau kelompok remaja yang kerap nongkrong di kawasan tersebut nyampah.
"Katanya sih karena terlalu banyak sampah. Jadi sebenarnya larangan itu lebih kepada sampahnya. Jadi udah dari minggu kemarin, sepeda (starling) gak boleh ke sini," kata Ali.
Lantaran dilarang untuk berkeliling di kawasan tersebut, banyak pedagang starling akhirnya mencari cara agar tetap bisa mendapat keuntungan.
Di antaranya dengan melakukan jemput bola dengan mendatangi satu persatu warga menawarkan minumannya.
Ditemui TribunJakarta.com, Ali mengaku meninggalkan sepeda dagangannya di ujung jalan dan berjalan kaki menemui setiap orang di kawasan sekitar Stasiun MRT Dukuh Atas untuk membeli minumannya.
"Jadi kita keliling ditawarin satu-satu. Nanti orang mau ya pesan, kita bikinin. Sepedanya di sana. Namanya juga untuk nyari makan," kata Ali.
Walau begitu, kata Ali penertiban kawasan Citayam Fashion Week sangat berpengaruh terhadap pendapatannya.
Sejak pekan lalu, omzet Ali diakui sangat merosot tajam.
Padahal, kata dia sebelumnya ia mampu meraup keuntungan lebih semenjak Bonge Cs viral di sosial media.
Banyaknya kalangan remaja dari berbagai penjuru yang datang ke Dukuh Atas, seolah menjadi rejeki nomplok bagi para pedagang starling.
"Alhamdulillah, ada yang datang dari jauh buat ketemu Bonge. Ramailah. Omzetnya bisa jadi rata-rata Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu sehari," kata Ali.
Lain kemarin, lain sekarang. Semenjak ditertibkan, Ali mengatakan hanya mampu meraup untung untuk makan sehari-hari.
"Pas dilarang, menurun. Kalau kita gak (jemput bola) gini, kadang hanya cukuplah buat makan. Sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu sehari," kata Ali. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)