Rudolf Putar Uang 4 Juta dari Rp30 Juta Milik Korban di Trading Binomo Sisanya Buat Sewa Pembunuh
Polisi mengungkap Christian Rudolf Tobing alias R menggunakan uang sebesar empat juta dari total 30 juta yang didapatkan ke trading Binomo.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mengungkap Christian Rudolf Tobing alias R menggunakan uang sebesar empat juta dari total 30 juta yang didapatkan ke trading Binomo.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, uang itu Rudolf dapatkan dari hasil meminta kepada korban AYR alias Icha.
"Kemudian yang 4 juta sudah digunakan untuk aplikasi trading Binomo," kata Hengki kepada wartawan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Senin (24/10/2022).
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditkrimun Polda Metro Jaya, Panjiyoga mengatakan, adapun tujuan Rudolf menginvestasikan uang itu ke trading untuk mendapatkan uang lebih.
Sedangkan 26 juta sisanya, polisi menjelaskan akan digunakan Rudolf untuk membiayai pembunuh bayaran yang pada akhirnya tidak jadi ia lakukan.
"Kalau dari penyampaian pelaku uang itu untuk mencari pembunuh bayaran," kata Panjiyoga.
Sebelumnya diberitakan, Polisi mengungkap fakta baru dalam kasus pembunuhan wanita yang jasadnya dibuang di kolong tol Becakayu, Bekasi berinisial AYR alias Icha (36) oleh mantan Pendeta Muda, Christian Rudolf Tobing.
Terungkap jika Rudolf sempat berencana menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi target utama yakni rekannya berinisial H.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan tersangka mencari pembunuh bayaran itu melalui internet.
Baca juga: Selama Tiga Hari Rudolf Pelajari Cara Habisi Korbannya, Pelaku Batal Gunakan Jasa Pembunuh Bayaran
"Pelaku sempat pada saat sebelum melakukan pembunuhan untuk membunuh H, pelaku sempat men-searching di internet jasa pembunuhan bayaran dan tarifnya," kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (22/10/2022).
Hal ini diketahui setelah penyidik Subdit Jatanraa Polda Metro Jaya memeriksa handphone tersangka dan ditemukan riwayat pencarian soal itu.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menyebut penyewaan pembunuh bayaran itu urung dilakukan karena tarifnya terlalu mahal.
"Jasa itu (pembunuh bayaran) tidak jadi karena menurut keterangan pelaku itu tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup," ucapnya.
Namun, hal itu tidak membuat Rudolf mengurungkan niatnya untuk melakukan pembunuhan.
Dia kembali mencari cara lain di internet untuk menghabisi nyawa korban.
Akhirnya, dia terpikirkan untuk menghabisi nyawa korban tanpa bersuara.
"Pelaku men-searching lagi bagaiman cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari," ucapnya.
Targetkan 3 Orang untuk Dieksekusi
Polda Metro Jaya menemukan sejumlah fakta baru dalam kasus pembunuhan yang dilakukan seorang mantan pendeta muda, Christian Rudolf Tobing terhadap seorang wanita berinisial AYR alias Icha (36).
Diketahui, jasad AYR dibawa oleh Rudolf dengan dimasukan ke kantong plastik dan dibuang di kolong tol Becakayu, Pondok, Bekasi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut sebelum membunuh Icha, tersangka ternyata mengincar korban lain yang juga merupakan rekannya berinisial H.
"Korban yang jadi target utama itu yang inisial H, tapi yang bersangkutan sulit dihubungi," kata Hengki kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indriwienny Panjiyoga mengatakan, Rudolf sempat mencoba menemui H.
Tersangka saat itu menghubungi adik H untuk mengetahui keberadaan temannya tersebut.
"Pelaku coba menghubungi calon korban melalui adiknya namun responnya kurang sehingga pelaku bergerak ke target berikutnya yaitu korban I," terang Panjiyoga.
Selain itu, Panjiyoga mengatakan masih ada korban lain yang menjadi target tersangka. Dia adalah seorang wanita berinisial S yang juga rekan tersangka.
Namun, pelaku baru berhasil mengeksekusi korban Icha sebelum akhirnya ditangkap pihak kepolisian.
Rudolf mengaku korban I merupakan targetnya yang paling lemah dan mudah dijangkau.
"Jadi pelaku menilai korban I ini dekat dengan pelaku dan pelaku tahu bagaimana mengajak korban dengan cara bikin podcast bersama," ucap Panjiyoga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.