Update Sekeluarga Tewas di Kalideres: Kesaksian Berbeda Mantan Tetangga, Polisi Klaim Kantongi Motif
Fakta terbaru terkait satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, polisi mengklaim sudah kantongi motif.
Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, masih belum terungkap.
Empat orang yang ditemukan tewas di dalam rumah itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial KM (66), dan paman berinisial BG (68).
Keempat orang tersebut dikenal tertutup oleh warga di lingkungan rumahnya.
Namun, kesaksian berbeda diungkap oleh mantan tetangga keluarga itu.
Sebelum pindah ke Kalideres, keluarga tersebut tinggal di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Teman masa kecil DF, F (40), mengatakan DF merupakan orang yang terbuka saat tinggal di Gunung Sahari.
"Waktu SMP, DF itu baik banget. Kalau beli makanan atau beli barang, selalu beliin aku juga."
"Jadi kalau mereka pergi sama keluarga, tapi kalau belanja perginya sama aku," ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/11/2022), dilansir Kompas.com.
Selengkapnya, berikut fakta-fakta terbaru terkait satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres:
Polisi Pakai Alat-alat Canggih
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, menyampaikan pihaknya menggunakan alat-alat canggih untuk menyelidiki penemuan mayat di Kalideres itu.
"Kami gunakan alat-alat canggih, yaitu crime lab auto, untuk mencari apakah ada bercak darah dan sebagainya," ungkapnya kepada wartawan, Rabu, dikutip dari Wartakotalive.com.
Ia melanjutkan, penggunaan alat-alat canggih itu untuk mengetahui penyebab kematian satu keluarga tersebut.
"Ya nanti kesimpulan terakhir, ya. Kami tidak boleh sampaikan sekarang."
"Ya artinya banyak sekali temuan-temuan daripada metode penyelidikan yang kami laksanakan banyak berkontribusi dari digital forensik untuk memberikan petunjuk yang sangat penting."
"Kedokteran forensik juga seperti itu, laboratorium forensik ya terkait DNA dan sebagainya juga memberikan petunjuk yang penting," jelas Hengki.
Baca juga: Polisi Masih Dalami Latarbelakang Profesi Satu Keluarga Tewas yang Tewas di Kalideres
Polisi akan Libatkan Ahli Serangga
Dilansir Wartakotalive.com, polisi akan melibatkan ahli serangga untuk menguak misteri penyebab kematian satu keluarga tersebut.
Hengki menyebut, pihaknya akan melibatkan sejumlah ahli seperti ahli psikologi forensik, laboratorium forensik, kedokteran forensik, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
Hengki berujar, dari temuan baru dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Rabu (16/111/2022), polisi menemukan belatung di rumah korban.
Sehingga, tidak menutup kemungkinan, polisi akan melibatkan ahli serangga atau ahli entomologi dalam mengungkap kasus ini.
“Apa perlu kita undang ahli entomologi, ahli serangga, karena kami temukan belatung, nanti bisa arahkan kapan meninggalnya nanti, ini contohnya,” tambah Hengki.
Baca juga: Ada Tumpukan Sampah di Rumah Keluarga di Kalideres, Diduga Sengaja Menutup Diri dari Tetangga
Polisi Klaim Kantongi Motif
Sementara itu, Hengki mengatakan, pihaknya telah mengantongi motif satu keluarga tewas di Kalideres itu.
"Kami memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini."
"Salah satunya terkait motif, kami bisa patahkan beberapa motif lain sebelumnya," katanya, Rabu, dikutip dari Wartakotalive.com.
Namun, Hengki belum mau membeberkan apa motif dari tewasnya satu keluarga tersebut.
Ia menegaskan, pihaknya masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut.
"Karena dalam penyelidikan ini, kami harus menentukan sebab kematian dan motif," imbuh dia.
Baca juga: Polisi Selidiki Misteri Gunungan Sampah di dalam Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres
Diketahui, satu keluarga ditemukan tewas di Kalideres pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Dari hasil autopsi, tidak ada tanda kekerasan pada empat orang itu.
Lalu, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, mengungkap bahwa keempat mayat tersebut tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama.
Sehingga, otot-otot pada keempat mayat itu sudah mengecil.
Hal tersebut juga mengindikasikan, jika keempatnya mengalami dehirasi dan kurang nutrisi.
Berdasarkan keterangan dokter forensik, kematian empat orang tersebut sudah sejak tiga minggu yang lalu.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Mita Amalia Hapsari) (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah/Ramadhan L Q)