Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Meninggal sejak 6 Bulan lalu hingga Ada Saksi Baru
Polisi temukan fakta lainnya terkait kasus satu keluarga tewas di Kalideres. Diperoleh dari keterangan saksi baru hingga pegawai koperasi
Penulis: Rifqah
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kasus satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022) masih menjadi misteri hingga kini.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan.
Dalam beberapa waktu terakhir, polisi berhasil menemukan fakta baru mengenai kasus kematian satu keluarga di Kalideres tersebut.
Berikut fakta baru kasus penemuan satu keluarga di Kalideres dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
Meninggal sejak 13 Mei 2022
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkap, dua orang anggota keluarga yang tewas di Kalideres sudah meninggal sejak 13 Mei 2022 atau enam bulan lalu.
Menguti dari Kompas.tv, dua korban tersebut adalah Rudiyanto Gunawan dan istrinya, Reni Margareta.
Baca juga: Siang Ini, Polda Metro Ungkap Temuan Terbaru Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres
"Sementara anaknya, Dian Febbyana dan paman sekaligus ipar Budiyanto Gunawan saat itu masih hidup," ujar Hengki, Senin (21/11/2022).
Hal tersebut terungkap dari penyelidikan polisi setelah memeriksa tiga saksi.
Saksi itu dari mediator dan dua lainnya dari pegawai koperasi simpan pinjam.
Sebelumnya diketahui, laporan terkait tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat terjadi pada Kamis (10/11/2022).
Kesaksian Pegawai Koperasi Simpan Pinjam
Salah satu korban, Budiyanto Gunawan diketahui berencana menggadaikan sertifikat rumahnya ke koperasi simpan pinjam.
Awalnya Budiyanto menyerahkan sertifikat ke mediator, kemudian mediator menemukan koperasi simpan pinjam yang bisa digunakan untuk menggadaikan rumah.
Kemudian mediator tersebut mengajak dua pegawai koperasi simpan pinjam ke rumah Budiyanto pada Jumat, 13 Mei 2022.
Sesampainya di rumah, para saksi dikejutkan dengan bau tidak sedap yang sangat menyengat berasal dari dalam rumah.
"Pada saat itu diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada bulan Mei, 13 Mei," kata Hengki pada Senin (21/11/2022).
Karena penasaran, para saksi pun akhirnya menanyakan mengenai bau busuk yang tercium kepada Budiyanto.
Budiyanto lantas menjawab jika bau busuk tersebut hanya berasal dari got yang belum sempat dibersihkan.
Baca juga: Polisi Gunakan Alat Canggih untuk Selidiki Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Kemudian para saksi masuk ke dalam rumah bersama Budiyanto dan diajak ke kamar Reni Margareta.
Namun, saat itu sang anak, Dian Febbyana meminta untuk tidak menyalakan lampu kamar sang ibu, Reny Margareta.
"Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk. Di mana ibunya ini lagi tidur, tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya," ujar Hengki menirukan ucapan Dian.
Tanpa Dian ketahui, ternyata pegawai koperasi simpan pinjam tersebut menyalakan senter HP dan dikejutkan dengan kondisi Reni Margareta.
Saat itu Ronny Margareta sudah menjadi mayat.
"Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat, pada tanggal 13 Mei," ujar Hengki. dikutip dari Kompas.tv.
Pada akhirnya, mediator dan dua pegawai tersebut langsung pergi dan tidak melanjutkan proses gadainya tersebut.
Ditemukan Ponsel Korban
Polisi menemukan dua ponsel korban di rumah satu keluarga tewas di Kalideres.
Hengki mengungkapkan, dua ponsel yang ditemukan tersebut diduga digunakan bersama-sama oleh keempat korban.
"Satu HP digunakan oleh masing-masing dua orang, dan kami lihat di sini ternyata ada aplikasi PeduliLindungi atas nama masing-masing dua orang," ujar Hengki kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Jasad Satu Keluarga Tewas di Kalideres Sudah Mengalami Mumifikasi
Tim ahli digital forensik yang memeriksa ponsel tersebut menemukan pesan komunikasi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.
Pesan yang ditemukan mengandung banyak kata-kata yang bersifat negatif.
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yan bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," ujar Hengki, dikutip dari Kompas.com.
Diperlakukan Selayaknya Manusia Hidup
Mengutip dari WartaKotalive.com , dua korban yang sudah meninggal sejak 13 Mei 2022 tersebut masih diperlakukan bak manusia hidup.
Keterangan tersebut diperoleh Hengki dari kesaksian pegawai koperasi simpan pinjam yang datang ke rumah korban.
Dian Fabbyana, sang anak yang saat itu masih hidup memberikan susu hingga menyisiri rambut sang ibu yang sudah meninggal, Reni Margareta.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Dian Fabbyana.
Dian mengatakan jika ibunya masih hidup, karena itu dia masih memberikan susu dan menyisi rambut sang ibu.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," kata Kombes Hengki Haryadi.
2 Saksi Baru Diperiksa
Sebelumnya, terungkap bahwa Rudiyanto Gunawan dan Reni Margareta masih mempunyai dua anak lagi selain Dian Febbyana.
Namun, hal tersebut merupakan sebuah kekeliruan.
Dikutip dari Tribunjakarta.com, polisi memberikan klarifikasi jika dua orang saksi tersebut bukanlah anak dari Rudiyanto Gunawan dan Reni Margareta.
"Ini sebenarnya keliru wartawan," kata Endra Zulpan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol kepada wartawan, Minggu (20/11/2022).
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Minta Kasus Kalideres Diselesaikan dengan Metode Scientific Crime Investigation
Dua saksi tersebut merupakan adik dari Reni Margareta.
"Jadi itu yang tinggalnya di Bekasi itu adalah adik daripada ibu Margaretha," terang Zulpan.
Adik dari Reni Margareta tersebut menjadi saksi atas kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat tersebut.
Kedua saksi diketahui tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
Kombes Zulpan hanya memberikan sedikit bocoran mengenai dua saksi yang merupakan adik Reni Margareta.
Ia hanya memberikan bocoran jika dua saksi tersebut berjenis kelamin perempuan. Zulpan tidak membeberkan identitasnya secara lengkap.
Temuan-temuan yang sudah terkumpul akan dicocokkan satu sama lain.
Dengan menggandeng beberap ahli, polisi berharap bisa menemukan titik terang untuk mengungkap motif sebenarnya di balik kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Diketahui, hingga saat ini polisi masih belum bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai motif dari kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
"Ini teka teki yang rumit, namun yakin ini bisa kita pecahkan," katanya.
"Namun, memang butuh kehati-hatian. Jadi puzzlenya semakin jelas mengapa yang bersangkutan ini jual mobil, jual barang-barang itu untuk apa dan sebagainya," tandas Hengki, dikutip dari WartaKotalive.com, Senin (21/11/2022).
(Tribunnews.com/Rifqah)(Kompas.tv/Tito Dirhantoro)(Kompas.com/Tria Sutrisna)(WartaKotalive.com/Desy Selviany)(TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.