Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Buku Mantra hingga Kemenyan di Rumah Keluarga Tewas di Kalideres, Diduga Terkait Riual Tertentu

Polisi menemukan barang bukti baru di rumah keluarga yang meninggal di Kalideres, di antaranya ada buku mantra, buku lintas agama, dan kemenyan.

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Ada Buku Mantra hingga Kemenyan di Rumah Keluarga Tewas di Kalideres, Diduga Terkait Riual Tertentu
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD
Rumah milik satu keluarga yang tewas di Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. | Polisi menemukan barang bukti baru di rumah keluarga yang meninggal di Kalideres, di antaranya ada buku mantra, buku lintas agama, dan kemenyan. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap temuan baru berupa barang-barang di rumah keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Temuan tersebut di antaranya ada buku mantra, kemenyan, hingga buku-buku lintas agama.

Ada dugaan buku-buku hingga kemenyan tersebut kerap digunakan oleh salah satu korban untuk melakukan ritual tertentu.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki dilansir Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Lebih lanjut Hengki menyebut bahwa salah satu korban yang diduga melakukan ritual tertentu tersebut adalah Budyanto.

Temuan terkait dugaan ritual yang dilakukan Budyanto tersebut terkuak setelah Tim Asosiasi Psikologi menemukan keidentikan ritual tersebut dengan keterangan saksi dan bukti di lokasi.

Baca juga: Polisi Akui Banyak Teka-teki Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Termasuk Mobil yang Dijual

Hengki menambahkan, dalam keluarga tersebut ada kepercayaan bahwa ritual tersebut bisa membuat kondisi lebih baik dan bisa mengatasi masalah yang terjadi.

Berita Rekomendasi

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," terang Hengki.

Diketahui sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di rumahnya yang berada di kawasan Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad mereka ditemukan membusuk oleh warga setempat yang merasakan bau tidak sedap di area sekitar rumah.

Baca juga: Kesaksian Petugas Koperasi Pegadaian, Temukan Mayat Kondisinya Gembur di Kamar Rumah Kalideres

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Baca juga: VIDEO Polisi Sebut Jasad Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Sudah Mengalami Mumifikasi

Dokter Forensik Periksa Tinja yang Ditemukan dalam Kasus Kematian Keluarga Kalideres

 Polisi membeberkan perkembangan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Polisi telah menemukan feses atau tinja kasus tersebut saat proses autopsi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan temuan itu tengah diperiksa di laboratorium.

"Berdasarkan keterangan kedokteran forensik kita menemukan feses dan ini kita harus teliti di laboratorium ini mengandung apa kan harus diteliti lagi," kata Hengki kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (24/11/2022).

Hengki menuturkan nantinya temuan hasil autopsi ini diharapkan bisa menentukan terkait dugaan penyebab kematian keluarga tersebut.

"Apakah arti dari temuan autopsi itu nanti ahli yang akan mengatakan. Apakah bisa mengungkap atau mematahkan praduga selama ini kita sedang teliti itu," ucapnya.

Baca juga: Keluarga Tewas di Kalideres Tidak Dirampok, Polisi Sebut Barang Elektronik Milik Korban Dijual

Reni Margareta Sudah Meninggal Sejak Mei 2022

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut sang ibu bernama Reni Margaretha ternyata sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.

Fakta ini terungkap dari hasil digital forensik terhadap handphone yang ditemukan di rumah para korban, di mana ada beberapa pihak yang rutin berkomunikasi dengan korban.

Orang itu adalah seorang mediator jual beli rumah yang berkomunikasi dengan sang paman bernama Budiyanto

"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Saat itu, Budiyanto menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut kepada sang mediator untuk menjual rumah seharga Rp 1,2 miliar.

"Ada hal yang sangat tidak lazim saat ditemui mediator ini (Budyanto) langsung menyerahkan sertifikat rumah asli," ucapnya.

Baca juga: Polisi Ungkap Isi HP Keluarga yang Tewas di Kalideres: Banyak Pesan Emosi, Tak Ditemukan soal Utang

Namun, lanjut Hengki, tak kunjung ada pihak yang ingin membeli rumah tersebut.

Singkat ceritanya, mediator itu bertemu dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam. Kemudian, disepakati untuk menggadaikan rumah tersebut.

Kemudian, pada 13 Mei 2022, mediator dan pegawai koperasi datang ke rumah korban. Di sana, mereka sudah mencium bau busuk dari rumah itu.

"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucapnya.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah dan bertanya soal sertifikat rumah yang diketahui atas nama Margaretha.

Hengki menerangkan kedua saksi itu meminta untuk dipertemukan langsung dengan Margaretha yang disebut Budiyanto sedang tertidur di dalam kamar.

Baca juga: Meninggal 6 Bulan Lalu, Mayat di Kalideres Dianggap Masih Hidup, Disisiri Rambutnya dan Diberi Susu

"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi. Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata Dian," ucapnya.

Selanjutnya, tanpa sepengetahuan sang anak, pegawai koperasi ini menghidupkan lampu flash handphone.

Seketika, saksi kaget dan menyatakan bahwa Margaretha sudah meninggal dunia.

"Yang bersangkutan langsung teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah jadi mayat," jelasnya.

Berdasarkan keterangan saksi ini, kata Hengki, pihaknya menarik kesimpulan bahwa ada satu korban yang sudah meninggal pada bulan Mei.

"Kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada yang meninggal sejak bulan Mei diduga ini adalah atas nama Reni," kata Hengki.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Abdi Ryanda Shakti)

Baca berita lainnya terkait Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas