Hanya Tower 6 yang Beroperasi di RSDC Wisma Atlet Saat Ini, 214 Tenaga Kesehatan Tetap Bertugas
Terhitung sejak Kamis (29/12/2022) kemarin, RSDC Wisma Atlet tidak merawat sama sekali pasien Covid-19 atau nol pasien.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kabar Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, akan resmi dihentikan operasionalnya pada akhir 2022, masih ada 214 tenaga kesehatan atau nakes yang tetap disiagakan.
Koordinator Humas RSDC-19 Kolonel dr Mintoro Sumego mengatakan ratusan nakes tetap standby sebagai persiapan jika ada lonjakan kasus pasca periode liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
"Tenaga medis dan relawan sudah berkurang banyak, sekarang masih ada standby 214 orang untuk antisipasi kenaikan (kasus Covid-19 pasca) Nataru," kata dr Mintoro kepada wartawan, Jumat (30/12/2022).
Baca juga: Hari Kamis Kemarin, RSDC Wisma Atlet Kemayoran Nol Pasien, Pertama Kali Sejak Beroperasi Maret 2020
Meski akan ditutup, sesuai arahan BNPB, pihaknya masih tetap mengoperasikan satu tower yaitu tower 6, sambil melihat perkembangan kasus Covid-19 sampai tiga bulan ke depan.
Nantinya tower 6 akan dibuka hingga Maret tahun 2023.
"Jadi itu diperpanjang. Jadi kita stand-by Tower 6 sampai Nataru. Sampai dilihat lagi perkembangannya sampai Maret kalau tidak salah," ungkapnya.
Mintoro menyatakan terhitung sejak Kamis (29/12/2022) kemarin RSDC Wisma Atlet tidak merawat sama sekali pasien Covid-19 atau nol pasien.
Kondisi ini baru pertama kali terjadi sejak fasilitas kesehatan tersebut beroperasi pada Maret 2020.
"Sudah dari kemarin Kamis sore, zero pasien. Ini pertama kali sejak Wisma Atlet beroperasi 23 Maret 2020," ungkapnya.
"Dulu pernah paling sedikit satu kasus, sekitar Mei mungkin ya, terus naik lagi, dan per kemarin nol. Hari ini sampai sekarang tidak ada penambahan pasien lagi," sambung dr Mintoro.
Adapun sebelumnya RSDC Wisma Atlet merawat mayoritas atau 90 persen pasien bergejala ringan.
Sementara 10 persen lainnya memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, maupun kegemukan.
"Tapi semua gejala ringan. Rata-rata dirawat 5-6 hari, terus dikatakan negatif dan boleh pulang. Enggak ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit," terang dr Mintoro.