Satu Tahun Tersimpan Dalam Boks di Kamar Kostan, Begini Kondisi Jasad Angela Wanita Korban Mutilasi
jasad Angela Hindriati Wahyuningsih (54), wanita korban mutilasi sudah terseimpan sejak bulan November 2021.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan bahwa jasad Angela Hindriati Wahyuningsih (54), wanita korban mutilasi sudah tersimpan sejak bulan November 2021.
"Pembunuhan diduga terjadi pada bulan november 2021. Dan selama kurun waktu kurang lebih 1 tahun 1 bulan, jenazah di simpan di kost-kostan tersangka yang juga sering digunakan tersangka apabila tidak berada di rumahnya," kata Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (6/1/2023).
Dari informasi yang dihimpun, korban meninggal karena dicekik pelaku.
Setelah dua minggu, tubuh korban dipotong mengguakan gergaji mesin.
Lebih lanjut Hengki mengatakan, identitas korban dapat terungkap setelah dilakukan pemeriksaan DNA hasil kolaborasi antara kedokteran forensik RS Bhayangkara, RS Sutanto, dan Laboratorium Forensik Polri.
Lamanya proses identifikasi lantaran tim penyidik perlu memastikan identitas korban dengan mengedepankan scientific crime investigation.
Lebih lanjut, tim penyidik resmob ditreskrimum Polda Metro Jaya masih tetap menganalisa terkait motif dan lain sebagainya.
"Termasuk juga latar belakang tersangka yang melakukan tindak kejahatan yang cukup keji ini," tutur dia.
Potongan tubuh korban diketahui disimpan dalam boks kontainer.
"Ada dua boks kontainer dibungkus dalam plastik hitam dilakban rapih. Boks ditemuin di kamar mandi," jelasnya.
Tulang korban bergerigi
Lebih lanjut Hengki menjelaskan pelaku diduga menggunakan gergaji listrik untuk memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian.
"Informasinya, hasil penyelidikan kami, dipotong menggunakan gergaji listrik," kata Hengki Haryadi kepada wartawan, Minggu (1/1/2023).
Hengki mengatakan, polisi mendapatkan petunjuk dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik yang menunjukkan tulang korban bergerigi.
"Memang ada beberapa hal yang identik dengan hasil penyelidikan kita. Misalnya bahwa ini tidak dipotong dengan menggunakan golok. Ternyata benar, dari kedokteran forensik awal, ternyata kita lihat tulangnya bergerigi," ungkap dia.
Ia merasa heran tidak ada tetangga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) yang mengetahui peristiwa tersebut.
"Nah ini menjadi pertanyaan kita lagi, kenapa kok tetangga-tetangga tidak ada yang dengar dan sebagainya. Kenapa begitu permisif, mayat sekian lama ada di sana, kok tidak ada yang tau atau peduli," ujar Hengki.
Lebih lanjut Hengki menjelaskan, pihaknya turut melibatkan tim laboratorium forensik dan kedokteran forensik untuk menentukan DNA korban.
"Sampai sekarang kita sedang menunggu hasil, rekan-rekan harus bersabar. Ini sama halnya seperti kasus-kasus Kalideres kemarin, kita kedepankan scientific crime investigation," terangnya.
Identitas korban
Turyono, kakak kandung Angela Hindriati Wahyuningsih (51), wanita korban mutilasi di Bekasi pernah bertemu dengan EL (34) pria yang diduga membunuh adiknya.
Menurutnya pertemuan dilakukan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat pada Juni 2019.
Saat itu keluarga korban sedang mencari tahu keberadaan Angela yang sudah satu bulan menghilang.
Turyono, mengatakan bahwa saat itu dia tidak melihat gelagat mencurigakan pada EL.
"Halus banget, dia kayak semacam sandiwara, pro (profesional). Tidak sangka kalau dia (Ecky) bakal kayak gitu. Sopan halus, berpendidikan, tapi ternyata, tidak sangka," kata Turyono dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Tak sebatas bertemu, kata Turyono, keluarga juga mencari tahu bagaimana hubungan spesial Angela dengan Ecky.
"Katanya (kenal) lewat socmed, tapi berapa lama bertemannya tidak disebut. Dia hanya mengaku pegawai pertambangan di daerah Cianjur, kalau tidak salah," kata Turyono.
Korban dan pelaku diduga punya hubungan spesial
Lebih lanjut Turyono mengatakan, Angela dilaporkan menghilang sejak pertengahan 2019.
Ternyata, Ecky dan Angela memiliki hubungan sejak 2019.
Hubungan itu diketahui pihak keluarga.
Menurutnya, Angela menjalin hubungan dengan Ecky dari teman sekantor adiknya
"Enggak kenal saya (dengan Ecky), tapi tahu mereka dekat dari teman kantornya," ujar Turyono.
Turyono mengatakan, saat itu ia sedang mencari keberadaan Angela yang hilang, dan mendapatkan informasi soal sosok Ecky dari rekan sekantor Angela.
Dia pun saat itu berhasil mengontak Ecky.
Keduanya kemudian bertemu di Stasiun Gambir.
"Ketemu cuma sekali di Stasiun Gambir dengan dia dalam rangka cari informasi cari keberadaan adik saya. Itu bulan Juni 2019, setelah hilang," kata Turyono.
Turyono mengatakan, tidak ada pembicaraan lain saat bertemu dengan Ecky selain mencari Angela.
Saat itu, Ecky juga mengaku bahwa dia juga sedang mencari Angela.
Baca juga: BREAKING NEWS Polisi Ungkap Identitas Jasad Wanita Korban Mutilasi di Bekasi, Usianya 54 Tahun
"Ingin menanyakan keberadaan adik saya, tapi dia tidak mengakui. Katanya dia juga cari keberadaan adik saya dan tidak menemui juga. Jadi intinya dari situ tidak ada petunjuk sama sekali," kata Turyono.
Turyono pun tak mau merinci lebih lanjut soal kedekatan adiknya dan pelaku mutilasi tersebut.
Terkini, dirinya hanya ingin menunggu kesimpulan yang valid dari kepolisian.
Terlebih, polisi sudah membongkar makam anak dari Angela di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2023).
Pembongkaran itu untuk mencocokkan DNA anak Angela dengan potongan tubuh korban mutilasi yang ditemukan di kamar kontrakan Ecky di Tambun, Bekasi.
"Kami sedang tunggu konfirmasi dan kesimpulan kepolisian, kalau sudah dapat kesimpulan. Tunggu hasil pembongkaran makam saja," jelas dia.
Polisi menduga Angela adalah korban mutilasi yang jasadnya yang ditemukan di dalam rumah kontrakan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis (29/12/2022).
Penemuan mayat itu bersamaan dengan ditangkapnya Ecky.
Ecky sebelumnya dilaporkan oleh istrinya telah hilang ketika sedang pamit untuk ke bank pada Jumat (23/12/2022).
Namun, untuk memastikan jasad tersebut merupakan Angela, penyidik Polda Metro Jaya melakukan pencocokan DNA dengan mengambil sampel dari almarhum anaknya, A.
Sebagai informasi, A meninggal dunia pada saat usia 15 tahun pada 2018.
A meninggal dunia diduga karena bunuh diri dengan melompat dari satu apartemen di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Polisi ungkap identitas korban dari DNA
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan wanita korban mutilasi terkonfirmasi atas nama Angela Hindriati (54).
"Hasil pemeriksaan DNA hari ini hasil kolaborasi antara kedokteran forensik RS bhayangkara RS Sutanto dan laboratorium forensik Polri Mengindikasikan bahwa korban adalah konfirmed, atas nama Angela Hindriati 54 tahun," kata Hengki kepada wartawan, Jumat (6/1/2023).
Meski begitu, Hengki menyebut pihaknya masih perlu mendalami identitas korban dengan mengedepankan penyelidikan scientific.
"Tim penyidik perlu memastikan identitas korban dengan mengedepankan Scientific crime investigation," ucapnya.
Di sisi lain, Hengki juga mengatakan jika pihaknya masih mendalami motif pembunuhan tersebut.
"Tim penyidik resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya tetap menganalisa terkait motif dan lain sebagainya termasuk latar belakang tersangka yang melakukan tindak kejahatan yang cukup keji ini," ungkapnya.
Kronologi hilangnya Angela Hindriati
Angela, kata Turyono, telah menghilang sejak Mei 2019 lalu dan tak pernah mengabari keluarga sampai akhirnya dikabarkan menjadi korban mutilasi.
Jauh sebelumnya, Turyono menyatakan bahwa adiknya hilang kontak dengan pihak keluarga dan rekan kerjanya pada Senin (24/6/2019) di Bandung.
Kala itu, posisi terakhir Angela berada di Hotel Grand Cordella, Kota Bandung, untuk melaksanakan tugas dari kantornya.
Baca juga: UPDATE Kasus Mutilasi Wanita di Bekasi, Begini Pengakuan Tetangga Sebelah Kontrakan Korban ke Polisi
Angela Hindriati bekerja di perusahaan Superindo di Jakarta.
"Informasi yang kami terima dari rekan kerjanya, bahwa Angela ditugaskan ke Bandung hanya seorang diri. Tanggal 21 Juni 2019 adik saya masih ke Superindo Ciputat, kemudian keesokan harinya tugas ke Superindo Pondok Kelapa dan lanjut ke Cibinong. Pada 23 Juni 2019 berangkat ke Bandung untuk tugas, check out dari hotel pada Senin (24/6/2019) sekira pukul 10.00 WIB," kata Turyono Wahadi, Senin (29/7/2019), dilansir dari TribunJabar.
Pada Senin (24/6/2019), sekitar pukul 12.00 WIB, Turyono mengatakan bahwa Angela masih berkomunikasi (chat) di grup Whatsapp kantornya.
Geger Kasus Mutilasi
Sebelumnya, sesosok jasad perempuan ditemukan di sebuah rumah kontrakan, Jumat (30/12/2022) dini hari.
Adapun lokasinya di Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022) dini hari.
Saat pertama kali ditemukan, jasad korban dalam kondisi termutilasi di dalam dua kontainer boks dan terbungkus plastik.
Kasus mutilasi ini terungkap, berawal saat polisi melakukan pencarian terhadap seorang pria berinisial MEL (34), yang dilaporkan hilang.
"Dilakukan cek TKP terkait dengan telah ditemukannya diduga korban pembunuhan berjenis kelamin perempuan yang ditemukan di dalam bak kontainer," kata Zulpan dalam keterangannya, Jum'at (30/12/2022).
Dikatakan Zulpan, saat itu anggota Resmob unit 4 Polda Metro Jaya menindaklanjuti laporan tentang orang hilang dari Polsek Bantar Gebang.
"Selanjutnya, anggota Unit 4 Resmob Polda Metro Jaya melakukan lidik dan mengarah ke TKP," sebut Zulpan.
Sesampainya di TKP kemudian polisi langsung mengamankan tersangka dan dilakukan penggeledahan.
"Saat melakukan penggeledahan ditemukan dua box kontainer yang berisikan kantong plastik hitam yang didalamnya berisi mayat berjenis perempuan," ujarnya.
Baca juga: Tulang Wanita Korban Mutilasi di Bekasi Bergerigi, Polisi Beberkan Fakta Pemeriksaan Dokter Forensik
Diduga Dimutilasi dengan Gergaji Listrik
Hengki Haryadi mengatakan dugaan sementara tubuh korban dimutilasi tidak menggunakan golok melainkan gergaji listrik.
"Ternyata benar dari kedokteran forensik awal ternyata kita lihat tulangnya bergerigi. Informasinya, hasil penyelidikan kita dipotong menggunakan gergaji listrik," kata Hengki kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Sabtu (31/12/2022).
Meski begitu, Hengki heran jika benar tubuh korban dimutilasi menggunakan gergaji listrik itu.
Hal ini karena tidak adanya kecurigaan dari warga sekitar kontrakan sehingga tidak menutup kemungkinan jika korban dimutilasi di tempat lain.
"Nah ini menjadi pertanyaan kita lagi, kenapa kok tetangga-tetangga tidak ada yang dengar dan sebagainya," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko belum bisa memberikan kesimpulan terkait jumlah body part di dua boks tersebut.
Hingga kini proses pemeriksaan body part yang dilakukan oleh tim dokter forensik Rumah Sakit Polri masih berlangsung.
Baca juga: Polisi Temukan Kesulitan Cukup Tinggi dalam Penyelidikan Kasus Mutilasi Bekasi
"Mohon waktu nanti kita akan laporkan ke Pak Dir, hasil temuannya. Masih dalam pemeriksaan, ini akan dilanjutkan," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Angela diduga menjadi korban mutilasi dengan jasad yang disimpan di kontrakan di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis (29/12/2022).
Penemuan diduga jasad Angela itu bersamaan ditangkapnya Ecky, pria yang sebelumnya dilaporkan oleh istrinya telah hilang usai pamit untuk ke bank pada Jumat (23/12/2022).
Namun, untuk memastikan jasad tersebut apakah benar Angela, penyidik Polda Metro Jaya melakukan pencocokan DNA dengan mengambil sampel dari almarhum anaknya, Anna.
Sebagai informasi, Anna meninggal dunia pada saat usia 15 tahun pada 2018.
Anna meninggal dunia diduga karena bunuh diri dengan melompat dari salah satu apartemen di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Anna dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Ya, pembongkaran makam (permintaan polisi) untuk cek DNA. Katanya masih beberapa persen gitu," kata Turyono di TPU Kampung Kandang, Kamis.
Sementara itu, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, penyidik sampai saat ini tengah memastikan identitas korban mutilasi.
"Kalau identitas mayat sudah firmed, maka kami akan memberikan penjelasan lanjutan secara komprehensif," kata Hengki.
"Jenazah ini di perkirakan lama, oleh karenanya tingkat kesulitan cukup tinggi. Perlu ketelitian dan hati-hati," sambung Hengki. (*)