Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Kebijakan ERP harus Menyesuasikan Suasana Kebatinan Masyarakat

Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi penolakan dan agar kebijakan berjalan efektif

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengamat Sebut Kebijakan ERP harus Menyesuasikan Suasana Kebatinan Masyarakat
Tangkapan Layar Kompas TV
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik,  Trubus Rahardiansyah mengatakan, penerapan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar harus menyesuakian suasana kebatinan masyarakat.

"Oleh karena itu penerapan kebijakan ERP ini betul-betul harus menyesuaikan suasana kebatinan masyarakat. Agar tidak terjadi penolakan dan agar kebijakan berjalan efektif," kata Trubus, dalam Webinar Menimbang Kebijakan Jalan Berbayar Elektronik (ERP) dan Penataan Transportasi Publik di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).




Terkait hal itu, Trubus sebelumnya menjelaskan, hasil penelitiannya menemukan bahwa kebutuhan masyarakat saat ini ada dua.

Pertama, jelasnya, soalnya penciptaan lapangan pekerjaan.

"Karena pemutusan hubungan kerja (PHK) itu sekarang besar-besaran. Perusahaan juga banyak yang pindah dari Jakarta karena UMP-nya terus naik," kata Trubus.

Baca juga: Duduk Perkara Munculnya Wacana Kebijakan ERP di Ibu Kota, Begini Penjelasan DPRD DKI Jakarta

Kedua, Trubus menuturkan, masyarakat kelas bawah menginginkan harga-harga yang stabil.

BERITA TERKAIT

"Harga yang terjangkau. Jangan harganya naik terus. Lama-lama masyarakat enggak mampu membelinya," katanya.

Lebih lanjut, menurut Trubus, dana bantuan seperti bansos, kartu jakarta pintar (KJP), ataupun kartu Indonesia pintar (KIP) belum mencukupi.

"Karena itu di Jakarta saat ini muncul kemiskinan ekstrem," ujarnya.

Tentang ERP

ERP merupakan jalan berbayar yang sudah diterapkan di beberapa negara berkembang dan maju.

Bahkan sejumlah negara menerapkan ERP tersebut dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan.

Dengan adanya ERP ini akan membuat pengendara harus menentukan apakah akan meneruskan perjalanannya melewati area itu dengan membayar estimasi biaya yang telah ditentukan saat itu.

Atau lebih memilih mencari jalur lain, bisa juga mencari alternatif dengan mengunakan moda transportasi lain yang diijinkan untuk melewati area tersebut.

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, ERP mempunyai manfaat dan dampak tersendiri.

Manfaat ERP bagi masyarakat, yakni mengurangi tingkat polusi udara yang diakibatkan oleh asap kendaraan, berkurangnya kebisingan yang diakibatkan perpindahan moda ke angkutan umum dan meminimalisir kerugian ekonomi akibat kemacetan lalulintas.

Adapun dampak dari ERP adalah peningkatan terhadap kualitas lingkungan diharapkan dapat mengurangi polusi udara, dan bunyi dan getaran, meningkatanya ekonomi, ERP diharapkan bisa memberikan pendapatan tambahan bagi pemerintah sehingga mendapat dana tambahan untuk meningkatkan kualitas angkutan umum.

Juga menjamin persamaan hak pengguna jalan, diharapkan ERP bisa memberikan keadilan bagi pengguna jalan dengan memberikan kewajiban yang lebih berat untuk para pengguna jalan yang lebih berkontribusi terhadap kemacetan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas