Kisah Zaenal Fuad, Pemanggul Barang di Terminal Kampung Rambutan yang Tak Pernah Pasang Tarif
Meski mendapat banyak pesanan, tiap kali memanggul, bapak tiga orang anak itu menyebut tak pernah sekalipun memasang tarif khusus
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zaenal Fuad pria paruh baya ini terlihat tengah beristirahat di pojokan area Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur usai seharian mengangkut barang milik pemudik, Rabu (19/4/2023).
Zaenal yang sehari-hari berprofesi sebagai pemanggul barang bawaan penumpang itu mengaku pada musim mudik lebaran 2023 cukup banyak yang menggunakan jasanya.
Baca juga: Pemudik Mulai Kembali Ramaikan Pelabuhan Ciwandan Pada Hari Pertama Puncak Arus Mudik
Untuk hari ini, Zaenal menyebut telah memanggul 20 barang bawaan milik para penumpang yang hendak mudik ke berbagai daerah di tanah air.
"Ya alhamdulillah, kurang lebih hampir 20 kali ya kurang lebih," kata Zaenal ketika ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (19/4/2023).
Meski mendapat banyak pesanan, tiap kali memanggul, bapak tiga orang anak itu menyebut tak pernah sekalipun memasang tarif khusus kepada setiap penumpang.
Selama ia bekerja sebagai pemanggul barang, Zaenal menyebut membebaskan para penumpang untuk memberi ongkos kepada dirinya.
Baca juga: Kapolri Soal Arus Mudik Lebaran 2023: Padat Boleh, Berhenti Jangan
"Enggak, enggak ditarifin, ya umpanya ada yang kasih Rp 10 ribu, Rp 15 ribu ya kita terima aja. Saya engga masang harga berapa berapanya," ucapnya.
Ia pun mengungkap alasan dirinya tak pernah memasang tarif tertentu setiap kali melaksanakan tugasnya.
Zaenal menyebut tak enak hati apabila melakukan hal tersebut meski terkadang barang yang ia panggul itu cukup berat untuk ukuran seusia dirinya.
Selain rasa tak enak hati, para penumpang disebut Zaenal kerap keberatan jika dirinya mematok tarif sesuai keinginannya.
"Ya kalau gitu (masang tarif) gak enak juga ya, kadang-kadang kalau di tarifin juga banyak yang gak mau. Jadi berapa aja," tutur Zaenal Fuad.
Sudah Tak Mampu Angkut Barang Terlalu Berat
Zaenal yang telah menggeluti pekerjaan sebagai pemanggul barang bawaan milik penumpang sejak 5 tahun lalu itu, kini mengaku tak mampu lagi mengangkat barang yang terlalu berat.
Faktor usia dikatakannya menjadi penyebab dirinya sudah tidak bisa memaksakan diri mengangkat beban lebih dari 40 kilogram setiap kali memanggul.
"Saya kalau umur-umur segini paling 40 (kilogram) ke bawah lah ya, sampe 50 kilogram kesana udah gak sanggup lagi, berat," ujarnya.
Ia pun membandingkan kondisi dimana pada saat ia masih berusia lebih muda.
Dahulu kata Zaenal berat barang 60 kilogram hingga 70 kilogram masih mampu dilakukannya dengan sekali panggul.
"Dulu mah pas masih bujangan 60 sampe 70 masih keangkat, sekarang kayaknya 40 kebawah lah," jelasnya.
Baca juga: Tinjau Arus Mudik di Tol Cikunir, Kapolda Metro Jaya: Kecepatan Kendaraan Masih 60 Km/Jam
Sering Alami Pegal Hingga Sulit Duduk Bersila
Pekerjaan yang ia lakukan sebagai pemanggul bukan sama sekali tanpa resiko apabila Zaenal kini sudah tidak lagi muda.
Sejak tiga bulan lalu jari jempol kakinya kerap merasa pegal terutama dibagian bawah ibu jarinya itu.
"Kalau saya ini kadang ini sama ini nih (menunjuk kakinya) sering pegel-pegel, di jentik-jentik ini. Udah tiga bulanan lah," kata dia.
Tak hanya dibagian kakinya, bahkan Zaenal menyebut belakangan ini kerap sulit duduk bersila lantaran di sela-sela kakinya sering sakit.
"Selangkangan saya sering sakit kalau buat duduk sila udah susah, udah empat bulanan," ujarnya.
Akan tetapi karena penghasilan yang terbatas, boro-boro memikirkan untuk berobat, kata Zaenal, uang hasil memanggul bisa ia beri ke anak istrinya saja sudah ia syukuri.
Dirinya lebih memilih mendiamkan rasa pegal hingga sakitnya itu atau sesekali meminumkan jamu pegal linu.
"Saya diemin aja kadang-kadang diminumin obat apa jamu pegel linu gitu aja," pungkasnya.