Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang Tewas Tertabrak Kereta Api, Diduga Bunuh Diri

Berikut fakta-fakta terkait Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta api, diduga bunuh diri

Penulis: muhammad abdillahawang
Editor: Sri Juliati
zoom-in Fakta-fakta AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang Tewas Tertabrak Kereta Api, Diduga Bunuh Diri
Ist via TribunPalu.com, TribunJakarta.com/Bima Putra
fakta-fakta terkait Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta api diduga bunuh diri. Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu (kiri) dan proses evakuasi jenazah korban (tengah). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut fakta-fakta terkait Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang tewas tertabrak kereta api di perlintasan wilayah Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023).

AKBP Buddy tertabrak kereta api jarak jauh (KAJJ) 320 Tegal Bahari sekitar pukul 09.32 WIB.

Jenazah korban ditemukan pertama kali oleh pihak stasiun di sekitar perlintasan kereta api depan Pasar Enjo, Cipinang, Jakarta Timur.

Tepatnya, jalur rel kereta api km 12+400 jalur DDT petak jalan Jatinegara-Bekasi.

"Dari hasil informasi dan juga kemudian olah TKP. Kemudian didapatkan informasi yang pertama pada pukul 10.15 WIB ditemukannya seorang laki-laki yang mendasari saksi bapak Kurniawan dari pihak stasiun," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo saat meninjau langsung di lokasi pada Sabtu.

Diduga Bunuh Diri

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo mengungkapkan peristiwa nahas tersebut diduga karena korban bunuh diri.

Baca juga: Bukan Bunuh Diri, Keluarga Duga AKBP Buddy Alfrits Towoliu Tewas Terkait Mafia Narkoba,Ini Alasannya

BERITA REKOMENDASI

"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis dalam hal ini, ini akan dilakukan proses pengambilan keterangan. Didapatkan untuk sementara hari dari langkah-langkah yang kita lakukan ini patut diduga bunuh diri. Sementara ini dalam proses penyelidikan ini," ujarnya.

Trunoyudo mengatakan, penyelidikan terkait kasus tewasnya AKBP Buddy Alfrits dilakukan oleh Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya.

"Polres Metro Jakarta Timur dan juga Polda Metro Jaya direktorat reserse kriminal umum melakukan langkah-langkah penyelidikan untuk pendalaman. Penyelidikan dan pendalaman ini dilakukan secara induktif dan deduktif," ungkapnya.

Dia menjelaskan, penyelidikan mendalam tersebut dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP) hingga pihak keluarga.

"Secara juga baik itu di tempat kejadian perkara secara eksternal juga didapat keterangan-keterangan dan juga kita akan mendalami secara internalnya pihak keluarga," katanya.


Sebelum Tewas, Korban Sempat datangi Mapolres Jakarta Timur

AKBP Buddy Alfrits Towoliu sempat mendatangi Mapolres Metro Jakarta Timur, sebelum ditemukan tewas tertabrak kereta.

Korban mendatangi Mapolres Metro Jakarta Timur dengan mengenakan pakaian semi dinas.

Kabar tersebut diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Harapantua Simarmata.

"Almarhum atau korban adalah Kasatresnarkoba Polres Metro Jakarta Timur. Korban sebelumnya datang ke Polres mengenakan pakaian semi dinas," kata Leonardus, dikutip dari TribunJakarta.com, Sabtu.

2 Minggu Sebelum Tewas, AKBP Buddy Alfrits Towoliu Sempat Jalani Operasi Empedu

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu yang diduga bunuh diri sempat menjalani operasi empedu.

Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudho Wisnu Andiko menjelaskan, AKBP Buddy Alfrits Towoliu sudah melaporkan ke Kapolres Jakarta Timur terkait sakit sakit yang sedang dideritanya.

"Jauh sebelum kejadian ini, yang bersangkutan sakit dan berobat. Kemudian menjalani beberapa tindakan medis dan ini jadi bahan penyidikan," ucap Trunoyudho di lokasi kejadian.

"Dua minggu atau seminggu lalu menjalani operasi karena tidak tahan lagi," imbuhnya.

Trunoyudho mengatakan, AKBP Buddy Alfrits Towoliu menjalani operasi empedu di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan.

Dia menambahkan, penyakit yang diderita korban tersebut akan dijadikan bahan penyelidikan untuk mengetahui motif korban yang diduga bunuh diri.

Namun terkait apakah semasa hidup korban meminta-minta pendampingan psikologis dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, Trunoyudo belum dapat memastikan.

Keluarga Tolak Dugaan AKBP Buddy Alfrits Towoliu Bunuh Diri

Pihak keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur menolak hasil penyelidikan sementara bahwa AKBP Buddy Alfrits Towoliu melakukan bunuh diri.

Paman Buddy, Cyprus A. Tatali mengatakan, semasa hidup korban tidak meiliki riwayat masalah kejiwaan.

"Dari kehidupan pribadi beliau tidak ada gangguan jiwa. Kedua keluarga sejahtera dan bahagia," kata Cyprus di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu.

Cyprus mengatakan, semasa hidup Buddy selalu menjalin hubungan sosial yang baik dan aktif dalam kegiatan gereja.

Dia menambahkan, secara ekonomi pun keluarga Buddy sejahtera karena istrinya berprofesi sebagai pengusaha, sementara anak laki-laki semata wayangnya tengah menjalani pendidikan kepolisian.

Hal itu yang membuat pihak keluarga tidak yakin bahwa Buddy melakukan bunuh diri.

"Anak cuman satu. Dari sisi kesejahteraan itu tidak mungkin kalau. Gangguan jiwa tidak mungkin karena dia sekarang dapat tugas baru Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur," ujar Cyprus.

Cyprus mengatakan, pihak keluarga besar menduga Buddy meninggal dunia akibat sebab lain.

Hal itu dikarenakan beberapa saat sebelum jasad ditemukan Buddy tewas, dia sempat menerima telepon dari seseorang.

Menurut Cyprus, AKBP Buddy Alfrits menerima telepon ketika sedang di Mapolres Metro Jakarta Timur bersama seorang keponakanya.

Ia mengajak keponakannya untuk keperluan mendekorasi ruangannya sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur.

Namun, belum diketahui sosok yang menghubungi AKBP Buddy Alfrits karena ponsel korban kini sudah diamankan.

Pihak keluarga menduga sosok tersebut orang berkedudukan.

"Jam 09.00 WIB di Polres ada orang menelepon. Anehnya (AKBP Buddy, red) berangkat naik Grab. Padahal ada mobil pribadi," ucap Cyprus.

"Kalau dia naik Grab berarti yang menelepon orang selevel, tidak di bawah," imbuhnya.

Pihak Keluarga Menduga Kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu Terkait Mafia Narkoba

Evakuasi jenazah Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu, Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023)
Evakuasi jenazah Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu, Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023) (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Baca juga: Masinis Ungkap Awal Mula Ditemukan Jenazah AKBP Buddy Alfrits di Tengah Rel, Kondisinya Mengenaskan

Pihak keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur menduga kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu terkait dengan kasus yang sedang ditangani.

Hal itu dikarenakan beberapa saat sebelum jasad Buddy ditemukan di perlintasan rel kereta api dekat Stasiun Jatinegara, korban sempat mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal.

Setelah menerima telepon itu, Buddy yang sedang berada di Mapolres Metro Jakarta Timur untuk mendekorasi ruang barunya memilih pergi dengan menggunakan taksi online.

Pihak keluarga menilai sosok yang menghubungi Buddy sebelum kejadian bukan orang sembarangan, karena membuat perwira menengah itu memilih pergi tidak dengan mobil pribadi.

"Apa karena jabatan baru ini mungkin diduga dia mau sidik (penyidikan). Karena Kasat Narkoba, kalau sidik kan berhadapan dengan mafia," ujar Cyprus.

Cyprus mengatakan, ada kemungkinan Buddy sudah meninggal terlebih dahulu sebelum tertabrak kereta api 320 Tegal Bahari lalu jasadnya dibiarkan di rel untuk menghilangkan barang bukti.

Mereka juga menolak hasil penyelidikan sementara Polda Metro Jaya bahwa Buddy memilih mengakhiri hidup karena semasa hidup tidak memiliki riwayat masalah kejiwaan, maupun ekonomi.

"Kami menduga mungkin sudah ada perbuatan sebelumnya. Dibunuh baru dibuang di tengah rel kereta. Namanya salah satu cara menghilangkan jejak," ujarnya.

Cyprus meminta kepada publik tidak menduga Buddy bunuh diri karena jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan penyelidikan.

Pihak keluarga meyakini penyebab kematian korban baru dapat dipastikan setelah sosok yang menelepon Buddy beberapa saat sebelum meninggal dunia terungkap.

"Siapa yang menelpon yang terakhir itu. Dari menelpon sampai dia berangkat itu enggak sampai satu jam meninggal. Handphonenya sekarang diamankan penyidik sebagai barang bukti," tuturnya.

(Tribunnews.com/Abdillah Awang, Igman Ibrahim) (TribunJakarta.com/Bima Putra)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas