Tarif Bus Transjakarta Diusulkan Naik Rp 4.000 dan Rp 5.000 pada Jam Sibuk, Begini Respon Manajemen
Kenaikan tarif bus Transjakarta sepenuhnya merupakan usulan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen PT TransJakarta belum menanggapi serius usulan kenaikan tarif bus Transjakarta yang sebelumnya sudah diusulkan oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Mengutip situs Transjakarta.co.id, tarif bus Transjakarta bervariasi mengacu pada jam keberangkatan penumpang.
Penumpang yang naik pukul 05.00 sampai pukul 07.00 WIB tarifnya Rp2.000 sementara penumpang yang naik pukul 07.00 sampai pukul 24.00 WIB tarifnya Rp3.500.
Kemudian, penumpang yang naik pukul 24.00 sampai pukul 05.00 WIB tarifnya 3.500.
Sementara, usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) naik menjadi Rp 4.000 dan Rp 5.000 pada jam sibuk, yakni pukul 07:01-10:00 WIB dan 16:01-21:00 WIB seperti ditulis Transjakarta di akun media sosial resminya.
Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, kenaikan tarif tersebut sepenuhnya merupakan usulan DTKJ.
"Kalau kenaikan tarif bukan domain nya di kami. Jadi kita tidak punya kapasitas untuk berkomentar terhadap rencana yang sedang di DTKJ itu," katanya Selasa (16/5/2023).
Menurutnya, kenaikan tarif Transjakarta sudah mengacu pada hasil survei DTKJ guna mengetahui apakah pelanggan setia TransJakarta.
Namun, ia tidak bisa menyampaikan hasil dari survei itu karena yang berwenang membeberkan adalah DTKJ.
"Ya itu meneruskan dari survey yang dilakukan oleh DTKJ dan DTKJ minta dilakukan test the water kira-kira dengan rencana kenaikan seperti apa," tegasnya.
Baca juga: Unit Usaha Grup Bakrie Serah Terima 22 Bus Listrik ke Operator Transjakarta
"DTKJ yang berwenang untuk menyampaikan karena itu kan riset dari DTKJ," sambungnya.
Joseph menambahkan, untuk kenaikan tarif bus TransJakarta adalah kewenangan regulator.
Pihaknya hanya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang menggunakan moda transportasi umum.
Baca juga: MTI Sebut TransJakarta Bisa Jadi Contoh Bagi Daerah untuk Kelola Transportasi Umum
"Tarif itu bukan domain di kita, TJ itu adalah ditugaskan melakukan pelayanan transportasi umum, di BRT system dan sistem-sistem pendukungnya," ungkapnya.
Keluhkan Layanan Menurun
Komisi B DPRD DKI Jakarta mengungkap, layanan Transjakarta banyak dikeluhkan masyarakat.
Pengawas pemerintah daerah itu bahkan sering menampung keluhan pelanggan terkait bobroknya pelayanan Transjakarta.
Anggota Komisi B DPRD DK Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) bercerita, pernah mendapat keluhan dari para mahasiswa yang ada di Jakarta soal pengalamannya naik Transjakarta.
Baca juga: Telkom dan Transjakarta Kolaborasi Kembangkan Sistem Teknologi Informasi
Politisi PKS itu menyebut, naik Transjakarta saat ini lebih susah karena kedatangan bus (headway) cukup lama, dan sekalipun datang kondisi bus sudah penuh penumpang.
Baca juga: Kritik Transjakarta Hapus Rute Tertentu saat Akhir Pekan, Dishub DKI: Mereka Pikir Bus Seperti PNS
“Harusnya kenaikan realisasi target penumpang ini diikuti dengan perbaikan pelayanan yang akan diberikan,” ujar MTZ saat rapat kerja dengan eksekutif pada Senin (3/4/2023).
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, jumlah penumpang angkutan umum tercatat berjumlah 3.622.045 orang per hari di tahun 2022.
Sementara target Dishub DKI di tahun yang sama penumpang angkutan umum hanya sebanyak 1.140.554 orang per hari.
“Di satu sisi memang kelihatan berhasil, lebih banyak dari target. Tapi disisi lain saya melihat ada penurunan kualitas pelayanan pada transportasi publik. Karena waktu nunggu jadi lebih lama, kemudian berdesak-desakan,” jelas MTZ.
Anggota Komisi B DPRD DKI Gilbert Simanjuntak menambahkan, terlepas dari capaian-capaian Dishub DKI dalam pelaksanaan program kerja tahun 2022, pelayanan Transjakarta banyak disorot pengguna karena kualitas pelayanan yang menurun.
Bahkan masyarakat banyak yang terkecoh dengan jadwal bus Transjakarta, soalnya ada beberapa rute yang tidak dioperasikan saat akhir pekan.
“Pelanggan mengatakan layanan Transjakarta sebagai operasionalnya Dishub di bidang angkutan di luar dari pengendalian kemacetan dan terminal, costumer kita ini mengatakan, Transjakarta ini bukan makin baik. Frekuensi kedatangan, headway, atau bahkan hari-hari tertentu tidak ada bus Transjakarta,” kata Gilbert dari Fraksi PDI Perjuangan. (M26/faf)
Laporan reporter Miftahul Munir | Sumber: Warta Kota