Petugas Damkar Bantu Proses Pemakaman Fajri, Pria Obesitas Berbobot 300 Kg di TPU Menteng Pulo
Pria penderita obesitas dengan berat tubuh mencapai 300 kilogram, Fajri akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pria penderita obesitas dengan berat tubuh mencapai 300 kilogram, Fajri menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, jenazah Fajri rencananya akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.00 WIB.
Pantauan Tribunnews.com di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan sekitar 13.45 WIB, sejumlah petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) terlihat ikut membantu persiapan proses memakamkan jenazah Fajri.
Terlihat petugas Damkar telah memasangkan tripod di samping kanan dan kiri liang lahat Fajri untuk membantu proses pemakaman.
Di lokasi pemakaman pun, ada sekitar sembilan petugas damkar membantu prosesi pemakaman.
Baca juga: Fajri, Pria yang Obesitas 300 Kg Meninggal Dunia, Dimakamkan di TPU Menteng Pulo Hari Ini
"Kami bersama Basarnas dipanggil ke sini untuk membantu proses pemakaman. Kami sekalian mengecek akses bagaimana kira-kira alur untuk memakamkan jenazah," kata Kepala Regu Damkar Jakarta Pusat Rofi'e kepada awak media di TPU Menteng Pulo, Kamis (22/6/2023).
Diketahui Pemuda yang mengalami obesitas ekstrem, Muhammad Fajri (27) dinyatakan meninggal dunia saat menjalani masa perawatannya di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023) dini hari.
Pemuda asal Tangerang, Banten wafat karena menderita komplikasi penyakit.
Baca juga: Awal Mula Fajri Alami Obesitas 300 Kg hingga Meninggal, 8 Bulan Tak Gerak usai Alami Kecelakaan
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fajri sempat mendapatkan perawatan dari tim medis RSCM selama 14 hari.
Karena saat dirujuk ke RSCM, kondisi Fajri memang kurang baik, bahkan setibanya di rumah sakit, ia langsung mendapatkan bantuan ventilator karena sesak nafasnya yang dialaminya semakin berat.
"Selama kurang lebih 14 hari (dirawat) oleh tim dokter multidisiplin, pada hari ini Kamis tanggal 22 Juni 2023 pasien atas nama MF telah meninggal dunia sekitar pukul 01.25 WIB," ujar Yani.
Dikatakan Yani, tim dokter ahli di RSCM telah melakukan upaya terbaik untuk Fajri.
Baca juga: Sosok Fajri, Pria Obesitas 300 Kg Asal Tangerang, Meninggal di RSCM Jakarta
"Terapi multidisiplin yang terdiri dari dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya telah mengoptimalkan segala upaya untuk perawatan MF agar kembali stabil," ungkapnya.
Lantas seperti apa kisah Fajri hingga bisa mengalami obesitas ekstrem?
Sebelum meninggal dunia, Fajri mengidap obesitas ekstrem dengan berat sampai 300 kilogram.
Kondisi berat badan Fajri yang meningkat bermula saat pemuda itu mengalami kecelakaan lalu lintas sekira tiga tahun silam dan delapan bulan yang lalu.
Hal itu membuat aktivitas Fajri terhenti, terutama delapan bulan terakhir.
Melansir TribunJakarta.com, selama delapan bulan, Fajri hanya menghabiskan waktunya berbaring di tempat tidur.
Akibatnya, berat badan Fajri naik drastis sampai di angka sekira 300 kilogram.
Kenaikan berat badan drastis itu lantaran asupan makanan yang masuk tak diimbangi dengan energi yang dikeluarkan.
Selain itu, menurut dokter spesialis penyakit dalam dr Dicky L Tahapary, sejak awal Fajri memang sudah memiliki berat badan yang berlebih.
"Karena kecelakaan dan lebih banyak berbaring tentu saja pengeluaran akan jauh berkurang."
"Akibatnya (asupan) lebih banyak yang disimpan menjadi lemak tubuh yang berdampak pada organ lain," terangnya.
Sementara itu, dokter gizi RSCM yang juga menangani Fajri, dr Nurul menyebut kondisi yang dialami Fajri cukup langka.
"Sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa kenyang dan laparnya itu tetap seimbang."
"Namun tampaknya karena pasien ini juga tidak mobile, banyak tidak bergerak karena kondisinya."
"Sehingga makin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang bertumpuk di tubuhnya," jelasnya.
Tak Mau Berobat
Tetangga Fajri, Herman (58) mengatakan, ia sempat menawari pemuda itu berobat setelah kecelakaan.
Namun, Fajri menolaknya dan hanya minta dibelikan minyak gosok.
Dikatakan Herman, kondisi Fajri kian besar sejak mengalami kecelakaan delapan bulan lalu.
"Waktu itu saya tawarin dia berobat tapi enggak mau, dia cuma minta tolong belikan minyak gosok saja," ujar Herman, Kamis (15/6/2023).
Seiring berjalannya waktu, luka di kaki Fajri tak kunjung sembuh, malah semakin bengkak.
Tim RSUD Kota Tangerang saat merujuk Muhammad Fajri ke RSCM Jakarta akibat obesitas yang dideritanya. (Warta Kota/Gilbert Sam Sandro)
Hal itu membuat Fajri tidak bisa beraktivitas.
Kondisi itu diperparah dengan berat badan Fajri yang naik drastis.
Sebagai tetangga, Herman kembali menawari Fajri untuk berobat.
Namun, Fajri lagi-lagi menolak tawaran tersebut karena tak ingin merepotkan orang lain.
"Dia bilang nggak mau ngerepotin orang karena badannya besar," ungkap Herman.
Diketahui, Fajri hanya tingga berdua dengan ibunya yang juga mengalami masalah kesehatan.
Sehingga untuk beberapa keperluan, Fajri kerap meminta tolong kepada Herman.
"Kalau minta tolong dia nelepon saya, kadang juga dia minta tolong ke anak saya ngambilin duit di ATM buat pegangan dia," ujarnya.
Perlu Waktu Lama Menggerakkan Tubuh
Memiliki berat badan hingga 300 kilogram membuat Fajri kesulitan menggerakan tubuhnya.
Salah satu kesulitan yang dialami Fajri adalah ketika hendak mandi.
Ia yang sehari-hari di ruang tamu rumahnya harus menggeser badannya sekira 3 meter untuk mandi di teras rumahnya.
Pintu pagar rumah Fajri seluruhnya ditutup dengan plastikagar tak terlihat dari luar.
"Itu dia geser sendiri badannya pelan-pelan, sekali geser berapa senti meter dia istirahat dulu karena memang berat banget," beber Herman.
Herman menjelaskan, biasanya Fajri bisa memakan waktu sampai dua jam untuk aktivitas mandi.
Karena kondisi itu, Fajri biasanya hanya mandi seminggu sekali.
"Lamanya itu ya pas dia geser badannya, biasanya itu dia mandinya malam," ungkapnya.
Tulang Punggung Keluarga
Sebelum mengidap obesitas ekstrem, Fajri merupakan tulang punggung keluarganya.
Meski sejak dulu memang sudah berbadan gemuk di atas 150 kilogram, Fajri masih cukup gesit.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Fajri membuka jasa mengurus surat kendaraan.
"Dia kerja tukang urus surat kendaraan, sering bolak-balik ke Polda," tandas Herman.