Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepanjang 2023 Ada 2.745 Kasus DBD di DKI, Paling Banyak di Jaktim 689, di Kepulauan Seribu 1 Kasus 

Sepanjang 2023 terdapat 2.745 kasus demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota, paling banyak di Jaktim dan paling sedikit di Kabupaten Kepulauan Seribu.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Sepanjang 2023 Ada 2.745 Kasus DBD di DKI, Paling Banyak di Jaktim 689, di Kepulauan Seribu 1 Kasus 
TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA
Penyakit demam berdarah atau dangue sendiri disebabkan oleh infeksi virus dangue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Saat terinfeksi virus dangue, perlu waspada pada tanda bahaya agar tahu kapan harus segera ke rumah sakit. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Mulya Rahma Karyanti Sp.A.(K). Saat alami penyakit demam berdarah, maka ada tiga fase yang dilewati yaitu fese demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Sepanjang 2023 terdapat 2.745 kasus demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota, paling banyak di Jaktim dan paling sedikit di Kabupaten Kepulauan Seribu. TRIBUNNEWS 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2023 ini terdapat 2.745 kasus demam berdarah dengue (DBD) di ibu kota.

Data tersebut berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. 

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, DBD merupakan penyakit endemis yang sudah ada sejak lama di ibu kota.

“DBD ini memiliki pola jumlah kasus yang sama di setiap tahunnya dimana akan mulai meningkat pada bulan Desember dan akan mengalami puncak di bulan April, lalu mencerung menurun kembali,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/7/2023).

Dari data yang diterima TribunJakarta.com, kasus DBD terbanyak ditemukan di wilayah Jakarta Timur dengan jumlah 689 kasus.

Kemudian, Jakarta Barat dengan 669 kasus, Jakarta Selatan 577 kasus, Jakarta Utara 563 kasus, Jakarta Pusat 246 kasus, dan Kabupaten Kepulauan Seribu satu kasus.

Meski ada lebih dari 2.000 kasus yang sudah ditemui sepanjang 2023, Ngabila memastikan tak ada satu pun pasien yang meninggal dunia.

BERITA REKOMENDASI

Beragam upaya hingga sosialisasi untuk mencegah penyakit dan fatalitas pun dilakukan Dinkes DKI Jakarta.

“Cegah sakit dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, utamanya DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan, seperti pemberantasan sarang nyamuk / PS 3M Plus,” ujarnya.

Ngabila juga mengingatkan anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) perihal gerakan 1 rumah 1 kader jumantik / juru pantau jentik (G1R1J).

“Mencegah sakit juga bisa dengan menyemprot rumah memakai repellent pada pagi dan sore hari waktu dimana nyamuk aedes aegypti aktif,” tuturnya.

“Bisa juga memelihara ikan dan tanaman yang dibenci nyamuk seperti sereh hingga lavender,” sambungnya.

Baca juga: Waspada Nyamuk Penyebab DBD Lebih Ganas di Cuaca Panas, Ini Gejalanya saat Terinfeksi


Untuk mencegah keparahan, masyarakat diimbau segera memeriksakan diri jika mengalami gejala DBD.

Pemeriksaan bisa dilakukan lengkap dengan cek darah atau pemeriksaan cepat DBD NS1 untuk mendiagnosis DBD secara cepat.

“Dengan deteksi dini dan penanganan segera pasien tidak akan dehidrasi dan mengakibatkan kematian,” kata Ngabila.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Waspada! Sepanjang 2023 Ada 2.745 Kasus DBD di DKI, Terparah di Jakarta Timur

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas