Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keseharian Anak Pembunuh Ibu Kandung di Depok Diungkap Ketua RT, Uang Jadi Pemicu Tunggal Aksi Keji?

Peristiwa berdarah itu terjadi di kediaman korban di Jalan Takong RT 03/08, Tapos, Kota Depok pada Kamis (10/8/2023).

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Keseharian Anak Pembunuh Ibu Kandung di Depok Diungkap Ketua RT, Uang Jadi Pemicu Tunggal Aksi Keji?
Tribun Jakarta
Jasad SW yang ditemukan tewas berdarah-darah di kediamannya Jalan Takong, RT 03/08, Tapos, Kota Depok. RAR, pria berusia 23 tahun di Depok nekat membunuh ibu kandungnya (SW), bahkan sang ayah (BAM) juga turut ia bacok. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - RAR, pria berusia 23 tahun di Depok nekat membunuh ibu kandungnya (SW), bahkan sang ayah (BAM) juga turut ia bacok.

Peristiwa berdarah itu terjadi di kediaman korban di Jalan Takong RT 03/08, Tapos, Kota Depok pada Kamis (10/8/2023).

Saya kaget sekali, wah tiba-tiba ada kejadian seperti ini. Yang tadi semula kita baik-baik kok tiba tiba muncul ada insiden seperti ini, kaget saya

Dengan sadisnya, RAR melukai ibu dan ayahnya yang seolah dianggapnya sebagai musuh.

Baca juga: Terungkap Motif Anak Bos Kardus di Depok Tega Bunuh Ibu Kandung dan Aniaya Ayah, Uang Jadi Masalah

Sang ibu ditemukan tewas di bagian belakang rumah mereka.

Sementara sang ayah terluka parah usai dibacok anak durhaka tersebut.

Lalu bagaimana sebenarnya keseharian pelaku sehingga nekat membunuh ibu kandungya?

Kesaksian Ketua RT

Berita Rekomendasi

Udi Rusiana, Ketua RT setempat mengaku kaget saat mendengar tetangganya membunuh ibu kandungnya sendiri.

Apalagi tewasnya korban penuh dengan ketidakwajaran yakni dibacok oleh anaknya sendiri.

Baca juga: Motif Seorang Anak di Depok Bunuh Ibu Kandungnya dan Melukai Ayahnya

"Saya kaget sekali, wah tiba-tiba ada kejadian seperti ini. Yang tadi semula kita baik-baik kok tiba tiba muncul ada insiden seperti ini, kaget saya," kata Udi di sekitar lokasi kejadian, Jumat (11/8/2023).

Menurut Udi, keluarga tersebut sejatinya tidak memiliki masalah dengan warga lingkungan sekitar, bahkan kerap bersosialisasi.

Baik pelaku dan korban juga tidak pernah menunjukkan perilaku yang mencurigakan dalam kehidupan sehari-hari.

"Pak Munir itu kesehariannya baik, dia gak ada kelihatan mencurigakan, keluarganya juga semuanya baik. Gak ada yang mencurigakan, semua baik," ujarnya.

Pemicunya Soal Uang?

Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharso, yang menangani kasus pembunuhan ini mengatakan, bahwa dari pemeriksaan sementara pemicu keributan adalah adalah permasalahan bisnis keluarga.

RAR disebut mempermasalahkan pengelolaan keuangan yang menurut pandangannya tidak transparan.

"Intinya, terjadi sedikit permasalahan internal keluarga itu. Jadi memang korban (BAM) ini punya usaha terkait pengelolaan kardus, packing kardus, dikelola oleh keluarga tersebut, termasuk anaknya (RAR) juga dilibatkan dalam usaha tersebut," tutur Arief.

"Akan tetapi, dalam perjalanannya menurut informasi dari yang bersangkutan (korban BAM), ada masalah terkait pengelolaan keuangan dari usaha tersebut," tambahnya.

Baca juga: Pembunuhan di Tapos Depok, Ketua RT Mengaku Kaget dan Tak Pernah Curiga

Dikatakan Arief, pelaku RAR juga merupakan bagian pada bisnis keluarga tersebut dan bakal meneruskan bisnis tersebut ke depannya.

"Pelaku kerja di perusahaan itu juga, sebagai penerusnya kan diajarkan untuk mengelola bisnis, bagaimana caranya, bagaimana dengan supply, penjualan, dan lain-lainnya," ujarnya.

Pelaku Dibius

Pasca-membunuh ibunya, pelaku RAR saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit.

Pelaku juga mengalami sejumlah luka hingga diharuskan mendapatkan perawatan medis.

Polisi juga belum dapat melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Hal tersebut lantaran pelaku masih dalam pengaruh obat bius.

Baca juga: Kronologi Ibu Tewas Bersimbah Darah di Depok, Pelaku Diduga Anaknya Sendiri, Ayah Luka Parah

"Belum bisa diperiksa karena pengaruh bius. Jadi kami enggak akan memaksakan, nanti kami lihat kondisinya," kata Arief pada wartawan, Jumat (11/8/2023).

Arief menjelaskan, bius tersebut dilakukan untuk penanganan luka terhadap pelaku.

"Bukan dibius karena mengamuk, tapi memang karena proses pengobatannya harus dibius," kata Arief. (Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas