Prof. Dr. Syamsul Maarif: Ada Urgensi Yang Dirasakan Dan Mendasari Penerapan Moderasi Beragama
Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Ag., menjelaskan bahwa ada urgensi yang dirasakan penerapan moderasi beragama
Editor: Toni Bramantoro
“Agama dan budaya bisa diibaratkan sebagai jangkar yang berfungsi menahan arus pembawa ideologi transnasional agar tidak menghanyutkan insan Indonesia dalam pengaruh negative,” tuturnya.
Akademisi yang pernah menulis buku 'Radikalisme dan Terorisme: Perspektif Pendidikan Islam' pada tahun 2020 ini menambahkan bahwa dalam ajaran Islam, terdapat hadis yang indah mengenai makna muslim yang hakiki, yaitu "al-muslimu man salimal muslimuna min lisanihi wa yadihi," yang berarti “seorang muslim sejati adalah yang dapat menyelamatkan muslim lainnya dari lisan dan tangannya (perbuatannya).”
Hadits ini menekankan pentingnya menjaga ucapan dan perilaku kita agar tidak menyakiti orang lain.
“Perilaku, ucapan, dan bahkan pikiran kita, semuanya merefleksikan kedalaman keyakinan dan penghambaan kita kepada Allah. Setiap ucap dan laku memiliki konsekuensinya, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya kelak. Kecenderungan alamiah, perbuatan, dan keinginan hati kita, semuanya harus selaras dengan ajaran agama demi mewujudkan penghambaan yang hakiki kepada Tuhan Yang Maha Esa,” imbuh Prof. Syamsul.
Mengakhiri penjelasannya, dirinya mengajak kepada seluruh umat beragama agar berhati-hati dalam tutur kata dan perbuatan. Setiap individu di Bumi Pertiwi selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan, menghindari keburukan, dan senantiasa menjaga keharmonisan sesama masyarakat.
“Karena itulah wujud sejati keimanan yang dicintai Allah,” tandas Prof. Syamsul.