Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti: Perdamaian Dan Kerukunan Indonesia Jangan Dinodai Oleh Kepentingan Sesaat

Upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan serta perdamaian masyarakat Indonesia yang beragam merupakan perjuangan yang belum usai.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Peneliti: Perdamaian Dan Kerukunan Indonesia Jangan Dinodai Oleh Kepentingan Sesaat
Dok. pribadi
Konsultan dan Peneliti di Wahid Foundation, Libasut Taqwa 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan serta perdamaian masyarakat Indonesia yang beragam merupakan perjuangan yang belum usai.

Memasuki tahun 2024, Indonesia juga akan disibukkan dengan perhelatan Pemilihan Umum yang seringkali rentan dengan penggunaan politik identitas.

Konsultan dan Peneliti di Wahid Foundation, Libasut Taqwa, mengatakan bahwa Negara Indonesia berhasil dalam menjaga kerukunan umat beragama.




Hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya jumlah konflik yang terjadi dengan latar belakang perbedaan etnis atau agama pasca era reformasi.

“Kita harus akui bahwa selama ini Pemerintah serta masyarakat telah berhasil dalam menjaga kerukunan umat beragama. Sejauh ini, temuan konflik sosial yang terjadi seperti pada masa-masa awal reformasi semakin berkurang. Ini merupakan suatu kemajuan yang harus kita syukuri dan akui berkat kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat,” jelas Libasut Taqwa, Jumat (5/1/2024).

Ia mengungkapkan, bahwa pemerintah telah mendorong berbagai kebijakan yang mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama, ras, etnis, dan latar belakang lainnya.

Namun di masyarakat masih ditemukan beberapa tantangan yang tidak bisa diremehkan, seperti kebijakan yang masih memfavoritkan kelompok tertentu dan kurangnya ruang perjumpaan antar agama, suku, dan golongan.

BERITA TERKAIT

Menurutnya, penyebaran literasi yang moderat untuk menjembatani berbagai golongan dengan bermacam latar belakang juga masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Minimnya pengetahuan masyarakat akan eksistensi agama, kelompok, dan golongan yang berbeda dengannya terkadang membuat narasi moderat kalah populer dibandingkan dengan yang justru menyebarkan intoleransi.

Untuk itu, Libasut Taqwa berharap agar kemajuan Indonesia dalam memelihara kerukunan masyarakat antar golongan tidak dirusak oleh kepentingan sesaat seperti dengan politik identitas dan politisasi agama.

Tahun 2024 yang juga bertepatan dengan ajang Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta wakil rakyat di DPR RI penting dirayakan dengan suka cita dan riang gembira.

Ia berbendapat, penggunaan politik identitas ini sebenarnya sudah menjadi penyakit lama, dan tidak hanya terjadi di Indonesia saja.

Cara murahan seperti isu identitas ini sayangnya masih memiliki pangsa pasar cukup besar, apalagi di negara Indonesia yang semangat kesamaan antar masyarakatnya masih tinggi.

Menyuarakan bahwa terdapat kesamaan latar belakang antara yang akan dipilih dengan basis pemilihnya sebenarnya tidak mengapa selama dilakukan secara sehat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas