Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri Katakan Penjajah Belanda Saja Punya Politik Etis

Penyair yang sering disebut Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, menyindir elit politik saat ini yang disebutnya tidak punya etika.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri Katakan Penjajah Belanda Saja Punya Politik Etis
Dok. pribadi
Sutardji Calzoum Bachri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyair yang sering disebut Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, menyindir elit politik saat ini yang disebutnya tidak punya etika.

“Belanda saja ketika menjajah negeri kita dahulu, sebelum bernama Indonesia, pernah menerapkan politik etis,” ungkapnya saat menjadi pembicara di acara 'Mengenang Penyair Abdul Hadi WM' yang digelar di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu lalu.

Berawal Dari Cerita Abdul Hadi

Sutardji membahas soal etika berawal dari ceritanya tentang almarhum Abdul Hadi, sahabatnya yang meninggal 19 Januari 2024.

“Abdul Hadi orang yang sangat halus, sopan, mengedepankan adab, dan estetika,” katanya.

Dari sana ia menggambarkan perlakuan penguasa Belanda dan elit penguasa saat ini.

“Politik etis Belanda itu semacam ucapan terima kasih mereka sebagai penjajah yang telah mengeruk harta kekayaan negeri ini,” katanya.

Belanda memang menerapkan politik etis untuk kepentingan mereka sendiri.

Berita Rekomendasi

“Tapi, ada manfaatnya juga buat kita. Mereka membangun sekolah, memberi kesempatan pribumi belajar ke sekolah umum, dan bahkan ke Belanda,” jelasnya.

Ia menyebut, kesempatan itu melahirkan kaum terdidik dari kalangan pribumi yang kelak berperan dalam Kemerdekaan Indonesia dan pembangunan selanjutnya.

“Itu Belanda, penjajah, punya etika. Kok, elit politik sekarang malah tidak punya,” tuturnya.

Sutardji tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataannya tersebut karena disela pertanyaan hadirin lain. Ada sekitar seratus peserta dalam acara yang diselenggarakan PDS HB Jassin bersama Forum Wartawan Pecinta Peradaban dan Kebangsaan (Forum W) pimpinan pelukis, jurnalis, dan budayawan Yusuf Susilo Hartono itu.

Tampak hadir penyair Taufik Ismail, yang secara spontan membacakan puisinya untuk almarhum, sejarawan Taufik Abdullah, kritikus dan seniman Arie Batubara, penyair Arief Joko Wicaksono, puluhan penyair, sastrawan, budayawan, dan jurnalis terkemuka. Antara lain, Nugroho F. Yudho, Haris Jauhari, Rita Sri Hastuti, Herman Wijaya, Supriyanto Martosuwito, fotografer Dudut Suhendra Putra.

Pemikiran Abdul Hadi Masih Relevan

Para narasumber dan seluruh peserta yang ikut bicara menyatakan Abdul Hadi WM adalah nama besar dalam kesusasteraan Indonesia.

Kiprahnya sangat luas dan berpengaruh dalam bidang pemikiran sosial, filsafat, kejiwaan, dan tasawuf. Ia digambarkan sebagai orang yang religius.

“Pada saat ini, kita butuh sosok seperti Abdul Hadi yang membawa sesuatu pemikiran yang segar bagi masyarakat. Dia membawa suatu ide, gagasan, kemudian dilemparkannya sehingga siapa pun pada akhirnya menyambutnya,” ujar Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Fadjriah Nurdiasih, narasumber acara tersebut.

Narasumber lainnya, akademisi, pengamat sastra, dan Ketua Yayasan Hari Puisi, Dr. Maman S Mahayana, mengatakan pemikiran Abdul Hadi WM masih sangat relevan saat ini karena hampir semua pihak sekarang abai terhadap perkembangan puisi.

“Almarhum juga menawarkan agar kita kembali ke akar budaya dan kembali ke sumber asli lahirnya kebudayaan dan sastra,” tutur Maman.

Acara yang mendapat sambutan positif berbagai kalangan itu, dimulai dengan tayangan testimoni Gayatri WM, putri almarhum yang tak dapat hadir karena berada di tempat lain. Dilanjutkan pembacaan puisi karya almarhum oleh Linda Djalil, Jose Rizal Manua, Remmy Novaris MD, Nuyang Jaimee, dan Ariani “Rini” Isnamurti.

Seluruh rangkaian acara dipandu Rita Sri Hastuti dengan moderator Yusuf Susilo Hartono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas