KH Enting Abdul Karim Dorong Ulama Untuk Wujudkan Kedamaian Pasca Pemilu 2024
I Al Hafidz mengajak seluruh elemen masyarakat dan Ulama selalu menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghindari narasi yang dapat memecah belah
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Pendiri Ponpes Al Islam, tokoh agama dan Ulama di Banten, KH. Enting Ali Abdul Karim, Lc, S.Pd, I Al Hafidz mengajak seluruh elemen masyarakat dan Ulama selalu menjaga persatuan dan kesatuan dengan menghindari narasi yang dapat memecah belah bangsa Indonesia pasca Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 dimana Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia yang menjadi kebanggaan semua pihak, sekaligus menjadi refleksi kedewasaan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama dan bernegara dalam berdemokrasi.
“Saya ingin Pemilu 2024 ini memuatnya adalah sebuah gagasan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Kita digunakan bersama tagar Pemilu Damai 2024 sebagai upaya bersama dalam menjawab berbagai potensi permasalahan Pemilu 2024. Selain ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, juga untuk mencegah perpecahan antar umat dan penyebaran HOAX,” ungkap KH Enting, Selasa (20/2/2024).
Menurut KH Enting Ali Abdul Karim, Lc, S.Pd, I Al Hafidz yang merupakan tokoh FKUB dan perkumpulan Ulama Banten, beredar berbagai narasi bernuansa politik identitas khususnya terkait SARA sangat berpotensi memecah belah persatuan dan masyarakat kesatuan, bangsa dan negara Indonesia. Informasi yang berkembang dan diterima di tengah-tengah masyarakat menjadi bias karena misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Pada zaman medsos sekarang ini terutama pada event nasional seperti Pemilu bahwa ada tiga masalah besar yang menjadi perhatian kita (selama Pemilu), yang pertama adalah HOAX, kedua fitnah, dan yang ketiga ujaran kebencian atau ujaran kebencian, ini yang menjadi potensi munculnya kerawanan sosial, " katanya.
Dalam kesempatan itu, KH. Enting Ali Abdul Karim, Lc, S.Pd, I Al Hafidz menjelaskan bahwa peran Ulama sangat penting dan dibutuhkan dalam memberikan kesejukan dan menyatukan kembali perbedaan pendapat dan pilihan pasca Pemungutan suara guna memberikan dorongan terjalinnya kembali silaturahmi sehingga mampu mencegah terjadinya perpecahan di masyarakat dan menjadikan semangat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju menuju Indonesia Emas 2045 melalui hasil Pemilu yang berintegritas" simpulnya.