Kebakaran Gudang Amunisi di Ciangsana Bogor, Amunisi 65 Ton Hangus dan Meledak, Api Berkobar 10 Jam
Sesuai prosedur, amunisi yang sudah tak terpakai harus disimpan sementara ke dalam gudang untuk nantinya akan dilakukan disposal
Editor: Eko Sutriyanto
![Kebakaran Gudang Amunisi di Ciangsana Bogor, Amunisi 65 Ton Hangus dan Meledak, Api Berkobar 10 Jam](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ledakan-dan-kebakaran-gudang-peluru-yon-armed-7-bekasi-bogor.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Diperkirakan sebanyak 65 ton amunisi hangus dalam kebakaran akibat ledakan yang terjadi di Gudang Munisi Daerah Paldam (Gudang Amunisi Daerah Peralatan TNI Angkatan Darat Kodam) Jaya, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2024) lalu.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, amunisi yang meledak dalam kebakaran berjenis MKK (munisi kaliber kecil) dan MKB (munisi kaliber besar).
"Sebanyak 65 ton amunisi itu sebelumnya berasal dari satuan-satuan di bawah Kodam Jaya," kata Agus.
Sesuai prosedur, amunisi yang sudah tak terpakai harus disimpan sementara ke dalam gudang untuk nantinya akan dilakukan disposal.
"SOP-nya yang sudah expired itu dikembalikan ke Kodam Jaya, ini dikumpulkan untuk diperiksa lagi, diverifikasi, ada langkah-langkah itu sampai dengan akhirnya di-disposal.
Disposal itu kita punya tempat," jelas Agus.
Penempatan amunisi yang sudah tak terpakai sesuai prosedur harus diletakkan di dalam gudang bawah tanah namun karena memang kondisi amunisinya labil, kata Agus, sewaktu-waktu ledakan bisa terjadi.
Baca juga: Warga Ungkap Fakta Dahsyatnya Ledakan Gudang Amunisi TNI, Rumah Getar Hingga Kepala Nyaris Terluka
"Kita punya SOP penggudangannya itu di bawah tanah gitu ya, jadi di bawah tanah, karena labil tersebut dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Agus.
"Itu SOP kita, penyimpanannya di bawah tanah, kemudian ada tanggul dan jauh dari pemukiman masyarakat," katanya.
Faktor amunisi sensitif serta adanya gesekan dan suhu panas memicu terjadinya ledakan hebat di gudang tersebut.
Agus menjelaskan, amunisi yang jumlahnya mencapai ratusan ribu di dalam gudang tersebut sudah kedaluwarsa setelah lebih dari 10 tahun tidak terpakai.
Menurut jenderal bintang empat tersebut, amunisi kedaluwarsa alias expired lebih sensitif akan gesekan dan suhu panas.
"Ya memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia, labil.
Dia kena gesekan, gerakan, kena panas, dia akan mudah, mudah meledak," kata Agus.
10 Jam Baru Padam
Adapun ledakan awalnya terjadi di Gudang Nomor 6 Gudmurah Kodam Jaya pada Sabtu (30/3) malam sekitar pukul 18.05 WIB.
Api berkobar hebat dan ledakan susulan terus terjadi seiring proses pemadaman yang dilakukan petugas pemadam kebakaran dari Jakarta dan Bekasi.
Api akhirnya bisa dipadamkan pada pukul 03.45 WIB, Minggu dinihari.
Sejauh ini, belum tercatat ada korban jiwa dari peristiwa tersebut namun sebanyak 200 orang warga mengungsi akibat ledakan.
Pangdam Jaya, Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan memastikan titik api kebakaran gudang peluru sudah berhasil dipadamkan pada Minggu (31/3) sekira pukul 03.45 WIB.
Kebakaran berhasil dipadamkan setelah 27 unit mobil kebakaran dikerahkan ke lokasi gudang amunisi Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
"Dapat kami pastikan titik api sudah kami padamkan, tapi hingga saat ini masih kami lakukan pendinginan untuk mengantisipasi panas-panas lain yang mungkin terdampak pada hal yang tidak kita inginkan," ujar Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan.
Selain memadamkan api, timnya juga telah melakukan penyisiran dan pembersihan sisa-sisa material yang terlempar akibat ledakan.
"Kami masih melakukan investigasi di sekitar lokasi untuk melakukan penyisiran dan pembersihan sisa-sisa material yang terlempar dari gudang tersebut," ujarnya.
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk tetap tenang.
"Kami juga mengimbau seluruh masyarakat di lokasi untuk tenang dan tidak khawatir lagi karena kita nilai dampaknya sudah tidak menimbulkan ledakan lagi." ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan mengklaim para warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Hasan juga menyebut tidak ada korban jiwa akibat ledakan gudang amunisi tersebut.
"Tidak ada korban sampai saat ini, kami hanya menunggu redanya aman, tingkat amannya dari gudang ini untuk diamankan," kata Hasan.
Atap Bolong
Warga di Perumahan Visalia Kota Wisata Cibubur terkena imbas dari ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Salah seorang warga bernama Andre mengatakan akibat gudang senjata tersebut meledak, genteng dan kaca di rumahnya hancur.
"Kaca pada pecah, genteng pada bolong," ujar Andre.
Ia mengungkapkan, pada saat ledakan terjadi warga di perumahan Visalia diminta untuk mengosongkan rumah.
"Pas saat lagi meledak, warga disuruh keluar untuk mengosongi perumahan, suruh mengungsi," sambungnya.
Selain ledakan, beberapa amunisi seperti peluru dan granat dari lokasi kebakaran terpental ke perumahan ini.
“Kalau yang tadi pagi sih cuma lima granat lempar yang mirip nanas,” ucap Andre.
Saat ini selongsong peluru dan granat sudah diamankan oleh Tim Gegana.
Lalu Menurut Cito salah seorang sekuriti di perumahan Visalia, saat ini warga belum diperkenankan untuk kembali ke rumah.
Pasalnya, anggota TNI masih melakukan penyisiran untuk memastikan apakah masih ada amunisi yang tertinggal atau tidak di perumahan ini.
"Ini mah memang sudah kosong dari semalam dan masih dilakukan penyisiran," ujarnya di lokasi.
Beberapa warga yang datang sekitar pukul 10.00 WIB-10.42 WIB hanya diperkenankan untuk mengambil pakaian atau melihat kondisi rumah.
Di lokasi pengungsian Marlina (32), seorang warga Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, berbagi kisahnya setelah mengungsi akibat ledakan gudang amunisi TNI AD.
Bersama dengan 85 orang lainnya, Marlina harus mengungsi dari rumahnya yang berjarak hanya 10 meter dari gudang amunisi yang meledak. Pada saat ledakan terjadi, Marlina bersama keluarganya hendak berbuka puasa.
Namun, ledakan kedua yang lebih besar daripada yang pertama membuatnya ketakutan. Marlina memilih untuk kabur, sehingga keluarganya tidak bisa berbuka puasa.
"Kejadiannya kan ledakan pertama kecil sebelum Maghrib dikira tuh petir, ledakan kedua lumayan besar itu setelah adzan Maghrib terus pegawai tuh pada nyuruh warganya keluar rumah, nah warga udah keluar rumah ada ledakan lagi kencang langsung evakuasi keluar kampung, itu abis Maghrib," ujarnya.
Marlina kabur saat mendengar ledakan ketiga, yang menurutnya lebih besar dari yang pertama dan kedua. Meskipun ledakan tersebut terjadi hingga tiga kali, Marlina tidak melihat benda-benda yang berkaitan dengan senjata atau sejenisnya.
Namun, karena rumahnya dekat dengan lokasi kejadian, Marlina harus meninggalkan kediamannya dan mengungsi bersama keluarganya tanpa bisa membawa banyak barang.
"Waktu itu si pokoknya yang kepikiran selamet aja dulu gitu, nggak kepikiran apa yang harus dibawa, ngungsi sama suami, ibu, ada adik, ada anak dua umur 13 tahun sama 19 bulan," ungkapnya.
Di tempat pengungsian, Marlina mengaku tidak bisa tidur karena anaknya yang paling kecil terus meminta pulang. "(Keadaannya) berubah, seenak-enaknya bukan di tempat kita gitu kan. Saya nggak sahur, nggak bisa tidur juga karena si kecil rewel minta pulang terus," kata Marlina.
Suaminya sempat pulang untuk memeriksa kondisi rumah mereka, dan Marlina mendengar kabar bahwa rumahnya mengalami kerusakan dan ditemukan beberapa serpihan peluru.
"(Ada serpihan peluru) Iya, soalnya dia tadi sempat pulang tuh, karena yang nggak kena banyak serpihan itu boleh pulang terus balik lagi, yang benar-benar rumahnya ketumpuk (serpihan) belum bisa, termasuk rumah saya, tadikan (suami) ngecek ke rumah, jendela, pintu jebol, genteng jebol, plafon semua ambruk. Pokoknya semua rusak," paparnya.
Ganti Rugi
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Paldam Jaya TNI AD di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Saat tiba di Gudmurah Paldam Jaya, Kasad langsung memeriksa gudang yang meledak pada Sabtu (30/3) malam tersebut. Setelah pengecekan, Maruli menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat yang terkena dampak, terutama rumah-rumah di sekitar gudang amunisi.
"Kami mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat atas kejadian ini," kata Maruli.
Maruli menjelaskan bahwa gudang amunisi yang meledak sudah dibangun sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan awalnya jauh dari pemukiman penduduk.
Namun, seiring berjalannya waktu, lahan kosong di sekitar gudang berkembang menjadi perumahan, membuat jaraknya semakin dekat dengan gudang amunisi milik TNI AD.
Meskipun demikian, Maruli tidak menyalahkan masyarakat atau pemilik rumah.
TNI AD akan melakukan evaluasi besar-besaran terkait ledakan tersebut."Permukiman yang mendekati gudang amunisi akan dievaluasi. Meskipun keamanannya sudah baik, kami akan mempertimbangkan gangguan lainnya," jelasnya.
Kedepannya, kemungkinan pemukiman yang dekat dengan gudang amunisi yang meledak akan direlokasi oleh TNI AD untuk keamanan masyarakat. Namun, relokasi tersebut masih memerlukan kajian lebih lanjut.
"Apakah relokasi perumahan mungkin dilakukan agar tidak terganggu, akan kami diskusikan lebih lanjut setelah rapat dan kajian," tambahnya.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga menyatakan kesiapannya untuk mengganti kerugian rumah warga yang terdampak akibat ledakan gudang amunisi.
"Kami akan melakukan pendataan dan pemeriksaan oleh teritorial, dan jika ada kerusakan, kami akan menggantinya," tegasnya.(Tribun Network/ger/why/wly)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.