Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Pendirian YLBHI, Visi MIsi dan Susunan Pengurus Saat Ini

Awalnya, gagasan pendirian lembaga ini adalah untuk memberikan bantuan hukum bagi orang-orang yang tidak mampu memperjuangkan hak-haknya

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Sejarah Pendirian YLBHI, Visi MIsi dan Susunan Pengurus Saat Ini
Istimewa
Gedung LBH-YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat dilalap api pada Minggu (7/4/2024) malam sekitar pukul 22.00 WIB 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gedung LBH-Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia yang berada di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat dilalap api,  Minggu (7/4/2024) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

"Pada hari Minggu, 7 April 2024, sekitar pukul 22.00 WIB kantor LBH YLBHI terbakar, belum diketahui penyebab pasti kebakaran," kata Ketua YLBHI Muhammad Isnur lewat keterangan tertulis, Minggu (7/4/2024).

Kata Isnur, menurut saksi mata seorang penjaja makanan di depan gedung, dia mendengar ledakan tiga kali sebelum terjadi kebakaran.

Setelah ledakan itu, api terlihat mulai menjalar ke lantai 2 dan 3 Gedung LBH-YLBHI.

Lantas bagaimana sejarah pendirian LBH-YLBHI hingga visi misi ? 

Dikutip dari situs YLBHI, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia didirikan pada tanggal 28 Oktober 1970 atas inisiatif Dr. Adnan Buyung Nasution, S.H yang didukung penuh oleh Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta saat itu.

Awalnya merupakan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Berita Rekomendasi

LBH ini didirikan atas gagasan dalam kongres Persatuan Advokast Indonesia (Peradin) ke III tahun 1969 dan mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Peradin melalui Surat Keputusan Nomor 001/Kep/10/1970 tanggal 26 Oktober 1970 yang isi penetapan pendirian Lembaga Bantuan Hukum/Lembaga Pembela Umum yang mulai berlaku tanggal 28 Oktober 1970.

Pendirian Lembaga Bantuan Hukum di Jakarta diikuti dengan pendirian kantor-kantor cabang LBH di daerah seperti Banda Aceh, Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Makassar, Manado, Papua dan Pekanbaru.

Baca juga: Gedung YLBHI di Jalan Diponegoro Menteng Dilalap Api, Saksi Mata Dengar Suara Ledakan

Pada awalnya, gagasan pendirian lembaga ini adalah untuk memberikan bantuan hukum bagi orang-orang yang tidak mampu memperjuangkan hak-haknya, terutama rakyat miskin yang digusur, dipinggirkan, diPHK, dan keseharian pelanggaran atas hak-hak asasi mereka.

Lambat laun rezim otoriter Orde Baru di bawah Soeharto membawa LBH menjadi salah satu subjek kunci bagi perlawanan terhadap otoritarianisme Orde Baru, dan menjadi simpul penting bagi gerakan pro-demokrasi.

Prinsip-prinsip bagi penegakan demokrasi, hak asasi manusia dan keadilan membawa LBH ke tengah lapangan perlawanan atas ketidakadilan struktural yang dibangun dalam bingkai Orde Baru.

LBH memilih untuk berada di sisi pergerakan kaum buruh, petani, mahasiswa, kaum miskin kota, dan semua kekuatan yang memperjuangkan demokrasi.

Lalu setelah beroperasi selama satu dasawarsa, pada 13 Maret 1980 status hukum LBH ditingkatkan menjadi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan 28 Oktober tetap dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun YLBHI.

YLBHI sebagai Yayayasan, didirikan dengan tujuan untuk mendukung kinerja LBH yang tersebar di 17 Provinsi, dan saat ini dipimpin oleh Asfinawati sebagai Ketua Badan Pengurus dan Nursyahbani Katjasungkana sebagai Dewan Pembina menggantikan Dr Adnan Buyung Nasution yang diangkat oleh Presiden sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2007.

Semasa rezim Soeharto (orde baru), peran YLBHI-LBH menjadi salah satu aktor kunci dalam menentang dan menumbangkan rezim Otorianisme orde baru.

Selain itu YLBHI-LBH menjadi simpul dan lokomotif bagi gerakan pro demokrasi di Indonesia.

Selain sebagai lembaga yang tetap konsisten memperjuangkan penegakan hukum, demokrasi dan HAM, YLBHI juga menjadi tempat lahirnya organisasi masyarakat sipil yang saat ini memegang peran penting sebagai gerakan penyeimbang negara.

Baca juga: YLBHI Sebut Seluruh Warga Air Bangis yang Ditahan Akibat Menolak Dipulangkan Paksa sudah Dibebaskan

ICW, Kontras, KRHN, Baku Bae, RACA, K3JHAM, adalah beberapa organisasi masyarakat sipil yang dahulunya adalah desk-desk tersendiri dan dikelola langsung oleh YLBHI.

Kondisi negara yang sampai saat ini masih tetap menciptakan ruang anti demokrasi, anti gerakan, dan sengaja menciptakan politik kekerasan serta membuka ruang bagi militerisme membuat rakyat apatis dan frustasi.

Di sisi penegakan Hukum dan HAM, kondisi perubahan terasa mengalami kemandekan, tragedi 27 Juli, Kerusuhan mei 1998, Pelanggaran HAM Timor Timur, kasus Tanjung Priok, Penghilangan dan Kekerasan di Aceh dan Papua, adalah deretan kasus yang tidak pernah terselesaikan hingga saat ini.

YLBHI sendiri memiliki visi bersama-sama dengan komponen-komponen masyarakat dan Bangsa Indonesia yang lain berhasrat kuat dan akan berupaya sekuat tenaga agar di masa depan dapat terwujudnya suatu suatu sistem masyarakat hukum yang terbina di atas tatanan hubungan sosial yang adil dan beradab/berperikemanusiaan secara demokratis (A just, humane and democratic socio-legal system).

Dan untuk mewujudkan misi itu, YLBHI berupaya menanamkan, menumbuhkan dan menyebarluaskan nilai-nilai negara hukum yang berkeadilan, demokratis serta menjunjung tinggi HAM kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa kecuali.

PENDIRI :
Prof. Dr. Iur. (Alm.) Adnan Buyung Nasution

PEMBINA :

KETUA : Nursyahbani Katjasungkana
ANGGOTA :  Abdul Rahman Saleh,  Cita Citrawinda,  Dadang Trisasongko, Frans Hendra W,  Karlina Supelli, 
Mas Ahmad Santosa,  Matheus Rukmasaleh Arif,  M. Zaidun,  Rasyid Nasution,  Todung Mulya Lubis

PENGAWAS :
KETUA :  Nazaruddin Nasution
ANGGOTA :  Hj. Sakurayati Trisna,  Hotma Padan Dapotan Sitompoel

PENGURUS : 

KETUA : Muhamad Isnur, S.H.I., M.H.,  Ketua Bidang Advokasi dan Jaringan : Zainal Arifin, S.H.I., Ketua Bidang Pengembangan Organisasi  Pratiwi Febry, S.H., Kepala Keuangan & Kesekretariatan Riyanti Agustina, S.E.

Kronologi Kebakaran 

Kata Isnur, menurut saksi mata seorang penjaja makanan di depan gedung, dia mendengar ledakan tiga kali sebelum terjadi kebakaran.

Setelah ledakan itu, api terlihat mulai menjalar ke lantai 2 dan 3 Gedung LBH-YLBHI.

"Menurut saksi mata, Wasiatun (pemilik warung pecel lele di depan Kantor LBH), ia mendengar 3 kali suara ledakan keras dan percikan api yang diduga berasal dari AC lantai 2 Gedung YLBHI.

Dari ledakan ini kemudian muncul kobaran api yang langsung menjalar ke lantai 2 dan 3 gedung," kata Isnur.

Sekitar 15 menit berselang, lanjut Isnur, 6 mobil pemadam kebakaran datang berupaya memadamkan api.

Saat ini, katanya, kobaran api sudah dapat dipadamkan, tetapi masih dalam proses pemantauan petugas Damkar agar api tidak menjalar.

"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. Belum diketahui kerugian yang dialami akibat kebakaran," kata Isnur.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas