Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

1.000 Driver Ojol Demo Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya? Gojek Imbau Mitra Driver Tak Terprovokasi

Mereka mengeluhkan potongan komisi yang dipotong perusahaan aplikasi ojek online dari pendapatan driver terlalu tinggi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 1.000 Driver Ojol Demo Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya? Gojek Imbau Mitra Driver Tak Terprovokasi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Kamis (29/8/2024) hari ini setidaknya 1.000 pengemudi ojek online (ojol) akan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka. Foto pengemudi ojek online dan taksi online menggelar aksi unjuk rasa "Menolak Tarif Murah", di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamis (29/8/2024) hari ini setidaknya 1.000 pengemudi ojek online (ojol) akan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka.

Aksi demo damai driver ojol ini akan melibatkan sejumlah elemen komunitas driver ojek online.

"Informasi dari rekan-rekan kami bahwa aksi akan diikuti sekitar 500-1000 pengemudi ojol dari berbagai komunitas di Jabodetabek, dengan rencana pelaksanaan demo pada jam 12.00," ujar Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono di Jakarta, Rabu (28/8/2024).

Lalu apa saja tuntutan dari pra driver ojol tersebut?

Baca juga: Di Banten dan Jakarta Aksi Sosial Sambut HUT ke-79 RI Kian Gencar, Ojol Sambut Gembira

Berdasar informasi yang dihimpun Tribunnews, salah satu agenda tuntutan utama adalah mendesak perusahaan aplikasi ojek online memperbaiki skema pembagian komisi ke driver.

Para driver ojol mengeluhkan potongan komisi yang dipotong perusahaan aplikasi ojek online dari pendapatan driver mengangkut penumpang atau mengantar barang, terlalu tinggi.

Sementara, biaya operasional harian driver seperti biaya untuk makan, perawatan kendaraan seperti penggantian pelumas dan suku cadang berkala seperti ban, kampas rem, sepenuhnya ditanggung driver.

Berita Rekomendasi

Igun memaparkan, aksi demo juga akan mengajukan sejumlah tuntutan kepada Pemerintah.

Sebab ojol dan kurir merasa tertekan dengan kebijakan perusahaan dan pemerintah.

"Massa menuntut adanya legal standing hukum yang jelas bagi para pengemudi ojol. Ini agar perusahaan tidak berbuat semena-mena terhadap ojol dan kurir selaku mitranya."

"Dengan belum adanya legal standing bagi para pengemudi ojol maka perusahaan aplikasi bisa berbuat sewenang-wenang tanpa ada solusi dari platform dan tanpa dapat diberikan sanksi tegas oleh Pemerintah, hal inilah yang membuat timbulnya berbagai gerakan aksi protes dari para mitra," katanya.

Baca juga: Kronologi Driver Ojol di Medan Tertimbun Material Aspal, Truk Terguling saat Korban Bawa Penumpang

Aksi akan dilakukan di Istana Merdeka, kantor perusahaan ojek daring di sekitar wilayah Petojo, Jakarta Pusat dan kantor di sekitar Cilandak, Jakarta Selatan.

Pihak ojol berharap perusahaan aplikasi juga hormati penyampaian pendapat dari para mitranya sebagai bentuk masukan yang perlu diperhatikan.

"Pemerintah juga dapat menyimpulkan permasalahan yang terus berulang di ekosistem transportasi online ini," kata Igun.

Igun menambahkan, Asosiasi Pengemudi Transportasi Daring Roda Dua Nasional Garda Indonesia menghormati dan mendukung aksi damai selagi tidak menimbulkan suatu gangguan kamtibmas sebagai wujud solidaritas dan kesamaan nasib para pengemudi ojol yang makin tertekan oleh perusahaan aplikasi.

"Sedangkan pihak Pemerintah juga belum dapat berbuat banyak untuk memenuhi rasa keadilan kesejahteraan para mitra perusahaan aplikasi yang ada dikarenakan hingga saat ini status hukum ojek online ini kami nilai masih ilegal tanpa adanya legal standing berupa Undang-Undang," tambah Igun.

Igun mengatakan, belum adanya legal standing bagi para pengemudi ojol, selama ini perusahaan aplikasi bisa berbuat sewenang-wenang tanpa ada solusi dari platform dan tanpa dapat diberikan sanksi tegas oleh Pemerintah.

"Hal inilah yang membuat timbulnya berbagai gerakan aksi protes dari para mitra," terang Igun.

Igun memastikan, aksi akan dilaksanakan secara damai tanpa ada provokasi dari pihak manapun, baik dari pihak pelaksana aksi damai maupun dari pihak pengemudi ojol lain yang tetap melaksanakan kegiatan melayani pelanggan.

"Kita jaga ketertiban bersama guna tercapainya tujuan aksi damai," tuturnya.

Pesanan Konsumen Tak akan Diterima

Sebelumnya, Koalisi Ojek Nasional menyerukan seluruh driver ojek hingga kurir online melakukan aksi unjuk rasa dan menghentikan aktivitas pengantaran kepada konsumen.

Dalam seruan lainnya, Driver Ojek Online sejabodetabek dan se-Indonesia bahkan mengabarkan pesanan konsumen tidak akan diterima dalam bentuk apapun (Food, Ride, dan Paket) pada tanggal 29 Agustus 2024.

"Betul besok teman-teman ojek online dan kurir lokal di Jabodetabek akan aksi di Jakarta," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Daring Garda Indonesia, Igun Wicaksono, Rabu (28/8/2024).

"Ojek online dan kurir lokal Jabodetabek akan lakukan aksi damai dengan tuntutan yang akan diutarakan baik kepada perusahaan aplikasi maupun kepada pihak pemerintah," ujar Igun Wicaksono.

Driver Ojol dari Surabaya Tiba di Jakarta

Sementara itu salah seorang pengemudi transportasi online, Andri menyebut, driver online dari Surabaya, Jawa Timur sudah tiba di Jakarta.

Mereka menginap di belakang Masjid Istiqlal. Kabar tersebut kata Andri didapat dari grup whatsapp komunitas ojek online.

"Dari Surabaya sudah datang tadi. Nginep di belakang Istiqlal," ujar Andri saat berbincang dengan Tribun, Rabu (28/8/2024) malam.

Namun saat ditanya ada berapa orang yang datang dari Surabaya ke Jakarta, Andri mengaku tidak mengetahuinya.

"Kurang tahu kalau jumlahnya di grup whatsapp tidak diumumin," ujar Andri.

Begitu pula saat ditanya apakah ada selain driver online asal Surabaya yang datang ke Jakarta. Pria yang tinggal di kawasan Jakarta Selatan ini tidak tahu.

"Ini kan nasional kayaknya dari daerah banyak yang datang juga, tapi nggak tahu dari mana saja," kata Andri.

Menurut Andri, sebelum menggelar demonstrasi para driver online terlebih dahulu akan bekerja mengantar atau menjemput warga di Jakarta yang hendak bekerja, ke sekolah atau kuliah.

"Paling kumpul jam 09.00 atau jam 10.00," ujarnya.

Gojek Klaim Driver-nya Tetap Beroperasi

Rosel Lavina, Head of Corporate Affairs Gojek, dalam keterangan resminya mengatakan, operasional Gojek akan tetap berjalan normal dan konsumen dapat tetap menggunakan layanan Gojek seperti biasa.

"Kami juga mengimbau kepada mitra driver agar tidak terprovokasi dan tetap beroperasi seperti biasa."

"Gojek akan menindak tegas oknum-oknum yang melakukan tindakan yang merugikan terhadap pelanggan maupun mitra kami," ujarnya.

Rosel mengatakan, pihaknya sangat terbuka terkait aspirasi para mitra ojol terkait tarif.

Namun hal itu dapat dilakukan dengan komunikasi yang baik dan tidak kontraproduktif.
Karena hal tersebut dapat merugikan para mitra ojol dan kurir online yang menggantungkan pendapatannya sebagai ojol dan kurir online.

"Kami sangat terbuka terhadap aspirasi rekan-rekan mitra driver aktif Gojek dan senantiasa mengimbau agar disampaikan secara kondusif dan tertib. Selama ini, mitra driver aktif Gojek juga menyampaikan aspirasinya melalui berbagai wadah komunikasi formal yang kami miliki,” ujarnya.

Respons Kemnaker

Soal aksi demo driver ojol, Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker, Indah Anggoro Putri mengaku belum mendapat informasi soal aksi tersebut.

Namun, ia menyebut beberapa hal terkait potongan aplikator yang mencapai 30 persen. Indah menyebut hal itu bukan kewenangan Kemnaker untuk mengatur.

"Saya belum dengar. Biasanya kalau mau demo ngundang saya," katanya hari ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas