Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dugaan Kasus Bullying di SMA Elite Kawasan Simprug, DPR: Seharusnya Cari Solusi Bersama Dulu

Komisi III DPR RI mendatangkan pihak korban, pihak sekolah, maupun kuasa hukum para terduga pelaku dalam dugaan bullying di SMA elite, kawasan Simprug

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Dugaan Kasus Bullying di SMA Elite Kawasan Simprug, DPR: Seharusnya Cari Solusi Bersama Dulu
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Komisi III DPR RI menggelar RDPU terkait dugaan bullying di SMA elite, kawasan Simprug, Jakarta Selatan.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik tengah diramaikan oleh kisruh mengenai dugaan bullying di SMA elite, kawasan Simprug, Jakarta Selatan

Untuk mengurai kasus ini, pada Selasa (17/9/2024), Komisi III DPR RI hingga mendatangkan pihak korban, pihak sekolah, maupun kuasa hukum para terduga pelaku untuk masing-masing memberi keterangan. 

Terkait laporan yang masuk, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni kemudian angkat bicara. 

Menurutnya, meskipun sebagai korban, baiknya pelaporan hukum dilakukan oleh pihak korban setelah duduk perkaranya jelas.

“Saya ingatkan kepada semua pihak agar jangan sampai penegakkan hukum itu digunakan untuk menunjukkan kekuasaan sekelompok orang secara seenaknya. Ini penting. Jadi kuasa hukum jangan asal lapor ke polisi, menggunakan kekuasaan untuk kasus yang belum tentu benar,” kata Sahroni kepada wartawan, Selasa.

Dia menambahkan bahwa dalam pengusutan kasus ini, sangat penting agar para penegak hukum maupun pihak-pihak terkait tidak mengaitkan pihak sekolah, sebagai lembaga yang membolehkan bullying

Berita Rekomendasi

Sebab pada faktanya, masalah yang terjadi adalah antara murid.

“Perlu diingat agar sekolah jangan pernah disalahkan dalam kasus bullying ini. Karena ini adalah masalah antar oknum murid sendiri yang juga belum tentu benar. Jadi kita harus lebih hati-hati di sini,” ucapnya.

Terakhir, alih-alih melapor ke polisi, Sahroni meminta kuasa hukum agar duduk bersama dan berupaya mencari solusi yang win-win bagi semua pihak.

“Justru dalam hal ini, para kuasa hukum harusnya duduk bersama, cari titik temu, titik tengah yang bisa diterima semuanya. Jangan asal lapor polisi, dan jangan sampai penegakkan hukum ini dijadikan alat kekuasaan sekelompok orang,” pungkas Sahroni.

Baca juga: Polisi Klaim Tak Temukan Anak Ketua Partai Dalam Daftar Pelaku Bullying di SMA Elite Kawasan Simprug

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas