Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Modus Polisi Peras Uang WN Malaysia di Gelaran DWP 2024, Pelaku Anggota Polsek hingga Polda Metro

Anggota Polsek hingga Polda Metro Jaya sekongkol peras uang WN Malaysia di Gelaran DWP 2024

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Modus Polisi Peras Uang WN Malaysia di Gelaran DWP 2024, Pelaku Anggota Polsek hingga Polda Metro
instagram
Sejumlah penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) asal Malaysia di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, dikabarkan diperas polisi Indonesia. 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko merespons keluhan penonton asal warga negara Malaysia terkait perlakuan yang tidak mengenakan dengan dugaan pemerasan uang oleh oknum Polisi.

Pemerasan itu dilakukan saat WN Malaysia menonton gelaran internasional Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 13-15 Desember.

Trunoyudo mengatakan saat ini sebanyak 18 oknum polisi sudah diamankan.

Mereka diduga melakukan pemerasan kepada WN Malaysia.

Dia menuturkan Mabes Polri menindaklanjuti melalui Divisi Propam Polri bahwasannya informasi tersebut dengan mengamankan terduga oknum yang bertugas pada saat itu.

Berita Rekomendasi

“Jumlah terduga oknum personel yang diamankan sebanyak 18 personil, terdiri dari personel Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran,” paparnya, Jumat (20/12/2024).

Oknum personel yang diamankan oleh Divisi Propam Polri untuk selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Polri tidak akan mentolerir terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh setiap anggota.

Trunoyudo menegaskan komitmen Polri adalah menegakkan hukum, dalam rangka meningkatkan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap masyarakat. 

“Kami memastikan tidak ada tempat bagi oknum yang mencoreng institusi. Investigasi pun telah kami lakukan secara profesional, transparan dan tuntas,” ucapnya.

“Kami telah melakukan pengamanan terhadap para terduga Oknum yang dimaksud, dimana kepercayaan publik adalah prioritas Polri dan Polri berkomitmen untuk memulihkannya melalui tindakan nyata,” sambung dia.

Identitas Polisi Tak Dibuka

Trunoyudo enggan menjelaskan detail identitas oknum polisi yang sudah diamankan.

Namun, belasan oknum polisi yang diamankan tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut Divisi Propam Polri.

"Kami melakukan pengamanan terhadap para terduga oknum yang dimaksud, di mana kepercayaan publik adalah prioritas Polri dan Polri komitmen untuk memulihkannya melalui tindakan nyata," kata dia.

Trunoyodo menjelaskan, upaya mengamankan para oknum polisi ini merupakan tindak lanjut Polri setelah mendapatkan informasi adanya keluhan dari penonton asal warga negara Malaysia terkait perlakuan yang tidak mengenakan dengan dugaan pemerasan.

Ditegaskannya, tindakan pelanggaran yang dilakukan anggota Polri tidak dapat ditolerir.

Diketahui, DWP adalah event musik elektronik tahunan terbesar di Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Ismaya Live setiap tahun.

Pada tahun ini, DWP digelar pada 13-15 Desember 2024 dengan sejumlah headliner atau penampil utama papan atas dunia seperti Steve Aoki, San Holo, dan Gil Glaze.

Saat konser tersebut berlangsung, sejumlah penonton mancanegara dari negara Asia Tenggara hingga Eropa, turut menyaksikan konser tersebut.

Modus Polisi Memeras Penonton WN Malaysia

Seorang WN Malaysia, Santi (bukan nama asli) mengungkapkan kronologi dirinya diperas oleh oknum polisi di event internasional tersebut.

Menurutnya, kejadian itu tepatnya di sisi sebelah kiri lokasi ketika itu DJ Steve Aoki sedang tampil.

Tiba-tiba saja dalam keramaian datang seorang polisi undercover yang hendak mengambil sampling narkotika.

“Kita (lagi) senang-senang lah pas lagi loncat-loncat beberapa orang mengatasnamakan "polisi" menarik bilang “ayo ikut ke belakang”. Saya menuruti,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (19/12/2024).

Santi mengatakan oknum polisi mengambil paspor yang dimilikinya.

Ketika itu oknum polisi tersebut melakukan tes kesadaran, sejumlah orang lainnya ada yang tes urine.

Pemeriksaan tes kesadaran itu seperti membaca angka di jari serta berjalan apakah linglung atau tidak. 

Dia kemudian menyadari oknum polisi di Indonesia yang senang dengan bribe (suap).

Tak pikir panjang Santi memberikan sejumlah uang.

Saat itu, dia memberikan uang senilai Rp200 ribu.

“Setelah bayar cuma bilang yasudah sana setelah melihat berita ternyata benar ada banyak korbannya,” tutur dia.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro tidak banyak bicara perihal banyaknya WN Malaysia yang menjadi korban pemerasan.

Susatyo menuturkan agar hal tersebut ditanyakan ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.

"Koordinasi dengan Narkoba Polda," katanya.

Berdasarkan informasi yang beredar ada lebih 400 penonton DWP yang menjadi korban pemerasan oleh oknum polisi dengan nilai mencapai 9 juta ringgit atau sekitar Rp32 miliar.

Sebelumnya, penyelenggara DWP Ismaya Live membuat pernyataan terkait kabar kejadian pemalakan dan pemerasan yang terjadi.

“Kepada keluarga besar DWP kami yang luar biasa. Kami mendengar kekhawatiran Anda dan sangat menyesalkan tantangan dan frustrasi yang Anda alami,” tulis pernyataan resmi DWP di Instagram, Kamis (19/12/2024).

DWP komitmen akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

“Kami secara aktif bekerja sama dengan pihak berwenang dan badan pemerintah untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang terjadi dan untuk memastikan langkah-langkah konkret diterapkan untuk mencegah insiden semacam itu terjadi lagi di masa depan,” lanjutnya.

Pihaknya mengutamakan keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas