Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusakan Lingkungan Jadi Perhatian MPR RI

Hal itu ditunjukan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang menerima audiensi Yayasan Garuda Nusantara. "Teruslah bekerja keras menyelamatkan bumi," ujarnya.

zoom-in Kerusakan Lingkungan Jadi Perhatian MPR RI
MPR RI
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima rombongan Yayasan Garuda Nusantara di Ruang Ketua MPR, Kamis (21/1/2016). 

TRIBUNNEWS.COM - Era reformasi yang dimulai pada 1998 menimbulkan banyak perubahan. Mulai dari kebebasan berekpresi hingga perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sayangnya perubahan itu tidak seluruhnya bernilai positif. Ada juga sebagian pengaruh reformasi itu yang bernilai negatif.

Antara lain hilangnya ruh kebangsaan, lunturnya rasa nasionalisme, juga rusaknya lingkungan termasuk kawasan hutan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI  Zulkifli Hasan di hadapan rombongan Yayasan Garuda Nusantara, saat mereka melakukan audiensi di Ruang Ketua MPR, Kamis (21/1) silam.

Pada kesempatan tersebut rombongan Yayasan Garuda Nusantara dipimpin ketua Ully Hary Rusady. Ikut serta dalam pertemuan tersebut adik Ully, Paramitha Rusady.  

Kerusakan lingkungan pasca Reformasi menurut Zulkifli terjadi dengan sangat masif. Karena itu kita membutuhkan banyak relawan dan pecinta alam, seperti yang selama ini sudah dilakukan Ully Sigar Rusady.

Selain itu, para pecinta alam serta relawan lingkungan kata Zulkifli  tidak boleh menyerah. "Teruslah bekerja keras menyelamatkan bumi," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu Ketua MPR juga mengatakan, dulu sebelum reformasi,  MPR merupakan  lembaga tertinggi negara dengan tugas-tugas yang sangat banyak. Namun kini sebagian tugas itu sudah tidak dimiliki MPR.

Tersisa tiga tugas saja yang masih dimiliki MPR, yakni mengubah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengangkat dan menurunkan Presiden serta Wakil Presiden, serta menjaga dan memupuk semangat serta jiwa kebangsaan. 

Pada kesempatan tersebut, Ully Rusady memperlihatkan sebuah film layar lebar berjudul My Journey Mencari Mata Air yang  diproduksi Yayasan Garuda Nusantara.

Film itu berkisah tentang perjalanan anak kecil yang ingin tahu mata air,  lalu si anak pun mencari mata air. 

Setelah 38 tahun berkiprah dalam menjaga lingkungan, menurut Ully, baru kali ini pihaknya bisa membuat film tentang lingkungan.

Ini dilakukan karena Yayasan Garuda Nusantara merasa perlu melakukan komunikasi melalui media film layar lebar.

Rencananya mulai Maret 2016 nanti, film My Journey Mencari Mata Air akan diputar di 4000 desa di seluruh Indonesia. (advertorial)

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas