TRIBUNNEWS.COM - Di tempat rumah dinas di Kemang, Jakarta, 9 Juni 2016, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menggelar buka puasa bersama. Hadir dalam acara itu sejumlah anggota MPR dan Ketua Lembaga Pengkajian MPR Rully Chaerul Azwar.

Dalam sambutan, Hidayat Nur Wahid mengatakan silaturrahim di bulan puasa mempunyai arti tersendiri di mana di setiap sore kita bisa bertemu. 

Hidayat Nur Wahid berharap agar kita memaksimalkan ramadhan agar kita lebih bertakwa.

Diajaknya pada semua untuk saling membuka diri dalam bulan yang penuh hikmah ini.

Dikatakan oleh Hidayat Nur Wahid dirinya ingin memaknai ramadhan bahwa beragama itu silaturahmi bukan sesuatu yang menyeramkan.

Lebih lanjut dikatakan bahwa dirinya ingin memaknai ramadhan bahwa kita mempunyai pilar yang kuat untuk merekatkan NKRI.

dirinya mengucapkan terima kasih pada para undangan yang hadir di tengah banyaknya acara di bulan puasa ini.

Dalam acara itu, ustad Shohibul Iman memberikan kuliah tujuh menit.

Dalam ceramahnya, Shohibul mengatakan puasa merupakan kewajiban yang dibebankan pada kita dan ummat terdahulu.

Puasa bertujuan untuk menjadikan kita orang-orang yang bertakwa.

Takwa menurut Shohibul mempunyai arti hati-hati dalam melangkah, bisa pula mempunyai arti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Orang yang bertakwa menurutnya orang yang mulia.

Tak ada artinya semua tingkah manusia tanpa takwa.

Puasa bagi Shohibul merupakan kesempatan untuk menjadi mulia.

Untuk itu tak boleh kita sia-siakan kesempatan dalam bulan ramadhan ini.

Dalam bulan puasa kita bisa membohongi orang dengan minum sembunyi-sembunyi namun menurut Shohibul karena pengawasan Allah membuat kita menjalankan puasa hingga akhir.