Oesman Sapta: Broker Indonesia, Sudah 20 Tahun Kok Baru Segitu?
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sudah final.
Editor: Content Writer
Di hadapan ratusan broker yang terhimpun dalam Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sudah final.
"Pancasila adalah payung bagi semua sehingga Pancasila bisa menolak intervensi ideologi asing yang bertentangan," ujarnya.
Dikatakan, saat ini kita sedang mencari pahlawan yang bisa menyejahterakan rakyat. Dirinya mengajak pada semua khalayak untuk membangun perekonomian bangsa.
"Salah satu pihak yang ikut menentukan pembangunan ekonomi adalah asosiasi broker," ujarnya.
Dikatakan di Eropa dan Singapura, keberadaan broker disegani. Broker bukan hanya penghubung antara penjual dan pembeli, namun juga sebagai pelindung. Oleh karena itu, nilai broker sangat tinggi.
Ia membandingkan jumlah penduduk 3 juta jiwa di Singapura dengan broker 28.000. Sedangkan di Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa, broker tak lebih dari 1 juta.
"Sepertinya ada kesalahan sistem," ujarnya. "Sudah 20 tahun kok baru segitu? Kalian terlalu sabar dan pasrah," tambahnya. Hal demikian menurut Oesman Sapta tak boleh terjadi.
Sebagai perantara antara penjual dan pembeli, broker harus mendaftarkan diri pada organisasi yang resmi.
"Kalau tidak berarti ia broker gelap sehingga yang dijual juga barang gelap," ungkapnya.
Di tengah massifnya pembangunan rumah, menurut Oesman Sapta, kehadiran broker dibutuhkan masyarakat. "Jadi peluang broker sangat tinggi," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.