Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Pahlawan, Ahmad Basarah Dorong Generasi Milenial Jadi Generasi Emas

Sekitar 25 tahun dari sekarang, generasi yang sekarang terlihat muda inilah yang akan menjadi pemimpin dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

Editor: Content Writer
zoom-in Hari Pahlawan, Ahmad Basarah Dorong Generasi Milenial Jadi Generasi Emas
Humas MPR RI
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mendorong ‘’Generasi milenial’’ dan ‘’Generasi Z’’ yang kini tumbuh di alam kemerdekaan agar menjadi generasi emas sebagai persiapan menyambut tahun emas kemerdekaan Indonesia 2045. Dalam perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045 itu, generasi inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa yang harus mewarisi ruh dan spirit perjuangan para syuhada bangsa.

‘’Sekitar 25 tahun dari sekarang, generasi yang sekarang terlihat muda inilah yang akan menjadi pemimpin dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Mereka harus tetap mewarisi ruh dan spirit para pahlawan bangsa yang menghendaki martabat bangsa sejajar dengan bangsa-bangsa dunia,’’ tegas Ahmad Basarah dalam Webinar dan talkshow berjudul "Patriotisme Pemuda Berintegritas Menuju Generasi Emas" yang diadakan oleh Hima Prodi Ppkn Universitas Sebelas Maret Solo, Selasa (10/11/2020).

Dalam Webinar yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Pahlawan itu, Ahmad Basarah menjelaskan bahwa bersikap bijak menghadapi teknologi komunikasi yang sekarang banyak digenggam oleh generasi milenial dan generasi Z adalah salah satu cara positif mempersiapkan diri menjadi generasi emas 2045 nanti. Tanpa sikap bijak menghadapi teknologi yang terus berkembang dan diproduksi oleh luar negeri, katanya, generasi muda saat ini akan berada di jurang kehancuran.

’’Tujuan kemerdekaan yang diperjuangan para pahlawan bangsa adalah terwujudnya bangsa Indonesia yang mandiri, berdikari, dan terbebas dari semua ketergantungan. Jika generasi muda saat ini terus bergantung pada teknologi asing, atau minimal tidak mengisi teknologi yang mereka pegang sekarang dengan ruh patriotisme dan nasionalisme, bangsa Indonesia ke depan sangat mungkin tenggelam di tengah bangsa-bangsa asing,’’ tandas Ahmad Basarah.

Untuk itu, Ketua DPP PDI Perjuangan ini berpesan agar teknologi komunikasi yang luar biasa canggih di tangan generasi muda secara positif. ‘’Jika Anda semua menggunakannya secara positif, maka ruh perjuangan yang pernah dititipkan oleh para pahlawan bangsa mendapatkan tempat di hati generasi muda saat ini,’’ tegas Ketua DPP PDI Perjuangan itu sambil mengutip kalimat Bung Karno yang akan mengguncangkan dunia dengan 10 pemuda.

Dalam penjelasannya, Ahmad Basarah juga mengajak generasi milenial mengisi kemerdekaan dengan berlomba-lomba membuat inovasi teknologi di tengah pasar bebas dunia yang terus menggurita. Ia berharap minimal di tahun emas kemerdekaan Indonesia 2045, bangsa Indonesia sudah mandiri dan tidak lagi bergantung pada teknologi asing.

‘’Di era globalisasi ini penjajahan akan tetap ada namun dalam bentuk lain dan tak terlihat, misalnya dalam bentuk kapitalisme, liberalisme, juga pasar bebas, yang semuanya mengancam kemandirian bangsa dan ideologi Pancasila. Jika tantangan ini tidak kita hadapi dengan inovasi di segala bidang, bangsa kita akan kembali terjajah dalam bentuk lain,’’ demikian Ahmad Basarah mengingatkan.

Berita Rekomendasi

Selain Ahmad Basarah, tampil dalam Webinar yang diikuti 300 lebih peserta virtual dari seluruh Indonesia itu antara lain Guru Besar Filsafat UGM Yogyakarta, Prof. Dr. Armaidy Armawi, M. Si., Dosen Program Studi PPKn UNS, Dr. Triana Rejekiningsih, serta Sulistyo, plh Lepala Badan Kesbangpol Pemda Jateng yang menggantikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang berhalangan hadir dalam Webinar itu.

Menurut Prof Amaidy, generasi muda harus menjaga citizenship untuk mengisi kemerdekaan dengan baik. Cara menjadi ‘’citizen’’ yang baik, kata dosen filsafat UGM ini, adalah dengan meresapi kata ‘’kami’’ yang digunakan dalam sumpah pemuda 1928 dan teks proklamasi 1945. ‘’Dengan kata 'kami’, itu berarti kita semua sama, tak ada mayoritas dan minoritas, tak ada kesukuan, tak ada golongan. Kita semua adalah bangsa Indonsia yang harus maju,’’ tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas