Segera Atasi Dampak Bencana Alam di Sejumlah Daerah
Kita tentu saja prihatin dengan terjadinya sejumlah bencana alam yang terjadi beberapa pekan terakhir di Tanah Air
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat meminta semua pihak untuk fokus mengatasi dampak langsung bencana yang dialami masyarakat di sejumlah daerah di Tanah Air.
"Kita tentu saja prihatin dengan terjadinya sejumlah bencana alam yang terjadi beberapa pekan terakhir di Tanah Air. Duka mendalam saya sampaikan kepada saudara-saudara kita yang terdampak bencana," kata Lestari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/1).
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, di tengah kondisi menghadapi bencana gempa bumi seperti yang menimpa Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, tanah longsor antara lain di Tasikmalaya, Sumedang dan Cianjur, Jawa Barat serta banjir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan banjir bandang di kawasan puncak Bogor, Jawa Barat, masyarakat harus mengedepankan semangat untuk saling membantu dan bersatu.
Aliran bantuan bagi para korban bencana alam, tegas Rerie, harus bersama-sama dipastikan kelancarannya, agar bisa menyelamatkan para korban bencana dari ancaman kelaparan dan penyakit.
Tentu saja, tambah anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, penanganan korban bencana di masa pandemi ini, termasuk manajemen pengelolaan bantuan, harus benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Posko-posko pengungsian, tegas Rerie, harus benar-benar diatur, agar tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Rerie menegaskan, jangan saling menyalahkan terkait bencana yang kita alami saat ini.
Saat ini, dia meminta, semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, karena kondisi cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung beberapa pekan mendatang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021. Ada 94 persen wilayah Indonesia yang memasuki musim hujan.
Selain itu, berdasarkan penelitian geologi Indonesia memiliki 500 gunung berapi, 127 di antaranya masih aktif. Potensi bencana gempa bumi juga tinggi karena Indonesia memiliki 295 patahan yang sebagian besar ada di Indonesia bagian tengah dan timur.
Menurut dia, saat ini waktunya bersama-sama memperbaiki berbagai langkah yang dinilai tidak tepat di masa lalu, agar kita mengalami kondisi yang lebih baik di masa datang.