Terima Dharma Mangkuluhur Tommy Soeharto, Bamsoet Ingatkan Tantangan Generasi Milenial
Melainkan juga memiliki tantangan tak mudah yang harus dijawab kalangan muda. Salah satunya terkait tingginya tingkat pengangguran.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan kaum muda sebagai tulang punggung menuju Indonesia Emas 2045, merupakan sebuah keniscayaan. Sebagaimana digambarkan dalam paparan terbaru hasil Sensus Penduduk (SP) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa.
"Sebanyak 27,94 persen atau sebesar 75,5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012, yang kini berusia 8-23 tahun. Milenial kelahiran 1981-1996 yang kini berusia sekitar 24-39 tahun mencapai 25,87 persen atau sekitar 69,9 juta jiwa. Jika di total, jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai 53,81 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 145,4 juta jiwa. Menunjukan Indonesia sudah menikmati bonus demografi, dimana penduduk usia produktif lebih besar dari usia non-produktif," ujar Bamsoet usai menerima putra Tommy Soeharto, Dharma Mangkuluhur, yang juga pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) periode 2021-2024 dan bersiap maju menjadi calon Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada Kongres mendatang, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Rabu (27/1/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini mengingatkan, bonus demografi tersebut bukan hanya mendatangkan peluang. Melainkan juga memiliki tantangan tak mudah yang harus dijawab kalangan muda. Salah satunya terkait tingginya tingkat pengangguran.
"BPS mencatat, per Agustus 2020, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menganggur mencapai 9,77 juta—meningkat 38,58 persen dibandingkan Agustus 2019. Selain karena faktor pandemi Covid-19, banyak faktor lain yang juga menyebabkan kaum muda tidak memiliki pekerjaan. Misalnya karena tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki skill, hingga ketiadaan lapangan pekerjaan," tandas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia ini juga menyoroti salah satu riset Kementerian Kesehatan yang menemukan tingginya penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung iskemik, diabetes, dan sirosis hati, di kelompok usia muda. Tingginya PTM tersebut bisa menyebabkan hilangnya produktivitas penduduk usia kerja. Sehingga sangat mengancam pencapaian bonus demografi. Penyebabnya, tak lain karena pola hidup kurang sehat.
"Menunjukan tantangan yang dihadapi pemuda sangat banyak, tidak semudah yang dikira. Dari mulai peningkatan skill, kompetensi, hingga menjaga kesehatan, sebagai penunjang produktivitas. Disinilah peran penting organisasi kepemudaan yang tak hanya menjadi wadah pemersatu. Tetapi juga menjadi problem solver atas berbagai permasalahan yang dihadapi kaum muda," pungkas Bamsoet.