Siti Fauziah Ajak Mahasiswa Kuatkan Peran MPR Sebagai Rumah Kebangsaan dan Pengawal Pancasila
MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan memiliki makna bahwa semua yang hadir merupakan sahabat kebangsaan. Sahabat itu memiliki arti yang lebih mendalam.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Sarasehan Kehumasan MPR yang bertajuk Menyapa Sahabat Kebangsaan yang dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) merupakan aktivitas untuk menyapa civitas akademika.
MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan memiliki makna bahwa semua yang hadir merupakan sahabat kebangsaan. Sahabat itu memiliki arti yang lebih mendalam daripada teman.
Hal demikian dikatakan Plt. Deputi Administrasi Setjen MPR Siti Fauziah dihadapan mahasiswa dari berbagai jurusan dan dosen UIN Maliki di Auditorium Fakultas Humaniora dan Budaya, Gedung KH. Oesman Mansoer, UIN Maliki, Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (8/7/2022).
Hadir dalam acara itu Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Budi Muliawan; Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dr. Marno, M.Ag; dan Kasubag Humas, Dokumentasi, dan Publikasi Fathul Ulum SPdI.
Kegiatan itu dikatakan oleh perempuan yang akrab dipanggil Bu Titi itu merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
“Alhamduliilah di Tahun 2022 Sarasehan Kehumasan sudah terlaksana sebanyak 4 kali,” ujarnya. Disebut sebelum di UIN Maliki, acara itu telah diadakan di Universitas Negeri Semarang, Universitas Djuanda Bogor, dan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Perempuan asal Kota Bandung, Jawa Barat, itu berharap semua yang hadir pada hari ini menjadi sahabat kebangsaan dari MPR.
Dengan mengenal lebih dekat MPR, lebih mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan wewenang lembaga MPR, maka semua sahabat kebangsaan yang ada akan berjalan beriringan dengan MPR untuk mengukuhkan peran MPR sebagai Rumah Kebangsaan Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat.
Tema dalam sarasehan di UIN Maliki ialah Peran Mahasiswa dalam Mengisi Kemerdekaan. Tema yang demikian diangkat sebab para mahasiswa memiliki peran dalam konteks pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Siti Fauziah menegaskan, Setjen MPR hadir di kampus bukan untuk menggurui namun untuk me-refresh memori kebangsaan bahwa dari zaman sebelum kemerdekaan Indonesia para pemuda dan mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Dipaparkan di hadapan para mahasiswa yang menggunakan jaket almamater biru itu, tahun 1928, para pemuda berkumpul untuk mengikrarkan apa yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda, tahun 1945 para pemuda juga mendorong agar kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, kemudian setelah kemerdekaan sejarah mencatat bagaimana peran mahasiswa pada tahun 1965 serta reformasi tahun 1998.
Lebih lanjut disampaikan, tantangan pemuda dan mahasiswa dari setiap generasi berbeda. “Kita mengenal adanya generasi baby boomer, generasi X, generasi millennial, generasi Z serta yang terbaru adanya generasi Alpha,” ungkapnya.
Masing-masing generasi tentu memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda, perkembangan teknologi sedikit banyak mempengaruhi hal tersebut. Kalau dahulu jaman generasi baby boomers mahasiswa belum ada teknologi digital seperti hari ini, sedangan generasi alpha yang baru lahir, dari usia dini sudah terbiasa dengan teknologi digital.
“Menarik tentunya untuk dibahas, para mahasiswa saat ini yang masuk dalam kategori generasi Z berperan mengisi kemerdekaan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia," ujarnya.
Undang Mahasiswa Ke MPR
Dalam kesempatan itu Siti Fauziah juga mengundang mahasiswa dan dosen untuk datang ke Komplek Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
“Kami menyambut baik apabila ada dosen dan mahasiswa yang ingin berkunjung ke MPR datang dan melihat langsung Gedung MPR,” tuturnya. Prosedur yang ditempuh dikatakan dengan berkirim surat dan nanti akan diagendakan penerimaannya oleh Biro Humas dan Sistem Informasi MPR.
Di MPR, menurut Siti Fauziah, mahasiswa dan dosen tak hanya bisa melihat dari dekat gedung wakil rakyat yang penuh sejarah itu namun juga menikmati berbagai fasilitas yang ada. MPR diungkapkan memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap.
“Apablia sudah berkunjung ke MPR bisa sekalian melihat koleksi perpustakaan, siapa tau dibutuhkan bagi mahasiswa dan dosen,” ujarnya.
“Kalau ada hasil skripsi, tesis atau desertasi mahasiswa yang ingin disumbangkan ke Perpustakaan MPR kami juga sangat terbuka menerima hal tersebut,” tambahnya.
Perpustakaan MPR dikatakan mengikuti perkembangan kemajuan teknologi informasi. Perpustakan yang ada sudah melakukan digitalisasi layanan melalui aplikasi Buku Digital MPR RI.
“Silahkan di-download di Google Play Store buku digital MPR,” ungkapnya. Di aplikasi itu tersedia majalah Majelis MPR, jurnal, hasil kajian, dan banyak produk-produk MPR lainnya.
“Sampai dengan hari ini tersedia di platform Android, mudah-mudahan ke depan bisa juga di-download di platform IOS,” ungkapnya. (*)