Jamaah Didampingi Dokter Bedah
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun mengirim khusus dokter spesialis bedah pada jamaah calon haji.
Editor: Anita K Wardhani
Pemerintah melalui PPIH memperhitungkan, jamaah sangat memerlukan penanganan dokter bedah mendampingi selama ibadah haji. Kedatangan dokter bedah dimaksudkan untuk mengantisipasi jamaah jika mengalami luka bakar juga kecelakaan kecil yang memerlukan dokter bedah.
Wakil Ketua Bidang Kesehatan PPIH, Chairul Nasution di kantor Konjen Jeddah menjelaskan, ini didasarkan pada pengalaman musim haji sebelumnya. Banyak jamaah mengalami luka luar dan kecelakaan kecil. Pertimbangannya, jika sudah ada dokter bedah, jamaah tidak perlu dibawa ke Rumah Sakit jika bisa ditangani dokter bedah yang ditempatkan di Daker.
Namun, bila tidak bisa tertangani maka Balai Pengobatan Haji Indonesia di Jeddah, Madinah dan Mekkah siap melayani pasien. "Dan bila memang kondisi sangat parah, maka terpaksa kami rujuk ke RS Arab Saudi, King Fath atau RS di Aziziyah," kata Chairul.
Sementara, anggota Pengawas Pelaksana Ibadah Hajki dari DPD RI Roswita Damayanti meminta kepada PPIH bidang kesehatan agar para jamaah jangan sampai dirujuk dan dimasukkan ke RS setempat. Ia berharap PPIH bisa semaksimal mungkin menyembuhkan jamaah haji yang sakit.
Mengingat, banyak keluhan datang ke pihaknya soal pelayanan kesehatan haji.
"Banyak laporan kalau jamaah haji sampai masuk RS di Arab Saudi mereka sangat tidak nyaman dan justru sembuhnya lama, mungkin ini masalah psikologis juga," kata Roswita.
Menanggapi hal ini Chairul Radjab menyerahkan sepenuhnya pada kondisi jamaah di lapangan. "Kami akan maksimal, namun bila kondisi jamaah yang sakit sangat parah, RS rujukan di Arab Saudi akan menjadi pilihan terakhir," ujarnya