Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Forwarding Agent dan Pemilik Barang juga Rugi

Pembatalan penerbangan ke luar negeri tidak hanya merugikan penumpang, tapi juga forwarding agent dan pemilik barang.

Penulis: M. Ismunadi
Editor: Juang Naibaho
zoom-in Forwarding Agent dan Pemilik Barang juga Rugi
TRIBUNNEWS.COM/ISMUNADI
Antrian refund tiket Lion Air di Terminal 1A, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (5/11/2010). 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Ismunadi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembatalan penerbangan ke luar negeri tidak hanya berimbas terhadap penumpang. Kerugian juga dialami forwarding agent dan pemilik barang yang beraktifitas di Gudang Kargo, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah setelah sejumlah maskapai asing dan dalam negeri membatalkan rute penerbangan ke luar negeri pada Sabtu (6/11).

"Dinihari tadi saya terpaksa memulangkan satu ton dan 200 kg ikan tenggiri ke Ujung Pandang. Karena ikan itu sudah tidak memungkinkan untuk dikirim ke Singapura. Daripada sampai Singapura, ikan-ikan itu bakal dibakar, lebih baik saya kirim pulang biar pemiliknya juga bisa melihat kondisi ikan tersebut," ungkap Kodir, salah satu Forwading Agent, kepada Tribunnews.com, Minggu (7/11/2010).

"Anda bisa bayangkan berapa kerugian yang dialami pemilik barang karena gagal kirim. Itu baru untuk barang seperti Ikan Tenggiri, belum lagi barang-barang mahal lainnya yang mau dikirim lewat kargo, seperti sarang burung walet atau kayu gaharu. Karena pembatalan penerbangan kemarin, kerugiannya mencapai miliaran lah," lanjutnya.

Kodir mengatakan, pihaknya juga turut mengalami kerugian karena kegagalan pengiriman barang. Dia mencontohkan kerugian yang baru dialaminya karena harus memulangkan ikan tenggiri yang sekira dikirim ke Singapura. Kodir mengaku menanggung biaya pengiriman pulang ikan tenggiri tersebut ke Ujung Pandang.

Dalam proses pengiriman barang ke luar negeri, Kodir menjelaskan forwarding agent terikat kontrak dengan pemilik barang. Sering kali, karena memikirkan kondisi barang, pemilik barang tidak mempermasalahkan biaya pengiriman. Terutama untuk barang yang mudah rusak.

"Prinsipnya barang bisa sampai dalam keadaan masih fresh. Dengan begitu harga jualnya masih tinggi. Kalau sudah rusak, tentu nilai jualnya turun dan pengirim barang pun rugi," tegas Kodir.(*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas